Langkah Alfan Prasetya diiringi oleh suara gemerincing lonceng yang terdapat di atas pintu kaca yang dilewatinya.
Wajah tampannya seketika menjadi lebih cerah saat matanya menemukan sosok yang telah Alfan beri begitu banyak perasaan yang tidak pernah ia berikan kepada siapapun sebelumnya. Bibirnya tersenyum saat sosok itu mengucapkan ‘selamat datang’ yang tidak terselesaikan begitu menyadari keberadaannya.
“Alfan!”
Seruan itu membuat senyuman di wajah Alfan semakin melebar. Kedua mata hitamnya mengikuti setiap gerakan dari sosok yang berseru tadi dan itu terasa menakjubkan saat Alfan merasakan bahwa ia memiliki seluruh dunia di genggaman tangannya saat matanya menemukan sebuah senyuman di wajah sosok yang itu yang mana hanya akan ditunjukkan untuknya.
“Alfan nggak bilang mau datang.” Bagas berkata setengah bertanya setengah protes.
Hal itu tentu saja membuat senyuman pada wajah Alfan tidak pernah pudar. Tangan kanannya terangkat dan menangkup lalu mengusap pipi gempal milik Bagas. Pipi yang terlihat tidak pernah berubah sebanyak apapun Alfan melihat dan menyentuhnya.
“Alfan mau cari bunga.” Jawabnya. Matanya memerhatikan bagaimana Bagas mendekat pada sentuhannya.
“Ada istri dari salah satu investor di perusahaan yang ulang tahun. Acaranya malam ini.”
Bagas mengangguk dan Alfan masih tersenyum. Sepertinya semua hal yang Bagas lakukan, otomatis akan menimbulkan senyuman pada wajah Alfan. Ia menyadari bahwa hal itu sudah terjadi bahkan sejak awal mereka bersama.
“Bagas bisa bantu Alfan?”
Saat Bagas mengangguk lagi, Alfan yakin bahwa ia sudah tersenyum dari telinga ke telinga. Ia menurut saja saat Bagas menuntunnya ke dalam.
Mon Soleil adalah toko bunga milik Bagas yang telah dibuka sejak beberapa bulan yang lalu. Toko bunga yang memiliki dua pegawai itu memang cukup ramai walaupun tergolong toko bunga baru dan tidak terlalu besar. Namun Bagas dan pegawai-pegawainya mampu untuk menarik perhatian orang-orang dengan penataan, dekorasi maupun atmostif dan yang paling terpenting adalah pelayanan mereka.
Sebenarnya Alfan tidak terlalu menyukai bau manis yang tercium setiap kali ia datang ke tempat itu. Ia hanya tidak tahan saat hidungnya disuguhi begitu banyak aroma menyerbak yang sangat wangi. Namun itu semua menjadi tidak berarti sama sekali saat Bagas berada di hadapannya, seperti sekarang ini.
Alfan memerhatikan bagaimana Bagas menata bunga-bunga lilac itu menjadi sebuah buket bunga dan menggunakan kertas berwarna golden rose yang sangat cantik. Ia mengakui bahwa selera Bagas memang tidak buruk. Buket bunga itu akan sangat cocok untuk istri dari salah satu investor di perusahaannya. Wanita yang selalu mengingatkan Alfan pada Ibunya sendiri itu adalah sosok yang hangat jadi ia berharap bahwa sosok itu mau menerima hadiah kecilnya.
“Alfan mungkin nggak ikut makan malam di apartment.”
Di seberang meja, Bagas mengangguk dalam senyuman. Alfan memerhatikan sosok itu yang telah selesai menata buket bunganya. Lalu ia meminta Bagas untuk mengambilkan beberapa tangkai bunga gardenia untuknya. Alfan diam saja saat sosok itu menatapnya dengan bingung namun melakukan apa yang ia minta. “Atau Bagas mau ikut ke pesta?” Tawarnya.
Bagas menggeleng untuk pertanyaannya. “Nanti beberapa stok bunga datang jadi Bagas mau bantu Bian sama Olla.”
Alfan mengerti. Bagas telah menyelesaikan apa yang ia minta. Sosok itu melakukan semuanya dengan rapi dan cekatan. Untuk beberapa poin, Alfan merasa bangga dan senang. Sepertinya rasa suka Bagas terhadap bunga memang tidak main-main. Itu adalah sesuatu yang bagus saat Bagas bisa menemukan hal lain yang disukainya.
Well, asal perasaan itu tidak melebihi apa yang telah Alfan dapatkan.
Alfan memegang buket bunga lilac di tangan kirinya sedangkan beberapa tangkai bunga gardenia yang hanya dilapisi buket plastik transparent berada di tangan kanannya, walaupun sempat terjadi argument saat Bagas keras kepala bahwa Alfan tidak perlu membayar untuk bunga-bunga itu namun akhirnya sosok itu mengalah dan mengambil black card milik Alfan.
Iner milik Alfan menginginkan keberadaannya di tempat itu menjadi sedikit lebih lama karena ketidak relaan akan berpisah dengan Bagas. Pun jika mengikuti egonya, Alfan ingin sekali meraup Bagas dan membawa ke pelukannya. Tapi ia sudah diburu waktu. Tangan kanannya terulur kepada Bagas dan mendapati ekspresi terkejut pada wajah itu.
“Ini buat Bagas.”
Bagas berkedip dua kali sebelum menerima bunga-bunga gardenia yang tadi ditata dan disusun olehnya sendiri. Alfan bisa melihat sosok itu tersenyum menatap bunga-bunga berwarna putih itu. Lalu saat Bagas kembali menatapnya, ia bisa melihat kebahagiaan terpancar dari kedua mata itu.
Alfan merasa bahwa ia tidak bisa berhenti tersenyum saat Bagas berada di hadapannya. Ia berkata ‘I love you’ saat sosok itu mengucapkan terimakasih dan menimbulkan rona kemerahan pada pipi gempal itu. Pemandangan itu sungguh sangat bernilai.
Alfan berpamitan dan melangkah keluar bngunan itu sambil menikmati perasaan yang seperti disiram oleh ribuan bunga warna-warni. Walaupun mungkin ini terkesan kekanakkan untuk merasakan hal seperti ini di usianya sekarang tapi Alfan tidak mengelak tentang perasaan-perasaan yang Bagas berikan padanya. Itu adalah hal yang sangat berharga.
Ia meyakini bahwa Bagas tentu saja mengetahui tentang bunga yang Alfan pilih dan berikan. Pun orang awam seperti Alfan, sedikit banyak mengetahui beberapa makna tentang bunga tertentu. Ini hanya terasa menyenangkan saat memberikan bunga kepada orang yang berharga dalam hidupmu.
Alfan hanya akan menyimpannya sendiri akan kebahagiaan yang ia rasakan saat pertama kali menemukan nama toko bunga milik Bagas. Nama yang akhirnya Bagas pilih setelah beberapa hari mencari dan meminta saran kepada orang-orang di sekitarnya, termasuk Alfan. Sosok itu menginginkan nama yang unik namun juga terkesan soft and warm untuk toko bunganya.
Dan nama Mon Soleil adalah satu-satunya nama yang terlintas dalam pikiran Alfan saat itu.
.
Note; Hi, fellas. It's been awhile. How are you doing? I miss you so so much. Maafkan aku telah sunyi beberapa hari belakangan. Like I said before, summer is over jadi harus kembali ke rutinitas biasa. Aku harap kalian dalam keadaan baik dan bahagia. Dan terimakasih juga yang sudah menanyakan keadaanku lewat DM, means a lot.
P. S. Bian dan Olla itu bukan karakter baru. Kalian bisa menemukan mereka di Lullaby.
P. S. S. Mon Soleil means ‘my sunshine’ in English.

KAMU SEDANG MEMBACA
S T O R I E S
Short StoryDon't you mind to come by? I have cups of coffee, some bites of so-sweet cookies and your favorite couple(s) that waiting for you to be read. Please take a sit and enjoy! S T O R I E S ? sllymcknn