抖阴社区

25. [Reno-Lyro - When Love Abounds]

1.4K 222 52
                                        

Reno membereskan barang-barangnya. Ini sudah cukup sore untuk tetap berada di sekolah.

Sekolah tempatnya mengajar memang termasuk salah satu sekolah elit bertaraf internasional. Reno merasa cukup bangga untuk mengajar di tempat itu. Namun terkadang, bahkan di tempat seperti itupun, Reno masih mendapati beberapa hal yang menurutnya tidak pantas untuk berada di sana.

Salah satunya adalah pembulian.

Dan entah kebetulan atau apa, Reno mendapati si korban pembulian tengah berdiri di kodidor sekolah dan menatap langit. Ia ikut menatap langit. Langit yang sekarang berwarna kelabu dan menurunkan hujan.

Reno berhenti tepat di samping bocah bernama Lyro tersebut.

Butuh waktu lima detik bagi anak itu untuk menyadari kehadirannya. Reno menatap sosok mungil itu secara keseluruhan, ia bahkan harus menunduk untuk melakukan itu.

Wajah terkejut yang diberikan Lyro padanya hanya mengingatkan Reno akan kejadian dimana anak itu berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Ia hampir lupa bahwa ia harus menghubungi keluarga bocah itu untuk memberitahu perihal masalah yang dialami Lyro.

Bocah itu memang memintanya untuk tidak memberitahu keluarganya tapi Reno jelas tidak bisa melakukan itu. Ia merasa bahwa keluarga Lyro harus mengetahuinya di samping apapun resiko yang akan Reno tanggung.

"Ngapain jam segini masih di sini?"

Pertanyaannya 'tak kunjung terjawab, Reno menunggu sembari memperhatikan wajah putih mulus milik Lyro. Sekelebat bayangan atas bagaimana rupa wajah bocah itu ketika menatapnya dari jarak dekat hanya terlintas pada otaknya dan itu membuatnya tersentak.

"Nunggu jemputan, Pak." Cicit Lyro. "Tapi ternyata nggak ada yang bisa jemput. Pas mau pulang malah hujan." Sambungnya

Reno mengerti sekarang.

Lyro adalah tipe anak manja yang pasti dilimpahi oleh kasih sayang oleh keluarganya, terutama sang Om. Sudah pasti keluarganya tidak akan membiarkan bocah itu untuk pergi-pulang sekolah sendirian saja.

"Jadi mau pulang sendirian?"

Reno mendapati sosok Lyro mengangguk dengan wajah ragu. Ia tahu bahwa bocah itu seperti tidak yakin akan tindakannya. Itu wajar, sepertinya bocah itu memang tidak terbiasa berada dalam keadaan seperti ini.

"Rumah kamu dimana? Biar Bapak yang antar." Tawarnya, begitu saja. Reno hampir mengernyit saat Lyro memasang wajah bingung lalu disusul oleh tampang sumringah pada detik berikutnya. Ekspresi itu benar-benar seperti anak anjing yang pernah Reno lihat di rumah sepupunya. Begitu menggemaskan.

"Tapi cuma pake motor, sih."

Reno bukan seorang yang berasal dari keluarga berada. Tapi kedua kakaknya selalu berusaha untuk memberikan apapun kebutuhannya maka dari itu, begitu ia mempunyai pekerjaan; Reno hanya harus memanfaatkan apa yang ia punya dengan sebaik-baiknya dan ia merasa bersyukur untuk itu.

Tapi di antara hujan yang mulai mereda dan udara dingin yang mulai menusuk tulang, Reno seperti merasakan rasa hangat pada hatinya saat matanya mendapati wajah tersenyum milik Lyro.

Itu hanya seperti terasa sangat tulus dan Reno menyukainya. Dan perasaan itu bukanlah apa-apa dibandingkan ketika sosok itu masih dengan wajah tersenyum miliknya dan berkata;

"Thank you, Sir."

.

Note; "I fvcking hate you."

S T O R I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang