.?????? ???'? ???? ?? ?????.
...
Anindira Rayline, Adalah gadis baik, dan pendiam. Tapi sayangnya tidak mempunyai seorang teman, sekali punya teman, ia justru hanya di manfaatkan saja oleh temannya itu, contohnya saat ia di aja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~•~
***
Saat saat tidak bersama Anin seperti ini, Juan lebih memilih berkumpul bersama ketiga sahabatnya di rumah Alex, jika malas keluar rumah, mereka akan stay di dalam kamar cowok blasteran kanada tersebut.
Kenapa harus di kamar Alex, karena mereka senang menghabiskan waktu dengan cara, bermain game, seperti PlayStation, kartu remi, dan malah kadang mereka bermain ular tangga atau monopoli.
Ya. Bisa di bilang seperti anak bocah yang suka bermain seperti itu, namun mereka berpikir. Lebih baik bermain anak kecil dari pada keluyuran setiap hari dengan melakukan yang tidak baik.
Mereka memang belum sepenuhnya meninggalkan dunia malam, seperti diskotik atau pun minuman beralkohol.
Namun perlahan ketiga ingin seperti Juan yang berubah tidak minum lagi, sedikit demi sedikit. Mereka juga mengurangi hal buruk yang bersangkutan dengan wanita malam.
Bimo dan Vino sedang asyik bermain PlayStation, Alex yang hanya bermain ponsel, menoleh ketika pintu kamarnya terbuka.
"Dari mana?" menaruh ponselnya ke dalam saku, Alex memperhatikan gerak gerik sahabatnya yang tak lain adalah Juan.
"Galeri," jawab Juan singkat seraya duduk di samping Alex, matanya sudah fokus melihat Bimo dan Vino bermain sepakbola.
"Lo jadi bawa lukisan Anin ke galeri itu?" Juan mengangguk tanpa mengalihkan matanya.
"Terus? Anin sudah tau belum?"
"Sudah, tadi gue lihat dia datang sama Puput." Alex tersenyum simpul.
"Sekarang lo mau gimana? Apa belum ada tanda-tanda dia maafin lo?" Juan menyugar rambutnya.
Mengambil minuman kaleng di atas meja, di bukanya lalu meneguk pelan. "Belum," Alex mendengus pelan, sahabatnya ini seperti pasrah tak ingin berbuat sesuatu yang bisa membuat Anin luluh.
Walaupun dia akui apa yang Juan lakukan, tentang lukisan itu. Bisa salah satu cara meluluhkan hati Anin.
Namun sayangnya, Anin masih sulit di taklukkan. "Yang lebih giat dong, masa sudah nyerah."
"Gue bukannya nyerah! Tapi gue bingung. Apa yang harus gue lakuin lagi ke dia! Gue udah tiap hari ngirim chat, tiap menit malah. Tapi nggak di bales, di telepon nggak juga di angkat! Gue sempatin pulang kerja, datang kerumah Puput. Nggak ada dia niat nemuin gue, " jawab Juan mengebu dan sangat frustasi.
"Pada kenapa sih? Berisik aja!" saut Vino yang merasa terganggu dengan obrolan Juan dan Alex.
Keduanya sangat ribut, yang membuatnya tak bisa konsen bermain bersama Bimo.
Vino mendengus saat Bimo mencoba meledeknya, bola milik Bimo sudah masuk beberapa kali sedangkan dirinya baru masuk dua kali.
"Santai bro, baperan lo." bisik Alex lalu beranjak keluar dari kamar.