抖阴社区

Truth or Dare || 72.

1.3K 146 6
                                        

Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai.. Apa kabar, yang nunggu cerita ini up seperti biasa, tinggalkan jejak ya. Thank you❤🌹

***

Happy Reading

~•~

Disaat orang lain memilih merebahkan tubuhnya diatas kasur, menyamakan dan mengistirahatkan anggota tubuhnya setelah satu hari bekerja.

Lain dengan pria sekitaran umur empat puluh tahunan, ia duduk di salah satu kursi dengan ruangan gelap, hanya sinar lampu masuk menembus gorden.

Kepalanya menunduk, sesekali hembusan napas keluar dari mulutnya.

Keadaan di ruangan itu pun sunyi sepi, hanya suara detak jam dinding yang menemani pria tersebut.

Tak berselang lama, pintu ruangan itu di ketuk sekali, lalu terbuka, sinar lampu langsung masuk, pria itu menoleh melihat siapa gerangan yang datang, namun karena silau hanya sebuah siluet seseorang berdiri tegak menghadapnya.

Orang itu melangkah maju, mendekati sisi dinding dan seketika ruangan tersebut terang benderang, usai orang itu menyalakan lampunya.

Orang itu adalah Adelia, ia menatap sendu kearah suaminya, Darius terlihat kacau, rambut berantakan dengan lingkaran mata menghitam.

Darius membalas tatapan sang istri, pandangan Darius lurus ke manik Adelia. "Mas, kamu istirahat ya? Nanti kamu bisa sakit," ajak istrinya begitu lembut.

"Aku harus bagaimana? Mama marah, dan aku memang salah." ujarnya dengan suara serak.

"Mama sangat kecewa, aku memang nggak bisa membanggakan mereka," lanjutnya, tak lama Darius menunduk suara isak tangis terdengar.

Darius benar-benar frustasi dan menyesal, HA'grup tidak bisa di selamatkan, kerugiannya sangat besar, sagala upaya sudah pria itu lakukan, namun nyatanya mereka tidak mau lagi bekerja sama dengan perusahaannya.

Beberapa hari yang lalu, kemerahan Mamanya, Bu Heni. Begitu membuatnya terpuruk, rasa bersalah dan menyesal pun di rasakannya.

.
.
.
.
.

Brak!

"Ini yang kamu maksud ingin menjadi seorang pemimpin?!" sentak Bu Heni sembari melempar kasar beberapa map didepan Darius.

"Pemimpin mana yang malah menghancurkan perusahaannya!!" Bu Heni menatap putranya tajam, wajahnya memerah.

"Ma. Dengerin dulu penjelasanku,"

"Penjelasan apa lagi? Mau kamu jelasin seperti apa pun, perusahaan kita bangkrut. HANCUR!!"

"Kamu seharusnya masih banyak belajar. Tapi kamu terlalu sombong. Darius! Sampai nggak pernah mau mendengarkan pendapat orang lain, kamu merasa sudah paling jago, tapi nyatanya kamu bodoh!" maki Bu Heni kepada putranya, Darius tak bisa berkutik ia hanya bisa diam menunduk.

Truth Or Dare (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang