抖阴社区

Extra Part II.

2.5K 108 1
                                        


° Happy Reading °

Kehidupan manusia tidak mungkin hanya lurus-lurus saja, pasti ada masa di mana akan ada cobaan dalam berumah tangga.

Begitu pun Juan dan Anin, mereka masih sering ribut hanya karena masalah kecil, namun keduanya bisa mengatasi masalah tersebut dengan kepala dingin dan kuncinya adalah komunikasi.

Jika salah satu dari mereka tidak mau di salahkan maka ada yang harus mengalah, selama ini Anin lah yang sering mengalah, sebab ia tak mau masalah yang mereka sedang ributkan akan membuat mereka bertengkar hebat.

Contohnya hari ini, keduanya sedang ribut karena Juan tengah cemburu kepada Anin.

"Pokoknya kamu nggak boleh pergi!" putus Juan tanpa mau memandang wajah Anin.

"Nggak bisa Kak, aku harus pergi. Aku udah janji sama dia nggak enak kalau main batal gitu aja." jawab Anin.

Mendengar jawaban yang tidak menyenangkan dari Anin, Juan pun menoleh menatap istrinya dengan intens. "Jadi. Kamu sekarang nggak nurut sama suami? Kamu lebih nurut sama dia!" Anin menghela napas panjang.

Ia maju selangkah, berdiri lebih dekat di depan Juan. "Mana pernah sih. Aku selama ini nggak nurut sama Kak Juan, aku mana mungkin berani ngelawan perintah suami aku." ujar Anin lembut.

"Aku ketemu dia cuma sebentar Kak."

"Nggak mungkin!" potong Juan cepat. "Dia bakal cari bahan obrolan yang bikin kamu nggak bisa pulang, aku tau dia suka sama kamu, Anin!" bukannya takut Juan tengah marah-marah Anin justru tersenyum.

Wanita itu mengalungkan kedua tangannya di leher Juan, yang membuat cowok itu sedikit membungkuk. "Yang ngenalin aku sama dia siapa? Kak Juan kan. Jadi bukan salah aku kalau dia punya rasa sama aku," jeda sejenak Anin memperhatikan wajah tampan suaminya.

"Kalau pun dia punya rasa sama aku, aku nggak peduli. Karena hati aku dan semua yang ada di diri aku. Punya kamu Kak, aku cintanya sama kamu. Aku sayangnya juga sama kamu, jadi kamu nggak perlu khawatir,"

"Aku juga nggak bisa ngelarang orang untuk nggak suka sama aku, sebentar lagi kita bakal jadi orang tua. Jangan sampai masalah ini buat kita malah berantem terus di saat aku butuh Kakak. Intinya Kak Juan harus percaya sama aku, kalau aku nggak mungkin macam-macam sama dia," ujar Anin lembut dan sabar, ia juga tak melepas pandangannya dari mata Juan.

Cowok itu mendongak menatap langit-langit rumahnya, ia membuang napas dengan kasar, ini memang kesalahannya yang sudah mengenalkan Anin dengan seorang pria blasteran Indonesia Belanda, pria yang empat tahun lebih tua darinya itu bernama David, pria tersebut adalah pemilik galeri terkenal yang berada di Singapura.

Juan memperkenalkan Anin dengan David, karena ia ingin karya istrinya bisa di kenal banyak orang, jika karya Anin di pajang di galeri David, ia yakin akan banyak investor yang tertarik dengan karya Anin dan bisa mengembangkan karya-karya istrinya menjadi lebih besar lagi.

Tapi niatnya justru membuatnya kesal setiap hari, sebab karena David sering mengajak Anin bertemu, dan akhirnya ia harus merasakan api cemburu, apalagi dirinya sadar jika David memiliki perasaan dengan istrinya.

"Aku izinin pergi, asal aku ikut." bisik Juan tepat di depan wajah Anin.

Anin mengulum senyum, ia mengecup bibir Juan singkat lalu berkata. "Memang itu yang aku mau, setiap aku ketemu Bang David, Kak Juan ikut jadi Kakak bisa tau aku ngapain aja." Juan tersenyum, ia menarik pelan tubuh Anin kedalam pelukannya.

~ T̶r̶u̶t̶h̶ ̶o̶r̶ ̶D̶a̶r̶e̶ ~

"Kak Juan, ingat ya nanti di dalam Kakak jangan ngelakuin yang aneh-aneh." ucap Anin memberikan peringatan usai mereka tiba di cafe.

Truth Or Dare (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang