Jangan lupa vote dan komennya!
Happy Reading
Tok.. tok.. tok..
"Hoon, kau beneran nggak mau ditemani olehku?"
Tok.. tok.. tok..
"Alphamu butuh pelukan hangat~"
Tok.. tok.. tok..
"Taehoon~~"
Sial, bisakah gadis itu diam? Taehoon mau memejamkan mata saja tidak bisa. Padahal dia sudah memutuskan untuk tidur daripada menghabiskan uang hariannya untuk makan malam.
Tok.. tok.. tok..
"Taehoon, aku lapar~"
Pemuda berambut coklat terang itu mengumpat dalam hati. Sudah menjadi beban keluarga, sekarang gadis tersebut menjadi beban hidupnya. Kurang apes apa Taehoon hari ini. Bukannya kejatuhan durian runtuh malah ketiban makhluk tak tahu diuntung.
Meskipun Taehoon akui jika dia berutang budi dengan gadis itu. Setidaknya jangan ngelunjak! Ia masih berbaik hati membiarkan Gyeoul masuk ke rumahnya daripada kaya gembel di luar.
"Berisik, kau bisa pesan sendiri!" ujarnya kesal.
"Aku tidak membawa handphone-ku~" sahut Gyeoul dengan nada genit.
Bocah sinting! Taehoon pun menendang selimut yang membungkus tubuhnya. Melampiaskan rasa kesal dan jengkel ke benda mati tersebut. Setelah itu turun dari kasurnya dan berjalan ke arah pintu.
Brak.
"Ah, sial kaget!" umpat Gyeoul yang terkejut karena Taehoon membuka pintu secara tiba-tiba.
"Kau nyusahin padahal tamu!" ujar Taehoon sinis sebelum berjalan ke dapur. Dia hendak memasak untuk makan malam daripada ia harus memesakan makanan untuk gadis tak tahu diuntung itu.
Sementara Gyeoul mengekori dari belakang. Dia penasaran apa yang akan dilakukan pemuda berwajah cantik itu. Apakah ia mau memasakkannya sesuatu atau membeli makanan untuk disantap.
Saat Taehoon membuka kulkas. Gyeoul iseng-iseng melihat bahan-bahan yang ada di dalamnya. Ekspektasinya mengatakan bahwa di dalamnya ada banyak sekali sayuran, daging, serta makanan ringan yang sebagai disimpan oleh pemuda tersebut.
Namun realita berbanding terbalik dengan ekspektasinya. Di dalam kulkas tersebut hanya ada telur, kimchi, dan beberapa bir. Apa Taehoon tak pernah berbelanja bahan makanan? Kalau iya, pantas saja kulkasnya nampak kosong.
"Kau.."
"Maaf, aku hanya ada ini," potong Taehoon cepat seolah mengetahui apa yang ingin ditanyakan gadis di belakangnya.
Gyeoul pun terhenyak kemudian mengusap tengkuknya canggung. Ia hanya bisa menatap punggung tegap Taehoon yang mulai memasak menu makan malam mereka. Mungkin itu sederhana, tapi dia akan menghargainya karena dulu dirinya pernah ada di posisi pemuda itu.
"Daripada kau diam di sana, lebih baik kau menonton TV," kata Taehoon sembari mengambil sebuah penggorengan.
Gyeoul menggeleng meski tak dilihat oleh pemuda itu. "Aku di sini saja," ujarnya.
"Kalau begitu, kau mengganggu." Taehoon berkata santai. Dia aslinya nggak suka dilihatin ketika sedang memasak.
Gyeoul yang sadar dirinya menganggu pun segera mendekat. Lalu mengambil alih penggorengan yang Taehoon pegang. "Biar aku yang masak," katanya.
Taehoon mendengus kemudian memukul kepala Gyeoul. "Jangan bercanda, sana nonton TV!" Dia persis seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.
Gyeoul memanyunkan bibirnya, bersungut dalam hati karena tak diizinkan untuk membantu Taehoon memasak. Padahal dia di rumah sama sekali tak pernah memasuki dapur karena dilarang oleh kakak laki-lakinya. Soalnya dulu ia hampir meledakkan dapur ketika disuruh masak air panas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Alpha {Fem!Dom}
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Seong Taehoon, seorang omega male yang tak pernah menyangka bahwa dirinya akan berhubungan dengan alpha female gila yang baru dikenalnya. "Kamu milikku!" "Aku bukan milikmu!" ? TIDAK RAMAH BAGI ANAK-ANAK, BIJAKLAH DAL...