抖阴社区

Vingt

1.7K 261 30
                                        

Konflik atau adem ayem?

Happy Reading!

Sedu melingkup diri. Terbenam dalam kesedihan yang merunjam hati. Taehoon meringkuk di pojokan, enggan menatap kedua temannya yang melihatnya dengan pandangan berbeda.

Sudah berjam-jam ia meradai, meluapkan sedu yang beranak-pinak dalam benaknya. Belum usai dia meruak rindu, gadis itu justru pergi meninggalkannya. Acuh pada panggilannya yang menuai lara.

Sanubarinya bertanya-tanya, apa Gyeoul memang tak menyukainya lagi? Atau cemburu pada temannya yang posesif? Taehoon tak tahu, benak gadis itu lebih rumit daripada filsafat.

Sulit dipahami, sulit ditebak. Ia kagum pada sosok wanita yang selama ini dianggapnya ribet. Maka dari itu dia selalu berjauhan dengan gadis yang merepotkan. Awalnya Taehoon menganggap Gyeoul demikian. Lamun seiring berjalannya waktu, hatinya terbuka layaknya pintu yang telah lama terkunci.

Gyeoul berhasil membukanya, memberinya sesuatu yang tak pernah Taehoon rasakan sebelumnya. Walau pada akhirnya, dia terlambat menyadari rasa yang berlabuh di benaknya. Ia selalu menyangkal,  menduga roman taklah nyata ibarat delusi.

Lamun ketidakhadiran Gyeoul di hidupnya membuatnya sadar bahwa roman memanglah nyata. Ia merasakannya setiap mengingat tindak tanduk gadis itu terhadapnya. Perangai kasar alpha tersebut hanyalah sikap alami yang tak dapat dilenyapkan.

Taehoon berandai. Seandainya dulu ia tak menyangkal roman di hatinya, mungkin dia bisa berbahagia bersama alpha female itu. Hidup dengan rasa kasih dan sayang yang selama ini didambakannya.

Namun itu hanyalah kata 'andai'. Tak mampu mengubah kenyataan yang sudah berlangsung. Taehoon berawai. Tutur katanya telah menuai lara yang sebanding dengan rasa yang pernah hinggap di hati Gyeoul.

Taehoon menghinanya, menganggap Gyeoul menjijikan. Gadis itu pun melontarkan kata yang tak kalah menyakitkan dari tutur katanya. Ini sebanding.

Mengingat kalimat yang dilontarkan Gyeoul membuat sedu kian pecah. Ia meraung, menyerukan nama gadis itu di sela isak tangisnya.

Hyungseok dikabung mendung. Ia menatap sendu sahabatnya yang meratapi nasib di sudut ruangan. Lantas melirik ke arah Dowoon yang bersedekap, memicing mata tak suka pada Taehoon. Dia tak gerun lantaran paham tabiat laki-laki di sebelahnya.

Dowoon memang memiliki paras yang adem, menyejukkan punca yang menilik parasnya. Lamun perangai pemuda itu bertolak belakang dengan wajahnya. Tak ada elok-eloknya dibanding kharismatik semata.

"Apa istimewanya alpha female itu, sih?!" Dowoon menggerutu.

Hyungseok membisu, enggan menanggapi keluh kesah pemuda di sebelahnya. Kendati ia ingin menjawab bahwa Gyeoul memang tak istimewa. Lamun cara gadis itu dalam melunakkan rasa adalah keistimewaan.

Perangai bar-bar. Sifat tiada kira. Tak ada satupun orang yang bisa memprediksi sesuatu dalam diri Gyeoul. Termasuk Hyungseok dan Taehoon.

Hyungseok mengira Gyeoul hanyalah alpha gila yang merisak kedamaian. Namun melihat Taehoon yang kacau seperti ini membuatnya tahu bahwa gadis itu lebih dari sekedar pengganggu. Keberadaannya telah menuai rasa yang membuncah jiwa.

Sangat berarti bagi sahabatnya. Maka dari itu dia berupaya mencari informasi tentang kepindahan Gyeoul melalui antek-anteknya. Hyungseok tak ingin Taehoon tenggelam dalam sedu yang menyiksa. Berawai lantaran perangai buruknya yang mungkin akan berdampak bagi kesehatan.

"Bukannya gadis itu selalu mengganggunya? Mengapa sekarang ditangisi?"

Hyungseok mendecih. Ia ingin menuli bila boleh. Pemuda di sebelahnya tak ada habis-habisnya mencari sisi negatif Gyeoul bagi sahabatnya.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang