抖阴社区

Vingt-six

1.6K 247 77
                                        

Jangan lupa vote!

Happy Reading

Bungah merekah dalam jiwa. Tersenyum cerah tatkala sekelibat memori melintas di kepalanya. Taehoon terkikik, mengingat setiap sentuhan yang Gyeoul berikan kepadanya.

Dia senang memiliki Gyeoul walau sempat menoreh luka pada gadis itu. Taehoon tahu, ia memang terlambat menyadari rasa yang tumbuh di benaknya. Namun takdir berbuah manis.

Dia masih memiliki kesempatan tuk memenangkan hati Gyeoul yang pernah terluka olehnya. Taehoon berjanjilah, ia tak akan menoreh lara lagi. Biarkan kebahagiaan mengalir bagai air sungai.

Taehoon ingin kebahagiaan mereka abadi hingga ajal menjemput. Jangan sampai ada pihak ketiga yang melenyapkan rasa terbangun.

"Taehoon..!"

Bungah dalam jiwa lenyap, berganti berang yang menyergap.

"Ngapain kau ke kelasku? Sejak kapan kau pindah ke sini?!"

Dowoon. Orang yang paling tak ingin dilihatnya muncul dengan senyum pongah. Menuai gusar yang mencengkram hati, ingin memaki, menyumpah serapahi segala polah yang pernah dilakukan alpha tersebut padanya.

"Baru saja pindah. Kamu tidak suka bertemu denganku?"

"Sangat."

Dowoon tersenyum tipis. Lantas duduk di kursi kosong di samping bangku Taehoon.

Omega manis itu mendelik. Mendesis geram kala tangan alpha tersebut mengelus pucuk kepalanya. Taehoon geram, ia langsung mencengkram tangan Dowoon lalu mencampakkannya ke samping.

"Jangan menyentuhku!" desisnya berang.

Dowoon memiringkan kepala. Lalu mengendus aroma mawar yang melekat di tubuh omega tersebut. Ia menggeram, tak senang dengan gangsi asing di tubuh temannya.

"Gadis itu melakukan scent padamu?!" tanyanya tura.

Taehoon mendengus. Lalu membalas dengan senyum menyebalkan, "Iya, kau nggak berhak marah karena dia kekasihku!"

"Kekasihmu?!" beo Dowoon dengan mata membola sempurna.

Taehoon mengangguk cepat. Kemudian tersenyum miring melihat merah berhias di wajah pemuda itu. Dia tahu, Dowoon berang. Lamun ia puas dengan air muka alpha tersebut.

"Seong Taehoon.. kau milikku!" ujar Dowoon sembari menguarkan feromonnya.

Taehoon tersentak. Ia menutup hidungnya guna menghalau gangsi Dowoon yang merebak di sekitarnya. Dia menggeram kemudian menendang tubuh pemuda di sampingnya.

"Pergi!" titahnya.

"Kau berani mengusirku?!"

Dowoon mendelik. Gangsi kopi menyeruak kemana-mana. Beberapa siswa yang berada di kelas langsung lari tunggang langgang, menghindar dari pengaruh feromon pemuda tersebut.

Sementara Taehoon menahan diri. Berupaya tidak terpengaruh oleh tekanan yang Dowoon berikan padanya.

"Memang kau siapaku, hah?!"

"Aku temanmu! Aku lebih berhak atasmu!"

"Bajingan, bodoh! Pergi sana! Aku muak melihat wajahmu!"

Emosi telah memuncak, membakar ubun-ubun kepala hingga menguap. Taehoon mengatur napas melalui mulut. Lalu mendesis saat Dowoon tiba-tiba mencengkram surai coklatnya.

"Lepas!"

Rambutnya tertarik ke belakang. Ia terpaksa mengadah, menatap tajam Dowoon yang mendelik ke arahnya. Dia pun meringis saat cengkraman pemuda itu bertambah kuat.

Mon Alpha {Fem!Dom}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang