"Aha! Ini jiwa omeganya Taehoon ya?!" terka Rumi dengan semangat membara. Membuat Kamel yang sedang melamun pun tersentak lantas melirik tajam ke arah gadis berambut pirang di samping Wangguk.
Rumi memekik. Tatapan tajam Kamel serasa menghunusnya. Lamun entah mengapa terlihat imut di matanya. Ia pun merapatkan diri ke Wangguk lalu berjingit, berbisik ke telinga mate-nya.
Rose dan Kamel yang melihat kelakuan sepasang mate itupun mengernyitkan. Kemudian saling bertukar pandang seolah menyiratkan kebimbangan masing-masing. Mereka tak tahu apa yang kedua orang itu bicarakan. Lamun yang pasyi, ini mengenai mereka.
Setelah sesi bisik berbisik. Rumi pun memandang Kamel dengan binar di matanya. Membuat omega manis itu bergidik dan langsung bersembunyi di belakang Rose. Dia merasa tatapan itu begitu mengancam kenyamanannya.
"Gyeoul, bo—"
"Rose!"
"Iya, maksudku Rose. Boleh pinjam Taehoon sebentar, nggak?" Rumi mengoreksi sambil meminta izin untuk meminjam mate adik iparnya.
Lamun gelengan tegas yang ia dapatkan. Rose tidak sudi Kamel dipinjam siapa-siapa. Memang omeganya itu barang?! Main pinjam-pinjam segala.
Kamel itu kekasihnya, omeganya, miliknya, dan hak patennya.
"Pelit amat!" cibir Rumi sambil mengerucutkan bibirnya.
"Dih. Dipikir Kamel barang yang bisa kau pinjam?!" geram Rose sembari menatap tajam Rumi yang melompat-lompat girang.
'Stresseu,' batinnya.
"Sudah.. Rumi, besok saja. Sekarang kita buat anak dulu," lerai Wangguk dengan akal bulusnya.
Rumi menundum, mengulum bibirnya sebelum melakukan pukulan sayang ke kepala alpha-nya. Dia malu sekaligus mau, tapi gengsinya lebih tinggi dari keinginannya yang mendorong intuisinya tuk bertindak.
Wangguk yang mendapat pukulan keras di kepalanya pun mengaduh. Dia berjongkok sambil melindungi tengkoraknya supaya tidak kembali dihantam oleh tangan batu omeganya. Lalu tersenyum saat melihat Rumi yang terakuk dengan deru napas tak beraturan.
Wajah gadis itu nampak memerah, entah karena malu atau kesal. Lamun ini lucu menurutnya. Lantaran Rumi terlihat seperti banteng yang mengamuk kepada matador.
Rose yang menonton pertengkaran konyol antara kakak laki-lakinya dan mate-nya pun melongos. Lalu melongok, memandang Kamel yang mengerucut bibirnya sebal. Dia tahu, kekasihnya lagi mupeng.
"Mel.."
"Ung?"
"Ke kamar," ucap Rose dengan deep voice yang membuat tubuh Kamel menegang.
Lamun tak lama kemudian Kamel menyeringai. Dia mendekatkan mulutnya ke telinga kekasihnya, menjilatnya perlahan sebelum berbisik dengan nada sensual.
"Of course. I am waiting for your hot service, Alpha."
🔞💢🔞
"Arh, pelan-pelan bego!" pekik Kamel saat tubuhnya dibanting ke ranjang.
Rose tak peduli. Kabut nafsu telah memenuhi rongga dadanya. Membuat segala animo berkumpul di matanya, menatap Kamel yang terbaring di ranjang.
Dia pun bergerak, menindih Kamel yang tengah meluncurkan sumpah serapah padanya. Lamun ia tak kesah, memilih menuli sebelum mencium bibir semerah ceri yang begitu menggoda imannya.
"Hmphh— uh."
Kamel tercengung dengan serangan tiba-tiba. Lamun tetap terlena dalam ciuman panas yang Rose berikan padanya. Dia pun mengalungkan kedua tangannya di leher kekasih-nya, memejamkan mata, menikmati sentuhan sang alpha yang memabukkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mon Alpha {Fem!Dom}
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Seong Taehoon, seorang omega male yang tak pernah menyangka bahwa dirinya akan berhubungan dengan alpha female gila yang baru dikenalnya. "Kamu milikku!" "Aku bukan milikmu!" ? TIDAK RAMAH BAGI ANAK-ANAK, BIJAKLAH DAL...
Trente-six
Mulai dari awal