Dewasa adalah ketika kamu harus marah, tapi kamu lebih memilih memahami.
—————
Sudah seminggu sejak kepergian Carina. Keluarga Madison mendiaminya termasuk paman dan bibinya, sementara kakak-kakak sepupunya masih di amerika tidak bisa datang karena mempunyai kesibukan masing-masing yang tidak bisa di tinggalkan. Hanya Virga yang masih setia di samping Starla.Hari ini adalah hari pengambilan rapor. Para orang tua murid datang untuk mengambil rapor anak-anak mereka. Luna datang di dampingi Mina. Starla tidak tau Luna datang untuk Menjadi wali Mars, Virga dan Mina saja tau menjadi wali Starla juga.
Starla duduk di samping Aura. Gadis itu datang sendiri hari ini. Entah ayahnya tidak bisa datang atau tidak mau datang. Mereka menonton pertunjukan-pertunjukan yang siswa-siswi tampilkan untuk menghibur para hadirin.
"Kalo boleh tau dia siapanya elo Star?" tanya Aura menunjuk Luna yang sedang duduk di bangku paling depan dimana hanya orang-orang petinggi yang boleh duduk di sana. Disamping wanita itu ada Mina.
"Mamah tiri." jawab Starla.
"Oh gitu." Aura mengangguk-angguk paham.
Tiba saatnya pembagian piala para murid-murid yang berprestasi untuk mengambilnya di atas panggung.
"Selanjutnya untuk pembagian piala murid dengan nilai tertinggi sekelas sebelas. Juara pertama di raih oleh Starla Raditha Madison dengan Nilai rata-rata 9,87. Silahkan Starla Raditha Madison di dampingi wali dipersilahkan untuk naik ke atas panggung." ucap salah satu guru pembawa acara.
Starla sungguh tidak menyangka dirinya lah yang memegang juara pertama. Gadis itu melangkah pelan menaiki panggung. Para hadirin terpukau melihat Starla dengan anggunnya mengakat Classy dress brokat putih yang sedang dia kenakan. Sangat pas di tubuh rampingnya. Rambut panjangnya di gerai sampai atas pinggang. orang-orang terdiam sambil melirik sana sini mencari wali Starla untuk menaiki panggung namun tak kunjung datang juga.
Setelah sampai panggung Starla melirik Luna yang tak kunjung bergerak setitikpun dari bangkunya.
"Orang tua mu datang Starla?" tanya guru itu lembut.
Starla melirik lagi Luna lewat ekor matanya. "Ngga bu." ucap Starla tenang.
Guru itu memberikan piala dan juga bucket bunga pada Starla. "Selamat ya Starla." ucapnya memberi ucapan.
"Makasih bu."
"Baiklah saya akan melanjutkan untuk memberitahu siapa juara ke dua dan ke tiganya." ucap guru itu kembali membawakan acara.
Setelah memberi tau siapa juara dua dan tiganya. Tibalah saatnya untuk memberikan pidato terima kasih.
Starla maju mendekatkan mulutnya ke mic. "Sebelumnya Starla mau berterima kasih sama ibu/bapak guru yang sudah sabar mengajari, membimbing, dan memimpin murid menjadi lebih mengerti tentang pelajaran. Mengarahkan dan mendidik murid jadi lebih baik terus kedepannya." Para guru tersenyum mendengar perkataan Starla.
"Juga buat Mommy dan Daddy. Starla mau berterima kasih sebanyak-banyaknya karena sudah merawat Starla sampai sebesar ini. Sudah menjamin kehidupan Starla sampai saat ini tidak pernah merasa kekurangan. Selama 16 tahun hidup Starla gak pernah merasakan kekurangan apapun. Walaupun ini gak seberapa sama pengorbanan kalian, Starla mau persembahkan ini untuk kalian." ucap Starla mengangkat pialanya. Gadis itu memaksakan senyumnya.
Para hadirin bersorak. Starla tidak berani menatap wajah Luna. Starla takut sakit hati menerima tanggapan tak mengenakan dari wanita itu nantinya. Gadis itu memundurkan tubuhnya. Kemudian menunduk menunggu yang lain kelar memberi sambutan.
