抖阴社区

?PART 29?

9.6K 363 9
                                        

Dan akhirnya yang menemani kita pas lagi keadaan apapun adalah tuhan dan diri sendiri.

—————

Starla berlari memasuki Mansion keluarga Jefri. Gadis itu menatap keadaan sekitar yang sudah sangat ramai. Di tengah-tengah mereka ada Jefri dan satu lagi remaja laki-laki yang Starla tebak adalah adik Jefri. Mereka menangis sambil memeluk Jenazah yang telah tertutup oleh kain kafan itu.

"Njep." panggil Starla pelan. Wajah gadis itu berlinang air mata.

Jefri beralih menatap Starla. Starla menemukan tatapan berbeda dari mata lelaki itu. Ia menatap Starla tajam. Starla berdiri ciut. Gadis itu tidak berani mendekat ia duduk di antara para tamu yang juga duduk mengitari jenazah.

Jenazah di bawa untuk di kebumikan. Jefri yang paling histeris saat ibunya terkubur sempurna. Starla menangis dalam diam. Gadis mungil itu menatap laki-laki paruh baya yang fotonya ada di ruang keluarga Jefri. Pasti itu ayah Jefri. Lelaki itu menangis namun mencoba menguatkan putera-puteranya.

Setelah pemakaman selesai Starla ikut ke rumah Jefri. Starla perlu menanyakan sesuatu. Gadis itu berjalan di belakang keluarga itu. Jefri langsung memasuki kamarnya.

"Maaf om." ucap Starla pada ayah Jefri.

"Iya. Ada apa." jawab ayah Jefri.

"Starla mau ketemu Jefri sebentar boleh om?" tanya Starla sopan.

"Boleh. Dia di kamarnya samperin gih. " katanya pada Starla. Lelaki paruh baya itu banyak mendengar tentang Starla dari almarhumah isterinya.

"Makasih om."

Starla mengikuti arahan ayah Jefri tadi. Ia berdiri di depan pintu kamar berwarna abu-abu lalu mengetuknya. Seseorang membukanya pintunya dari dalam munculah Jefri dengan wajah sembab. Lelaki itu menatap Starla datar.

"Boleh kita bicara?" tanya Starla hati-hati.

Jefri tidak manjawab apa-apa namun menyingkir memberi ruang untuk Starla masuk. Starla berfikir sebentar. Haruskah berbicara di kamar? Tapi melihat respon dingin lelaki itu Starla akhirnya memasuki kamar itu.

—————

Flashback on

Beberapa jam sebelum mamah Jefri meninggal.

Jefri berjalan santai memasuki minimarket. Lelaki itu habis main futsal dengan teman-temannya lalu mampir sebentar ke minimarket. Seseorang menepuk pundaknya. Jefri menengok lalu mengerutkan dahinya merasa tak dekat dengan anak baru itu.

"Hai Jefri. Ngapain disini." katanya sok akrab.

"belanja lah. " ucap Jefri gemas. Minimarken tempat berbelanja untuk apalagi. Jefri merasa tak senang dengan cara gadis menyapa.

Mina terus saja mengikuti Jefri. Jefri merasa risih. Gadis itu mau apa sih sebenarnya batin Jefri. Lelaki itu meninggalkan meja kasir ke arah pintu keluar pun gadis itu masih mengikutinya.

"Jefri." panggilnya di depan pintu minimarket tangannya menggengam minuman yang tadi dia beli.

"Kenapa?" tanya Jefri mamasang tampang malas. Jefri mudah akrab dengan seseorang namun entah kenapa dengan gadis itu berbeda. Jefri mengingat betapa sayangnya keluarga Madison dengan gadis itu sementara dengan Starla tidak.

STARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang