"Assalamualaikum, Ayah." Aina membuka pintu rumah, tidak menemukan ayahnya. "Ayah?" Aina berjalan lebih masuk.
Tadi dia masuk lewat pintu samping. Sekarang menuju pintu utama, pintu yang menghadap langsung pekarangan ndalem.
Jadi posisinya rumah Aina itu ada di belakang ndalem, dipisahkan taman bunga. Dan ternyata Ayah Rahman ada di taman bunga itu, tepatnya di depan bunga Amarilis.
"Ayah."
"Aya, udah pulang?"
Aina menyalami tangan ayahnya, ikut berjongkok di depan bunga putih yang melambangkan kemurnian dan hanya mekar setahun sekali itu. Bunga yang juga menjadi simbol cinta antara kedua orang tuanya.
"Hari ini tiga minggu setelah hujan pertama. Ini bunga Amarilis ke 15 yang Ayah tanam. Benar?"
Ayah Rahman terkekeh, "benar. 15 tahun Bunda kamu ninggalin kita. 15 tahun Ayah pegang amanah Bunda untuk jaga kamu. 15 tahun juga Ayah rawat taman bunga kesayangan Bunda kamu ini."
Aina mengulas senyum bersamaan dengan hembusan napasnya yang memberat. "Bunda adalah dokter kandungan yang baik. Tyas, Indri, Karin ... semuanya lahir dengan bantuan Bunda."
"Ayah, apa mungkin di surga Bunda juga bantu bidadari lahiran, ya?"
"Bidadari lahirin anaknya siapa, Aya?"
"Maksudnya wanita-wanita yang meninggal pas hamil gitu loh, Yah."
"Ada-ada aja kamu itu," Ayah Rahman memegang pening, "mau kemana?" tanyanya ketika Aina berdiri.
"Ke ndalem, makan. Aya laper," jawab Aina mengusap-usap perutnya.
"Masak sendiri sama Ayah, ayo."
"Masak? Maaf, Ayah. Di kamus hidup Aya gak ada kata masak."
"Ck, suamimu mau kamu kasih makan apa nanti?"
"Suami Aya kan besok bisa masak sendiri."
"Gak bisa gitu, Aya."
"Bisa, Ayah. Asal Ayah tau ya, cowok yang bisa masak itu seksi."
"Seksi apanya?"
"Seksi konsumsi. Ahahahahaha ... "
"Aina Radheya!"
🔬🔬🔬
"Ayam kecap buatan Umma emang paling best. Kecapnya ini terbuat dari Glycine soja (L) Merrit yang dibudidayakan dengan penuh kasih sayang. Terserap sempurna oleh paha si Gallus gallus domesticus. Lezat."
Ayah Rahman, Abba Zainal, Umma Nazila, Mbah Yai dan Mbah Nyai sudah tidak heran lagi dengan komentar ajaib Aina ke setiap masakan.
"Umma, besok masak tumis Ipomoea aquatica sama tempe goreng, ya?"
"Boleh, besok Umma masakin tumis buncis."
"Kok buncis? Aya minta kangkung, Umma."
"Ya Umma kan asal nebak. Mana ngerti Umma sama bahasa alien kamu?"
Aina cengengesan, dia kembali mencomot paha ayam dengan lahap.
"Aya," panggil Abba Zainal, Aina menoleh. "Besok Abang-Abangmu pulang. Bisa ikut jemput?"
"Insya Allah, Abba. Aya mau ikut jemput Bang Nau sama Bang Ical ke bandara. Bang Ical udah janji sama Aya bawa banyak oleh-oleh dari Mesir."
Mbah Nyai terkekeh melihat raut ceria cucu perempuannya. Beliau teringat dengan almarhumah sang menantu, Bunda Aisy.
Bunda Aisy adalah wanita lemah lembut, santun dan berbudi pekerti luhur. Jika dibandingkan dengan Aina-- meski sama-sama cantiknya, mereka berbeda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Yours!
Teen Fiction[TAMAT. PART LENGKAP] Dari sekian banyak gadis yang takut menikah karena kepercayaannya akan cinta telah dikecewakan oleh ayahya sendiri, beberapa justru enggan menikah karena khawatir tidak bisa menemukan cinta setulus cinta ayahnya. Dan Aina ada d...