Spiritual - Romansa
Kisah seorang perempuan yang ditinggal nikah oleh laki-laki yang pernah menyuruhnya untuk menunggu selama 2 tahun. Namun takdir berkehendak lain, laki-laki itu telah dijodohkan dengan putri dari sahabat kakeknya. Kekecewaan tela...
Semangat terus ya kita, semoga banyak kejutan di bulan ini
Jangan lupa Vote + Komen ya, biar aku semangat terus
Target 1,5 vote + 1,6 komen
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
"Aku tidak pernah menyesali takdir yang pernah ku lalui. Namun, aku sering kali menyesali kesalahan yang ku ulangi."
~Zalfa Anindira El-Malik~
***
Selama perjalanan, Zalfa tidak membuka suara. Ia masih kesal dengan suaminya. Bagaimana tidak? Tadi pagi, Zalfa sudah bersiap untuk pergi ke pesantren Al-ghifari. Namun tak di sangka, Zafran di telepon oleh Ridho yang tak lain adalah sekretaris Zafran. Menyuruh Zafran agr segera datang ke kantor karena ada meeting mendadak yang tidak bisa di wakilkan. Ketika Zafran meminta izin, Zalfa hanya tersenyum tipis. Bahkan sampai saat ini, Zalfa masih enggan membuka suara.
"Mas Zafran gak inget apa hari ini aniversary pernikahan kita yang ke tiga bulan?"
"Tadinya malam ini, aku mau kasih suprise sama kamu mas. Eh, malah kamu ajak pergi. Jadi kan rencana ku gagal," Batin Zalfa, melirik Zafran dengan ekor matanya.
Zafran tersenyum ke arah Zalfa yang sedang menopang dagu sambil melihat pekarangan pesantren.
"Maa syaa Allah, pesantren nya besar ya. Tapi sayang, udaranya dingin," Ucap Zalfa, mengusap-ngusap lengannya seperti orang yang kedinginan.
"Dingin juga ya disini," Ulang Zalfa penuh penekanan. Tapi, tetap saja tidak ada respon apa pun dari Zafran. Itu lah yang membuat Zalfa kesal, apalagi melihat wajah Zafran yang datar. Bahkan ketika Zalfa keluar mobil, Zafran tidak bertanya apapun padanya. Ia lebih fokus menatap layar handphone.
"Gak peka banget sih," Kesal Zalfa dengan suara pelan, namun masih terdengar.
Zafran terkekeh pelan, melihat tingkah Zalfa yang menurutnya sangat menggemaskan. Seperkian detik setelah itu, Zafran mengambil jaket yang ada di kursi belakang. Lalu, berjalan ke arah Zalfa yang sedang melihat ke arah sekitar. Suasana malam ini sangat ramai, banyak ustadz-ustadzah yang menghadiri acara ini. Bahkan ada ratusan jama'ah yang sudah datang, membuat Zalfa terkejut. Ternyata, pesantren yang pernah suaminya tempati itu adalah pesantren besar.
"Mas Syaa Allah," Itu lah kalimat yang bisa Zalfa ucapkan. Bersamaan dengan itu, Zafran menyampirkan jaket ke bahu Zalfa yang membuat si empu terkejut.