Gentara dan Naya sudah sampai di perusahaan Elang dengan jam yang seharusnya semua karyawan sudah masuk kerja.
Masuk kedalam Gentara dan Naya mendapatkan tatapan kaget dari semua karyawan yang ada di perusahaan Elang melihat Naya yang berjalan berdampingan dengan Gentara.
"Mas, apa aku bilang gak usah ikut masuk, lihat kan semua orang menatap aku." Ucap Naya yang dari awal melarang Gentara untuk masuk.
Naya merasa risih melihat tatapan karyawan yang ada di perusahaan Elang ke Gentara dan dia, apalagi saat melihat ke Gentara yang memuja dan tersenyum semanis yang mereka bisa melihat Gentara.
Naya merasa cemburu melihat tatapan mereka seperti itu mereka tidak tahu apa istri Gentara di sampingnya.
"Udah biarin aja." Ucap Gentara dan mengandeng tangan Naya.
Melihat Gentara yang mengandeng tangan Naya semua karyawan perempuan yang ada disana memelototi Naya.
"Gak cukup goda bos Elang." Ucap salah satu karyawan yang dari dulu mengidolakan Gentara. "Gentara pun Lo goda dasar jalang, suami orang ikut juga Lo goda." Lanjutnya dengan berani berbicara ke Naya di depan Gentara seperti itu sedangkan temannya disamping mengisyaratkan untuk diam.
Naya yang mendengar itu melihat ke Gentara yang lagi menahan emosinya dan menggenggam erat tangan Gentara.
"Siapa?" Tanya Gentara dingin. "Istri saya kamu maksud?" Lanjut Gentara menatap tajam karyawan Elang.
"Istri." Ucap mereka semua kaget tahu ternyata Naya yang mereka gosipin ternyata istri Gentara.
Elang yang baru keluar dari lift dengan Reno melihat Gentara dan Naya yang di lihatin para karyawannya.
"Gentara." Panggil Elang menghampiri Gentara dan Naya. "Kenapa orang yang gila kerja datang ke perusahaan gue?" Lanjut Elang ke Gentara.
"Karyawan Lo gak becus." Ucap Gentara ketus dan membuat nyali karyawan Elang gemetaran.
"Santai bro, mendingan kita ngomong di ruangan gue." Ajak Elang membawa Gentara dan Naya ke ruangannya karena melihat Gentara yang menatap karyawannya dengan tidak bersahabat.
Sesampainya di dalam ruangan Elang, Elang mengajak Naya untuk duduk di sofa tamu yang ada dalam ruangannya, Gentara yang sudah duduk mengambil surat pengunduran diri Naya dan memberikan ke Elang.
"Lo gak pernah jaga istri gue selama kerja disini." Ucap Gentara yang langsung marah ke Elang saat sampai dalam ruangan Elang.
"Maksud Lo apa?" Tanya Elang sambil melihat surat resign Naya.
"Lo gak pernah peduli sama Naya, Lo gak lihat tadi apa kalau karyawan Lo gak suka ke Naya." Jelas Gentara ke Elang. "Bahkan selama dia bekerja disini Naya pulangnya malam." Lanjut Gentara.
"Setelah ini gue akan menyelidiki kenapa mereka gak suka Naya." Jelas Elang sedikit bersalah ke Gentara dan Naya karena dia juga sibuk Elang tidak sempat memperhatikan Naya.
"Gue gak butuh, lagian sekarang Naya juga udah resign." Ujar Gentara. "Lo cepat setujui." Lanjut Gentara yang memerintah Elang yang tidak peduli kalau untuk resign butuhkan prosedur.
"Katanya Lo ngizinin istri Lo kerja disini selama sebulan belum satu Minggu udah resign?" Tanya Elang ke Gentara.
"Ini aku yang mau resign pak." Balas Naya tanpa menunggu Gentara untuk membalas ucapan Elang.
Naya takut jangan gara-gara dia Elang dan Gentara dan bermusuhan.
"Tunggu sebentar kamu saling kenal dengan pak Elang?" Lanjut Naya bertanya ke Gentara yang baru ngeh dengan ucapan Elang.
"Iya." Balas Gentara.
"Santai aja Naya, Gentara dan sepupu kamu teman kuliah gue." Beritahu Elang ke Naya.
"Jadi aku kerja disini karena istri Gentara dan sepupu Dava." Ujar Naya yang sedikit merasa sedih karena dia kira karena keahliannya dia bisa bekerja di perusahaan Elang.
"Gak Nay, saya memang tertarik melihat berkas kamu dan cara kamu menjawab interview dan ini gak hubungannya dengan orang lain kamu bisa bekerja disini." Jelas Elang yang takut Naya salah paham dan minder akan dirinya. "Dan saya juga sedikit terkejut kenapa kamu tiba-tiba resign menurut saya bukan orang yang mudah menyerah? Apa karena suami Lo?" Lanjut Elang bertanya ke Naya.
"Kayaknya saya gak cocok kerja di perusahaan pak, soalnya sekarang saya mau fokus sama keluarga dan sekarang saya sadar betapa pentingnya keluarga dari pada pekerjaan." Jelas Naya. "Dan ini gak ada hubungannya sama mas Gentara menyuruh saya berhenti." Lanjut Naya menatap Gentara dengan penuh cinta.
"Kalian jangan bermesraan di depan gue, sekarang gue masih jomblo." Ujar Elang melihat Gentara mengambil tangan Naya untuk diciumnya.
Elang merasa sedikit terkejut melihat Gentara yang bisa bermesraan di depan nya karena dari dulu hidup Gentara yang dilihat Elang selalu serius.
"Udah Lo tinggal setujui aja, masalah pelanggaran kontrak biar gue yang bayar." Ujar Gentara ke Elang.
"Gak usah, biar gue yang urus kalau memang Naya gak mau lagi bekerja disini." Jelas Elang ke Gentara. "Nay, kalau mau kerja disini lagi perusahaan saya terbuka untuk kamu." Lanjut Elang ke Naya.
"Terimakasih pak sudah mau saya repot kan." Ucap Naya.
"Owh iya Nay, siapa yang ngasih Lo pekerjaan? Karena setahu saya pekerjaan buat menerjemahkan sekarang gak banyak." Jelas Elang yang membuat Gentara tambah marah ternyata selama dia kerja disini Naya di bully. "Atau Lo yang disuruh untuk melakukan sendiri oleh Freya?" Lanjut Elang bertanya dengan curiga yang tepat sasaran.
"Freya siapa?" Tanya Gentara yang ingin langsung menghampiri orang yang sudah bully Naya.
"Lo tenang biar gue yang urus." Ujar Elang karena kalau Gentara yang urus masalah Naya di perusahaannya, Elang yakin kalau perusahaannya pasti tidak akan baik-baik saja. "Lo jadi ajak Naya nanti malam kan?" Lanjut Elang yang mengubah topik.
"Jadi." Balas Gentara santai.
"Mau kemana mas?" Tanya Naya ke Gentara.
"Ikut reunian kampus saya." Balas Gentara.
"Kamu kok baru ngomong." Ucap Naya tidak terima.
"Baru ingat." Balas Gentara santai.
"Kamu." Ucap Naya yang siap buat Jambak rambut Gentara tapi dia urungkan karena mendengar suara batuk Elang.
"Pulang." Ajak Gentara mengajak Naya untuk berdiri tanpa niat untuk menyapa Elang.
Gentara juga takut Naya salah paham kalau Elang yang sering keceplosan akan membahas cewek yang sekarang Gentara sudah lupa namanya siapa sehingga membuat Naya akan marah sama dia.
Naya yang melihat itu hanya bisa nunduk untuk menyapa Elang karena sudah diseret Gentara.
Pulang dari kantor Elang, Gentara tidak langsung mengantar Naya pulang tapi mengajak untuk pergi ke mal.
Naya yang melihat mal di depannya langsung menyeret Gentara untuk masuk.
Naya langsung mengajak Gentara ke tokoh baju perempuan.
Sampai didalam karyawan tokoh melihat Gentara dan Naya yang memakai barang mewah langsung menawarkan Naya produk-produk baru yang ada di tokoh mereka.
Naya yang akan acara Gentara nanti malam mengambil gaun yang mereka tawarkan untuk dia coba.
"Kamu tunggu sini, aku mau coba yang ini." Ucap Naya yang di angguki Gentara.
"Mas." Panggil Naya yang baru aja keluar dari ruangan ganti.
Gentara melihat Naya langsung terpesona dan juga karyawan disini juga kagum melihat Naya, se akan gaun ini memang dibuat untuk Naya.
"Cantik." Puji Gentara ke Naya.
Setelah selesai belanja Gentara tidak membiarkan Naya membawanya, Gentara langsung memberikan kartunya ke kasir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Jadi Istri Duda (End)
FantasyBagaimana jadinya seorang Naya yang baru lulus wisuda tiba-tiba bangun menjadi istri dari seorang duda yang mempunyai anak dan anaknya itu udah berumur empat tahun. Dan lebih sial lagi selesai pernikahan Naya juga di tinggal kan oleh suami dudanya d...