"Oh, apa hyung tidak percaya kalau itu memang obat pereda mabuk?" Jaehyun akhirnya menangkap apa yang Doyoung pikirkan, mungkin.
"Siapa yang tahu kau berbohong?" Doyoung mengangkat bahunya acuh.
"Ini tidak akan ada reaksinya padaku, hyung." Jaehyun memegang cangir dihadapannya dan mulai mengangkatnya.
"Kalau begitu minumlah. Sampai habis." Doyoung melipat tangannya di atas meja dan menunggu Jaehyun meminum teh buatannya.
"Baiklah." Jaehyun langsung meneguk teh yang dia buat yang untungnya hangat, jadi dia bisa meneguknya sampai habis.
"Tidak ada apa-apa, kan? Akan aku buatkan lagi." Jaehyun berdiri dari duduknya tapi Doyoung menginterupsinya.
"Tidak perlu. Aku sedang ingin minum air putih saja." Doyoung menuang air putih yang ada di atas meja makan ke dalam gelas yang tersedia dan langsung meminumnya.
"Apa aku boleh makan?" Doyoung bertanya dan Jaehyun mengisyaratkan Doyoung untuk mulai makan.
Setelah selesai makan, Doyoung benar-benar langsung pulang tanpa di antar Jaehyun. Seperti perkataannya tadi dan tentunya setelah bertajya dimana posisi rumah Jaehyun agar dia tidak salah arah.
...
"Aaahhh..... sshshhhh.... nngghhhh..."
Seseorang sedang menaik-turunkan tangannya berusaha untuk mencapai pelepasannya tapi dia tidak sampai-sampai.
"Sial! Haaahh.... Susah ngghhhh.... sekali! Hhhhhh...." Dia bicara dengan desahan disetiap katanya.
Dia berusaha memikirkan sesuatu yang mungkin saja bisa membantu untuk mencapai pelepasannya. Dan dia mendapatkannya. Dia memikirkan orang itu dan semakin mempercepat tempo tangannya yang ada di miliknya.
Crottt...
"AAAAAHHHHH..." Orang itu mendesah lega karena akhirnya dia bisa sampai juga.
"Lain kali akan kudapatkan." Orang itu menatap dirinya di cermin lebih tepatnya membayangkan seseorang ada di cermin itu dan menatapnya tajam.
"Arrghhh... kenapa aku tegang lagi." Orang itu menghela napas saat dia tiba-tiba tegang lagi.
Apalagi saat memikirkan orang tadi, tubuhnya langsung bereaksi aneh. Akhirnya dia harus menjemput pelepasannya lagi.
....
"Baik, cukup sampai disini kelas kita hari ini. Sampai berjumpa di kelas selanjutnya." Dosen yang mengajar kelas Doyoung akhirnya keluar setelah hampir satu jam pelajaran yang Beliau berikan.
"Terima kasih, Pak." Semua serentak menjawab setelah Dosen itu berdiri dari duduknya dan keluar dari kelas.
"Akhirnya selesai." Ten langsung menjatuhkan kepalanya ke mejanya tanpa repot membereskan barangnya dulu.
Doyoung hanya menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya itu. Memang kelas hari ini cukup melelahkan, Doyoung juga merasakannya.
"Oh ya, waktu itu kau sampai rumah dengan aman, kan? Aku tidak sempat menghubungimu karena aku berjuang sendiri untuk sadar dari mabukku kemarin. Kau tahu, saat aku bangun tidur kemarin rasanya kepalaku seperti akan pecah. Sungguh aku tidak akan mau minum lagi." Ten berceloteh panjang tidak memberikan jeda untuk Doyoung menjawab pertanyaannya dulu.
"Sudah?" Doyoung bertanya setelah Ten berhenti dari bicaranya cukup lama.
"Hehehe, sudah." Ten terkekeh karena ulahnya sendiri.
"Aku sampai dengan aman." Jawaban Doyoung membuat bibir Ten menganga.
"Kau hanya menjawab seperti itu?" Ten sudah bersahabat cukup lama dengan Doyoung, tapi dia masih tidak terbiasa dengan jawaban Doyoung yang selalu to the point.
"Lalu aku harus jawab apa lagi, Ten-ie?" Doyoung mebenarkan duduknya untuk menghadap sahabatnya itu.
Ten hanya mengangkat bahu menjawab pertanyaan Doyoung.
"Lalu kau diantar siapa?" Doyoung membeku sejenak lalu bersikap normal lagi agar tidak terlalu terlihat.
"Tentu saja Johnny hyung. Siapa lagi?"
"Ah, bukan pria bertopeng yang bekerja di club itu?" Ten mengernyit bingung sambil mengingat kejadian saat di club waktu itu.
"Bagaimana bisa dia?" Doyoung memasang wajah bingung yang sebenarnya dalam hatinya dia terkejut.
"Waktu itu aku seperti melihatmu dibawa pria bertopeng itu. Jadi kupikir kau pulang bersamanya." Ten menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Mana mungkin. Kau mabuk saat itu." Kun tiba-tiba datang dari arah belakang keduanya dan mengagetkan mereka.
"Kun! Jangan datang tiba-tiba seperti hantu!" Ten memukul belakang kepala Kun dengan keras dan hanya dibalas tawa.
"Tapi, Kun. Kau melihat Doyoung dibawa pria bertopeng di club itu, kan?" Ten menunjuk Kun yang duduk di salah satu bangku yang ada di kelas itu.
"Aku tidak terlalu ingat." Kun berusaha memutar memorinya kembali saat ada di club itu, tapi dia lupa.
"Padahal kau yang menyuruh kami untuk berhenti minum karena mabuk. Tapi sepertinya kau yang mabuk berat." Ten sekali lagi akan memukul Kun tapi ditahan Kun.
"Ya kau tahu sendiri, ketika aku sudah minum pasti akan lupa kejadian sebelum mabuk." Kun menghempaskan pelan tangan Ten darinya.
"Sudahlah. Tidak ussh berdebat itu. Kita makan saja, aku lapar." Doyoung berdiri dari duduknya di susul Kun.
"Hei! Tunggu aku membereskan ini." Ten sedikit berteriak melihat dua temannya yang semakin menjauh.
Ten tergesa-gesa membawa barang bawaannya dan langsung lari keluar kelas. Dia tidak terlalu memperhatikan jalan karena terlalu sibuk memasukkan barangnya dalam tas.
Bruk
"Eh, maaf." Ten meminta maaf dan langsung berjongkok mengambil barang bawaan Ten dan juga orang yang dia tabrak.
Orang di depannya juga berjongkok dan mengambil barang bawaannya dan membantu Ten.
"Terima kasih dan maaf karena sudah menabrak." Ten dan orang itu berdiri dan saling pandang saat sudah memungut barang bawaannya.
"Tidak apa-apa. Aku juga minta maaf." Orang di depannya itu tersenyum lebar pada Ten.
"Taeyong. Cepat!" Seseorang di belakang Ten sedikit berteriak karena jaraknya sudah cukup jauh.
"Aku pergi dulu ya." Taeyong ; kata orang yang memanggilnya, itu langsung pergi ke arah teman yang memanggilnya.
Ten juga melanjutkan jalannya menyusul kedua sahabatnya.
....
To be continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
(fool)ley player - JAEDO ?
FanfictionKim Doyoung ; Spiker andalan Neo 27 University. Dengan ketenangannya saat bermain membuatnya dengan mudah mencetak poin dan orang-orang kagum padanya. Tapi apakah itu tetap sama saat dia bertemu dengan seorang Spiker andalan lainnya? Jung Jaehyun ;...
CHAPTER 02 (1/2)
Mulai dari awal