2013
Bel tanda istirahat berbunyi. Para siswa berlarian keluar dari kelasnya menuju kantin. Jika sudah memasuki jam istirahat begini suasana kantin sangat ramai oleh kerumunan siswa.
Amanda hanya membeli sekotak susu dari koperasi karena kondisi perutnya masih kenyang. Setelah itu ia berjalan menuju tepi lapangan sepakbola untuk menonton pacarnya bermain bola. Kebetulan sekarang jam olahraga di kelas Sandy dan Sandy sudah beristirahat terlebih dulu tadi sebelum jam olahraga dimulai.
Melihat pacarnya menonton, Sandy jadi bersemangat. Ia terus menggiring bola menuju gawang musuh. Ia ingin menunjukkan betapa lihainya ia bermain bola. Dan seketika, gol pun dicetaknya dengan mudah.
Di tepi lapangan itu, Amanda bertepuk tangan ceria. Tawanya lepas menonton aksi Sandy di tengah lapangan. Terlihat disana lelaki itu tersenyum lebar ke arah Amanda usai mencetak gol.
"Kamu pacaran ya sama Amanda?" tanya Yudha pada Sandy.
"Hm?" Sandy hanya mengangkat bahu lalu melanjutkan permainannya.
"Benar kan?" Yudha terus mencecar Sandy dengan pertanyaannya.
"Anggep aja iya." jawab Sandy santai.
Seolah mendapatkan gosip terbaru, Yudha tersenyum lebar.
~~~
Lelah bermain, Sandy menghampiri Amanda untuk beristirahat. Tadi sebelum ke lapangan Amanda sengaja membelikan Sandy sebotol air mineral. Iapun menyodorkan botol itu pada Sandy.
"Thanks." ucap Sandy sambil mengedipkan mata.
Hanya dengan kedipan itu, jantung Amanda menjadi berdebar tak karuan.
"Besok kamu berangkat seleksi kan?" tanya Sandy membuyarkan lamunan Amanda.
Amanda mengangguk. "Aku agak gugup, San. Meskipun segala hal udah aku persiapkan. Tapi, seperti ada sedikit ketakutan."
"Udaaah. Santai aja, Manda. Kamu pasti lolos kok." Sandy menyemangati.
"Semoga." Amanda menelungkupkan kedua tangan di depan dadanya dengan mata terpejam. Penuh harap ia dalam seleksi paskibraka nanti.
"Hoy! Udah pacarannya! Lanjut main!" seru Yudha dari kejauhan.
"Ih usil banget mulutnya." gerutu Amanda.
"Biar aja. Oh ya! Aku pengen ngajak kamu ke suatu tempat saat kamu lolos nanti." ucap Sandy.
"Okey. Jika aku lolos aja, nih?"
"Ya—meskipun enggak, aku tetap akan mengajakmu kesana." Sandy tersenyum. "Udah bel tuh. Masuk sana! Kamu di ruang teori, kan? Jauh lho."
Amanda terkekeh pelan. "Aku mah santai. Duluan, ya?"
Keduanya pun berpisah menuju kelas masing-masing. Sandy kembali berolahraga sedangkan Amanda kembali ke ruang teori. Ia berlari kecil menuju kelasnya.
~~~
Hari berganti tanpa terasa. Setelah penantian panjang dibarengi dengan latihan setiap harinya sampai tubuh rasanya ingin menyerah. Akhirnya tiba juga seleksi paskibraka.
Amanda berdiri mantap di depan pengukur tinggi badan. Ia yakin, hasil dari latihannya pasti bagus. Dengan memejamkan mata, dan harapan yang tinggi, akhirnya.....
"Seratus enam puluh dua." ucap panitia.
FIUHHHH!!!! Helaan nafas pelan terdengar dari mulut Amanda.
Satu langkah terlewati.
Ia kemudian memasuki ruangan dengan langkah berani. Ia melakukan tes administrasi dan pengetahuan umum. Semua pertanyaan yang dilontarkan juri, bisa ia libas.
