Warning for +21 only
Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca
Happy reading
7/9/24 - 25/2/25
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jihan POV
"Ma" Panggilku kepada seorang wanita paruh baya yang duduk di depanku, beliau adalah wanita yang melahirkan aku ke dunia ini.
Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usia senjanya itu mendongak setelah menyuapkan nasi goreng buatanku untuk kami sarapan.
"Kenapa dek?" Tanya mama.
Mama biasa memanggilku adek, padahal aku anak tunggal, tidak memiliki kakak maupun adik, padahal umurku ini bisa di bilang bukan anak-anak lagi, tetapi mama dari kecil memanggilku dengan sebutan demikian.
"Mama masih ingat sama bang Keanu?" Tanyaku lalu menyesap teh manis hangat yang rasanya sangat melegakan tenggorokanku. Mataku melirik mama dan mengamatinya dari pinggir gelas. Kira-kira mama masih mengingat Keanu gak ya? Kan udah belasan tahun tidak bertemu dengan mantan tetangga kami itu.
"Yang dulu rumahnya tiga rumah dari rumah kita?"
"Yang kakeknya orang Inggris itu kan?"
Aku tersenyum, ternyata mama masih ingat dengan Keanu.
"Iya" Jawabku setelah meletakkan gelas.
"Kenapa dek? Kok kamu nanya gitu?" Tanya mama.
"Gak apa-apa, adek nanya aja" Jawabku cepat, tidak ingin um lebih tepatnya belum saatnya aku memberitahukan atau bercerita kepada mama bahwa Keanu menjabat sebagai atasanku di kantor.
"Kayanya ada apa-apa, mana mungkin kamu tiba-tiba nanya orang yang puluhan tahun gak pernah ketemu" Mama menatapku curiga.
Mama sangat mengenal diriku.
"Itungannya baru belasan tahun ma, belum sampe puluhan tahun" Ralatku.
"Eh masa sih? Bukannya udah lama banget ya dia pindah rumah? Jadi kenapa kamu nanya mama soal Keanu? Pasti ada apa-apa deh, kamu ketemu dia secara gak sengaja apa gimana?" Tanya mama kemudian.
"Gak ketemu, adek nanya doang kok" Jawabanku bukan berbohong karena aku dan Keanu bukan sekedar bertemu secara tidak sengaja melainkan sebagai atasan dan bawahan di kantor yang kapasitas pertemuannya bisa setiap hari.
"Oh gitu, kirain ketemu dia lagi, eh mama jadi ingat deh, dulu dia pernah janji sesuatu ke kamu kan?"
Mataku melebar, mama aja bisa ingat soal janji itu, bagaimana bisa Keanu yang menjanjikan tidak ingat sama sekali.
"Kalau gak salah dia janji mau jadiin kamu pacar kalau udah gede hahaha... aduh... ada-ada aja ya"
"Kemana itu orang ya? Anak mama udah gede gini, mana belum punya pacar sampe sekarang"
"Apa jangan-jangan nungguin Keanu datang makanya kamu gak pacaran ya dek?"
Aku tersedak.
"Nggak sampe segitunya juga kali ma, adek kan orangnya selektif, mama juga gak mau kan punya mantu yang cuma mokondo? Ehh!" Aku langsung menutup mulutku dan merutuk. Bisa-bisanya aku malah mengucapkan kata keramat andalan Eli.
Eli sering berkata demikian karena dia merasa kebanyakan dari lelaki yang mendekatinya hanya ingin seks saja dan tidak punya modal untuk sekedar mengajak makan atau membelikan barang, intinya mereka hanya menumpang hidup dengan bermodalkan organ reproduksi saja.
"Mokondo?" Mama mengulang kata keramat Eli.
"Eh itu ma, maaf typo mulut, maksud adek lelaki yang rumahnya di Komodo, kan jauh tuh"
"Mama mau adek rumahnya pindah ikut suami ke pulau Komodo?"
"Mana tiket pesawatnya mahal, makanya gak mau kan ma punya mantu yang rumahnya..."
"Dek, mama denger kok kamu ngomong mokondo, mama juga tau panjangnya apa" Mama tersenyum penuh makna padaku.
Aku meringis dan merasa malu sendiri.
"Adek berangkat dulu ya ma" Kataku lalu bangkit dari duduk sebelum merasa canggung lebih lama. Dengan cepat aku melangkah ke arah wastafel lalu mencuci piring kosong bekas aku makan.
"Jadi gimana kabarnya Keanu? Dia sehat-sehat aja kan? Kamu ketemu dia di stadion bola ya dek?"
"Apa sekarang dia jadi pemain bola ya? Kan dulu dia aktif tuh main bola"
"Sekarang kan zamannya diaspora sama naturalisasi tuh"
Aku terkekeh, mama sangat mengikuti perkembangan zaman dengan segala pengetahuannya soal istilah-istilah. Jujur saja di zaman sekarang khususnya zaman gen Z dan gen Alpha, semuanya memiliki istilah berbeda yang beredar luas di medsos maupun percakapan sehari-hari.
"Adek berangkat dulu ya ma" Aku menarik tangan mama dan mencium punggung tangannya.
"Jangan lupa ya dek tanggal dua, kamu musti datang gak bisa ngelak lagi"
Mama mengingatkan sesuatu yang membuatku menghela nafas panjang sebelum menutup pintu rumah.
Sepanjang perjalanan menuju kantor aku kembali mengingat perkataan mama.
Janji Keanu, di mana dia pernah berjanji ingin menjadi pacarku apabila aku sudah dewasa. Janji yang diucapkan seorang anak lelaki yang masih bersekolah kepada anak perempuan yang masih ingusan, entahlah apa janji itu masih berlaku dan di ingat oleh si pejanji atau tidak.
Yang pasti sangat konyol kalau saja aku menagih janji pada Keanu setelah kami bertemu kembali mama saja tadi sampai tertawa.
Ughh... Omong-omong soal Keanu, bagaimana ini? Apa yang harus gue lakuin biar tanggal dua nanti gak masuk kerja dan harus ke kondangan yang tadi mama udah ingetin.
Aku memang tidak bisa mengelak ke acara tersebut, ke acara di mana saudara-saudara berkumpul dan pastinya pertanyaan rutin akan selalu terlontar dari banyak mulut yang ditujukan padaku.
Kapan nikah? Umur udah pantas nikah dan punya anak loh. Kok datang gak bareng pacar, pacarnya kerja di mana?
Jodoh itu kan rahasia Tuhan sama halnya dengan kematian. Masa aku balik bertanya kepada mereka, kalian kapan mati? Biar pertanyaan sadis itu dapat membungkam mulut mereka selama bertemu denganku.
Aku menghembuskan nafas panjang lewat mulut. Janganlah, membayangkannya aja udah serem gimana gue ngelontarin pertanyaan itu secara langsung?
Daripada nanya-nanya terus pacar saya mana, kapan nikah, mending cariin saya pacar tapi kalau boleh request jangan yang mokondo.
Apa aku ngomong gitu aja ya? Tapi serem juga sama mokondo nya.
Sekali lagi aku menghembuskan napas. Kalau saja Keanu tidak memintaku untuk masuk kerja di hari Sabtu tanggal dua tersebut, aku bisa mengajak Yuda.
Dan kalau saja aku hanya menghadiri acara pernikahan saja, aku bisa mengelak untuk tidak datang dan terhindar dari pertanyaan-pertanyaan yang rutin aku terima.
Aku tidak bisa mengelak datang karena pada tanggal tersebut, ada acara arisan keluarga, aku harus hadir karena bulan kemarin mama yang mendapat arisan. Seharusnya untuk arisan bulan depan, rumah kami yang mendapat giliran tempat, tetapi karena terbentur dengan acara nikahan sepupu, akhirnya diputuskan acara arisan tersebut di gabung dengan hari pernikahan sepupu yang di selenggarakan pada hari Sabtu tanggal dua November.
Aku membesarkan volume lagu milik Lowkey yang berjudul I don't stress i'm so blessed. Lagunya sesuai dengan keadaanku sekarang. Semua gara-gara Keanu, aku kudu piye?
Tbc
udah tante saranin dari awal cus hubungin dek rafa, kali2 aja kalian malah jodoh 🤭😅