抖阴社区

?? - ???????? ???? ????

19.2K 1.3K 11
                                        

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡

Sepulang dari rumah Emily, Aurora kini duduk di tepi ranjang kamarnya, dikelilingi keheningan apartemen yang terasa seperti pelukan lembut setelah hari yang panjang. Jendela besar di sisi ruangan menjadi bingkai bagi langit malam yang pekat, tempat kelap-kelip lampu kota menari di atas permukaannya. Cahaya itu memantul di kaca, menciptakan siluet dan bayangan yang berkilauan, seperti lukisan hidup yang penuh dengan rahasia.

Waktu sudah hampir menunjukkan pukul sebelas malam, tapi tubuhnya belum juga lelah. Aurora duduk di tepi ranjang, selimut masih terlipat rapi di sampingnya. Jemarinya mengusap ujung kain itu tanpa sadar, seolah sedang mencari pegangan di tengah pikirannya yang kacau.

"Lucas..." gumamnya pelan. Pantas saja sejak awal namanya terdengar familiar. Wajah itu—mata kelam penuh misteri dan senyum yang menyimpan sejuta rahasia. Semakin jelas dalam ingatannya.

Namun, sesuatu yang asing menggerogoti hatinya. "Tapi... apa Kak Lucas juga ingat aku?" bisiknya, nyaris tak terdengar. Suaranya mengambang di udara, seakan takut menerima jawaban. "Kalau dia nggak ingat, gimana?"

Sementara itu, di sisi lain...

Lucas duduk di secret room pribadinya, sebuah ruangan yang nyaris tenggelam dalam kegelapan, hanya diterangi cahaya biru redup dari monitor yang memantulkan wajah Aurora. Di layar, Aurora tampak gelisah, jari-jarinya yang lentik menyentuh pelipis, seolah berusaha mengais-ngais ingatan yang terkubur.

Lucas menyandarkan tubuhnya ke kursi kulit hitam yang dingin, jemarinya yang panjang mengetuk sandaran tangan, menciptakan ritme pelan yang terdengar seperti hitungan waktu yang tak berujung. Senyum kecil muncul di bibirnya, tipis, hampir seperti bayangan, namun cukup tajam untuk memotong kesunyian di sekitarnya.

"Jadi, akhirnya kamu ingat aku, sweety," bisiknya dengan suara yang rendah dan dalam. Kata-katanya menggantung di udara, meresap ke dalam setiap sudut ruangan. Ada kepuasan dalam nada itu, kepuasan yang dingin dan mendominasi, seperti seorang pemburu yang baru saja melihat buruannya terperangkap.

Lucas memutar kursinya perlahan, membelakangi monitor dan menatap jendela besar yang menghadap ke pemandangan kota malam. Lampu-lampu jalanan dan gedung menjelma seperti bintang yang berserakan di bumi, tapi pandangannya kosong.

Lucas merasakan hal lain. Sesuatu yang Lucas simpan sejak pertemuan mereka bertahun-tahun yang lalu. Gelap. Tak terucapkan, dan kini tak terhentikan.

"Aurora..." suaranya begitu rendah, hampir seperti desahan yang dipenuhi obsesi.

Lucas tahu apa yang ia inginkan. Tapi perasaan itu tidak murni. Lucas ingin melindunginya, tapi pada saat yang sama, ada sisi dirinya yang ingin merengkuhnya begitu erat hingga tak ada ruang bagi Aurora untuk berlari.

Lucas menarik napas panjang, lalu tertawa kecil, suara itu menggema di kesunyian malam. "Kamu takut aku tidak ingat, Aurora? Sayangnya, aku tidak pernah lupa."

Silently Obsessed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang