Aurora harus memilih: melawan Lucas atau tenggelam dalam cintanya yang menyakitkan.
[21+] THIS IS A DARK ROMANCE STORY!
Aurora Hanaya Atmaja adalah seorang gadis yang gemar membaca novel bergenre dark romance. Ia menyukai sensasi getir yang datang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAPPY READING
♡♡♡
Sudah berminggu-minggu sejak Aurora kembali ke Bandung, dan selama itu pula Emily merasa seperti kehilangan arah. Tak ada kabar, tak satu pun pesan, bahkan nomor ponselnya pun kini tak bisa dihubungi. Rasanya seperti ditinggalkan tanpa alasan. Kekesalan dan kekecewaan perlahan menggerogoti hatinya, mengendap di setiap sudut kesunyian.
"Dasar Aurora pembohong," gumamnya geram, melempar ponsel ke atas kasur. "Katanya mau sering nelpon, mau tetap keep in touch. Tapi kenyataannya? Hilang, kayak ditelan bumi."
Ia mendesah panjang, lalu menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan malas. "Mana Papi juga lagi ada project di luar kota... bosen banget!" keluhnya lantang, suaranya menggema di kamar yang sepi.
Sejenak kemudian, sebuah ide menyelinap ke kepalanya...
Apa aku ke rumah Mami aja kali, ya? udah lama juga nggak main ke sana.
Setelah menimbang-nimbang, Emily akhirnya mengambil keputusan. Ia menghubungi Mami-nya dan bilang akan menginap malam ini. Rindu yang ia pendam selama ini terasa seperti alasan yang cukup untuk kembali.
---
Langit malam menggantung kelabu, mengintip lewat kaca mobil saat Emily menyusuri jalanan sepi menuju kawasan elit di pinggiran kota.
Sudah lama ia tak menginjakkan kaki ke mansion keluarga Waluyo-keluarga baru Maminya setelah menikah untuk kedua kalinya. Ada sesuatu yang kosong di dalam dirinya belakangan ini, dan ia tahu, hanya satu tempat yang bisa sedikit mengisi kekosongan itu: rumah, atau setidaknya, tempat yang dulu pernah disebut rumah.
Begitu mobil berhenti di depan gerbang besi hitam yang megah, Emily menghela napas panjang. Ia turun, menyeret koper kecilnya, dan sebelum ia sempat menekan bel, pintu sudah terbuka.
"Emily?"
Suara lembut itu menyapanya. Suara yang selalu membuatnya merasa aman saat kecil.
"Mami," ucapnya lirih, sebuah senyum tipis mengembang di wajahnya.
Mereka berpelukan. Hangat, namun tak seutuh dulu.
"Kamu jadi menginap malam ini, kan? Kamar lamamu udah Mami bersihin," kata Melinda, Maminya, dengan senyum lebar.
Emily mengangguk. "Jadi, Mi. Lagian Lily juga udah bosen di rumah sendirian."
Melinda mengangguk senang. "Kalau gitu, kamu taruh dulu barang-barangmu di kamar, ya? Setelah itu langsung ke ruang makan. Papa Han udah nungguin kamu dari tadi."
Kening Emily berkerut. "Cuma Papa Handoko? Kak Leo belum pulang, kah?"
Melinda menggeleng pelan. "Belum, sayang. Kakakmu belakangan ini sibuk banget di kantor. Pulangnya selalu larut malam."