Setelah mobil berhenti di depan kantor, Javier dan Jennaira keluar dan melangkah menuju pintu masuk. Begitu mereka memasuki area kantor, semua karyawan yang melihat mereka langsung menundukkan kepala sebagai tanda hormat terhadap Javier, yang dikenal sebagai atasan yang dihormati dan dihargai.
Saat mereka berjalan menuju ruang kerja Javier, mereka melewati Dimas Prayuda, sekretaris utama Javier, yang berdiri dengan sikap profesional di depan ruangan Javier. Dimas, yang sudah menunggu, segera menyapa dengan sopan.
"Selamat pagi, Pak Javier, Jennaira," sapa Dimas dengan nada hormat, lalu melanjutkan, "Ada beberapa laporan yang perlu diperiksa oleh Pak Javier hari ini. Laporan keuangan untuk bulan lalu, serta update proyek dari tim pengembangan. Juga ada beberapa dokumen penting yang butuh tanda tangan Bapak."
Javier hanya mengangguk, mendengarkan informasi yang diberikan oleh Dimas tanpa banyak komentar. Ia tahu tugasnya hari itu akan cukup padat, tapi ia juga memahami pentingnya laporan-laporan tersebut.
Jennaira, yang berada di belakang Javier, mengamati semua ini dengan seksama. Ia tahu betul bahwa hari ini akan menjadi hari yang sibuk, dan ia harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.
Dimas melanjutkan, "Saya sudah menyiapkan dokumen-dokumennya di meja Bapak. Semua sudah siap untuk diperiksa." Dimas kemudian memberi tanda agar mereka masuk ke ruang kerja Javier.
Jennaira mengangguk, memberikan sinyal bahwa ia akan segera mengambil alih beberapa hal di luar ruang kerja Javier, untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Ia tahu bahwa ia bekerja bersama Dimas, yang berada tepat di luar ruang kerja Javier, untuk membantu mengatur segala hal administratif yang diperlukan.
Begitu Javier memasuki ruang kerjanya, Dimas kembali fokus pada pekerjaannya dan Jennaira menuju ke meja yang sudah disiapkan di luar ruang kerja, memastikan semuanya siap untuk mendukung pekerjaan Javier.
Setelah Javier duduk di meja kerjanya dan memeriksa dokumen laporan keuangan yang diserahkan, ia mulai menemukan beberapa ketidaksesuaian yang mencolok. Angka-angka dalam laporan tersebut tampaknya tidak cocok dengan data yang sebelumnya diterima. Setiap detail yang biasanya diperiksa dengan cepat mulai terlihat mencurigakan, dan Javier merasa ada yang tidak beres.
Javier memandang Dimas yang ada di luar ruangan. "Dimas," panggil Javier dengan nada serius.
Dimas segera masuk ke ruangan Javier dan menghampiri meja kerja. "Ada yang bisa saya bantu, Pak Javier?" tanya Dimas dengan penuh perhatian.
"Periksa laporan ini lagi. Ada beberapa angka yang tidak sesuai," jawab Javier, menunjuk ke layar komputernya. "Sepertinya ada yang bermain-main dengan laporan keuangan ini."
Dimas mendekat dan melihat dengan seksama. Ia mulai mencocokkan laporan dengan data lainnya, dan seketika matanya menangkap sesuatu yang mencurigakan. "Pak, ini... sepertinya ada yang tidak beres. Beberapa transaksi di cabang yang tercatat di laporan ini tidak sesuai dengan catatan yang kami miliki," kata Dimas dengan cemas.
Javier mengernyitkan dahi, "Berarti ada yang mencoba merusak laporan ini. Saya rasa ini adalah sabotase dari pihak dalam. Segera lakukan penyelidikan lebih lanjut."
Jennaira yang berada di luar ruangan mendengar pembicaraan mereka dan segera melangkah masuk. "Ada apa, Pak Javier?" tanyanya dengan khawatir.
"Jennaira, ada masalah dengan laporan keuangan ini. Tampaknya laporan ini telah disabotase oleh seseorang di cabang perusahaan kita," jawab Javier dengan tegas.
Jennaira merasa terkejut mendengarnya. "Siapa yang bisa melakukan ini? Apakah ada petinggi yang terlibat?" tanyanya, mencoba menganalisa situasi.
Javier mengangguk pelan. "Kemungkinan besar, ini melibatkan orang dalam. Kita perlu menyelidikinya lebih lanjut. Dimas, beri saya semua data yang ada tentang cabang itu. Saya ingin tahu siapa yang bertanggung jawab."
Dimas langsung mengakses sistem komputer dan mengirimkan file yang berisi data cabang perusahaan tersebut. "Saya akan mencari tahu siapa yang terakhir mengakses dan memanipulasi laporan ini, Pak," katanya.
"Baik," jawab Javier, suaranya penuh ketegasan. "Ini harus diselesaikan cepat. Kita tidak bisa membiarkan masalah ini merusak reputasi perusahaan."
Jennaira dan Dimas pun segera memulai langkah-langkah untuk menyelidiki lebih lanjut. Javier, dengan sikap serius, tahu bahwa ini akan menjadi ujian besar bagi dirinya sebagai atasan. Masalah ini harus segera dibereskan agar kepercayaan terhadap perusahaan tetap terjaga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not So Cold Mr.Boss (End)
ChickLitJennaira, seorang sekretaris pribadi CEO, tak pernah menyangka bahwa perjalanan cutinya ke kampung halaman akan menjadi awal dari perubahan besar dalam hidupnya. Berniat pulang untuk menghadiri pernikahan kakaknya, ia harus menghadapi sanak saudara...