抖阴社区

O9

20.4K 1.5K 14
                                    

Pelajaran kembali dimulai, tapi seperti yang sudah mereka duga, guru yang masuk hanya memberikan tugas sebelum kembali sibuk dengan handphonenya di meja depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelajaran kembali dimulai, tapi seperti yang sudah mereka duga, guru yang masuk hanya memberikan tugas sebelum kembali sibuk dengan handphonenya di meja depan. Suasana kelas tetap ramai, ada yang mengobrol, bermain game, bahkan beberapa anak yang mondar-mandir keluar kelas tanpa izin. Adrian menatap kertas tugas di mejanya dengan ekspresi datar. Sejak pertama kali masuk ke sekolah ini, dia sudah sering melihat situasi seperti ini.

"Udah gak kaget, ya?" bisik Aldi dari samping, sambil memutar pena di jarinya.

Adrian mengangguk kecil. "Udah pasrah sih, kalau begini terus. Paling nggak, tugasnya nggak terlalu banyak."

Rayhan yang duduk di belakang mereka menyender ke kursi sambil melirik ke depan. "Kayaknya guru juga males ngajar, apalagi kalau murid-muridnya juga nggak niat dengerin."

Dafa menutup bukunya dan menoleh ke mereka. "Mau dikerjain sekarang atau nanti aja?" tanyanya.

Adrian menimbang sejenak. Kalau dikerjakan sekarang, mereka bisa santai saat pulang nanti. Tapi kalau ditunda, dia yakin pasti ada yang lupa atau malah males ngerjain.

"Sekarang aja, biar kelar," akhirnya Adrian memutuskan.

Aldi menghela napas, tapi tetap mengeluarkan bukunya. "Yaudah, ayo buru-buru kelarin."

Mereka pun mulai mengerjakan tugas masing-masing. Sesekali terdengar suara siswa lain yang masih asyik mengobrol atau bermain game di bangku belakang. Guru tetap tidak peduli, sibuk dengan ponselnya di meja depan.

Adrian menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari yang lain. Setelah memeriksa ulang jawabannya, dia menutup buku dan menghela napas pelan. Dafa yang duduk di sebelahnya melirik.

"Udah kelar?"

Adrian mengangguk. "Udah. Santai aja, masih banyak waktu."

Rayhan dan Aldi juga terlihat hampir selesai. Sementara itu, Dafa baru mengisi setengah dari tugasnya.

"Ian, kasih lihat punyamu bentar," bisik Aldi.

Adrian menggeser bukunya sedikit ke arah Aldi dan Rayhan. Mereka bukan menyontek sepenuhnya, hanya sekadar memastikan jawaban mereka benar.

Tepat saat mereka hampir selesai, tiba-tiba pintu kelas terbuka dan seorang murid dari kelas sebelah masuk.

"Eh, denger-denger guru bakalan keluar kelas sebentar, ada urusan sama kepala sekolah," katanya dengan suara cukup keras.

Suasana kelas yang tadinya sudah berisik semakin kacau. Beberapa anak langsung bersorak kecil, yang lain mulai berencana untuk kabur ke kantin.

"Buset, makin nggak karuan," komentar Rayhan sambil menutup bukunya.

Aldi tertawa kecil. "Kayaknya kita bisa santai bentar. Mau lanjut main game lagi?"

Adrian menoleh ke arah guru mereka, yang tampaknya juga sudah tidak peduli dengan suasana kelas. Dia berdiri, merapikan kertas tugasnya, lalu berkata, "Yaudah, kumpulin tugas dulu, abis itu baru main."

Adrian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang