“Kesadaran tidak terikat pada tubuh,” Kim Bo-hyun menimpali dengan nada tenang. “Jika kita bisa memindahkannya dengan sempurna, maka dia tetap Ahyeon. Hanya dalam tubuh yang lebih kuat, lebih abadi.”
Yang Hyu Seok mengalihkan pandangannya. Ada sesuatu yang mencekik di dalam dadanya. Ia tahu proyek ini telah melampaui batas manusiawi sejak lama, tapi gagasan ini… sesuatu tentangnya terasa terlalu salah.
Namun, di sisi lain, jika itu satu-satunya cara agar Ahyeon tetap ada…
Tidak. Ia menutup matanya sejenak, menenangkan pikirannya.
"Aku tidak bisa… aku tidak akan melakukan itu," gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.
Kim Bo-hyun menghela napas dan menyandarkan tubuhnya ke belakang. “Kau hanya butuh waktu untuk menerima kenyataan, Hyu Seok.” Ia tersenyum tipis sebelum berdiri. “Pada akhirnya, kau tahu ini adalah satu-satunya jalan.”
Yang Hyu Seok menatap kosong ke depan, pikirannya kacau. Ia ingin menyangkal, ingin berkata bahwa semua ini tidak benar—bahwa ia tidak pernah setuju sejauh ini. Tapi sebelum ia sempat membuka mulut, suara Kim Bo-hyun kembali menggema di ruangan.
“Jangan denial, Yang Hyu Seok.” Nada bicaranya tenang, tapi mengandung tekanan yang kuat. “Kau bahkan sangat setuju dengan proyek ini, bukan? Kau yang mengusulkannya sejak awal. Kau juga sudah lelah menyimpan kekurangan anakmu, mengobatinya diam-diam setiap tahun tanpa Ahyeon tahu. Mau sampai kapan? Sampai dia benar-benar kehilangan seluruh fungsinya?”
Yang Hyu Seok mengepalkan tangannya di atas meja, matanya bergetar menatap pria di hadapannya.
“Bahkan kau yang menciptakan fondasi proyek ini,” lanjut Kim Bo-hyun. “Dan kekayaanmu itu… ingat dari mana asalnya.”
Ruangan sejenak hening. Beberapa orang yang duduk di kursi konferensi saling bertukar pandang, lalu mengangguk pelan, satu per satu menyetujui ucapan Kim Bo-hyun.
“Ayolah, come on,” pria itu menambahkan dengan nada ringan, seakan yang mereka bicarakan bukanlah sesuatu yang melanggar batas kemanusiaan. “Kita tetap pada rencana awal.”
Yang Hyu Seok menutup matanya sesaat. Dalam dadanya, ada perang yang begitu hebat. Ia ingin menolak, ingin berkata bahwa ini salah. Tapi di sisi lain… proyek ini memang miliknya. Ia yang membangunnya. Dan sejak awal, bukankah ini memang tujuannya?
Ketika ia membuka matanya lagi, ekspresinya tak lagi ragu. Ada sesuatu yang berubah dalam sorot matanya.
“…Baiklah,” gumamnya. “Kita akan tetap pada rencana awal.”
Kim Bo-hyun tersenyum puas.
Jake terlihat frustrasi dengan kondisi ini. Rahangnya mengeras, matanya menatap kosong ke arah meja tanpa benar-benar melihat apa pun. Ia hanya bisa menghela napas panjang, mencoba mengendalikan emosi yang berkecamuk di dalam dadanya.Ia benar-benar tidak bisa lari dari situasi ini.
Sejak awal, ia tahu bahwa keluarganya bukanlah orang-orang biasa. Bahwa ayahnya, Kim Bo-hyun, adalah pria yang selalu memikirkan kepentingan di atas segalanya bahkan jika itu berarti mengorbankan orang lain. Tapi kini, yang harus dikorbankan bukan orang lain. Itu Ahyeon. Perempuan yang sejak kecil selalu ada di sisinya. Perempuan yang seharusnya ia lindungi, bukan ia serahkan untuk menjadi eksperimen gila ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Spiral dan Elips (Asahyeon)
Short Story"Terjebak dalam lingkaran takdir yang tak bisa mereka kendalikan, dua hati saling menemukan di tempat yang paling terlarang. Mereka tahu, setiap langkah mendekat hanya akan membawa kehancuran, tetapi perasaan itu terlalu kuat untuk diabaikan. Di ant...
Antara Spiral dan Elips Part 17
Mulai dari awal