抖阴社区

Chapter 8: The First Challenge

40 0 0
                                        

Kalo ada salah penulisan kata atau typo kasih tau aja yaa gengs🙌🏻💥🔥🤩👾🎮
H

appy reading


~~~


Begitu mereka tiba di gedung perusahaan Reynand, Alesha masih berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan yang begitu mewah dan berkelas. Lobi utama gedung itu penuh dengan orang-orang berpakaian rapi, sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Setiap mata tampaknya tertuju pada mereka atau lebih tepatnya, pada Reynand. Aura pria itu begitu dominan, membuat semua orang langsung menundukkan kepala atau memberi salam dengan hormat saat mereka lewat.

Alesha menelan ludah. Ia benar-benar masuk ke dunia yang berbeda.

Saat mereka melangkah ke dalam lift pribadi, Alesha merasakan ketegangan dalam udara. Reynand berdiri di sampingnya, diam, tapi auranya terasa begitu kuat.

"Saya akan bekerja di ruangan mana?" tanyanya akhirnya, mencoba mengusir rasa gugup.

Reynand meliriknya sekilas sebelum menjawab, "Di ruanganku."

Alesha mengerutkan kening. "Anda serius?"

Reynand menyeringai. "Kamu asistennya aku, bukan orang lain. Jadi, kamu bekerja di mana aku berada."

Alesha ingin membantah, tapi pintu lift sudah terbuka, dan mereka disambut oleh seorang wanita berusia sekitar 40-an yang terlihat anggun dan profesional.

"Good morning, Mr. Alvaro," sapanya dengan sopan. "Everything is set for your morning meeting."

Reynand mengangguk singkat. "Good. This is Alesha, my new assistant. Brief her on the basics."

Wanita itu mengulurkan tangan ke Alesha. "Selamat datang. Saya Nina, sekretaris utama di sini."

Alesha menerima uluran tangan itu dan tersenyum canggung. "Terima kasih, Bu Nina."

Nina tersenyum ramah sebelum menatap Reynand. "I assume she'll be handling your schedule from now on?"

Reynand melirik Alesha sejenak sebelum mengangguk. "Yes. Make sure she gets everything she needs."

Alesha merasa dadanya sesak. Ini bukan sekadar pekerjaan biasa-ini adalah tantangan besar.

~~~

Beberapa jam berlalu dengan cepat. Alesha belajar banyak dari Nina tentang tugasnya, termasuk bagaimana ia harus menangani jadwal Reynand yang padat, menghadapi klien penting, dan mengatur dokumen-dokumen perusahaan.

Namun, ujian sesungguhnya datang lebih cepat dari yang ia kira.

Ketika Alesha sedang menata kembali jadwal di tablet yang diberikan padanya, pintu ruangan terbuka dengan kasar.

BRAK!

"Apa-apaan ini?"

Alesha tersentak kaget, begitu pula Nina. Seorang pria berjas gelap masuk dengan wajah merah padam. Tatapan matanya penuh kemarahan, dan langsung tertuju pada Reynand yang duduk santai di balik mejanya.

"Reynand! Kau pikir bisa mengabaikan perjanjiannya begitu saja?"

Alesha menahan napas. Siapa pria ini?

Reynand tetap tenang, mengangkat pandangannya dari dokumen yang sedang ia baca. "Nathan, kau seharusnya mengetuk sebelum masuk."

"Aku tidak peduli!" bentak pria bernama Nathan itu. "Kau berjanji akan mempertimbangkan merger dengan perusahaanku, tapi tiba-tiba aku mendengar kau sudah membuat kesepakatan dengan pihak lain?"

Alesha menatap Reynand, menunggu reaksinya.

Reynand hanya tersenyum kecil. "Aku berubah pikiran."

Nathan mengepalkan tinjunya. "Kau bermain kotor, Reynand. Kau pikir bisa mempermainkan semua orang hanya karena kau punya uang dan kuasa?"

Reynand menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap Nathan dengan penuh superioritas. "Aku hanya memilih yang terbaik untuk perusahaanku. If you can't keep up, that's your problem, not mine."

Alesha bisa merasakan ketegangan di ruangan itu. Nathan tampak seperti ingin menerjang Reynand saat itu juga, tapi akhirnya ia mendengus kasar dan menatap Alesha dengan tajam.

"Dan siapa dia?" Nathan menunjuk ke arah Alesha. "Mainan barumu?"

Alesha membeku.

Reynand langsung berdiri, tatapannya berubah dingin dan berbahaya. "Watch your mouth, Nathan."

Nathan tertawa sinis. "Oh, jadi kau melindunginya?"

Reynand berjalan mendekat, berdiri tepat di depan Nathan dengan tatapan mematikan. "Aku tidak suka mengulang kata-kataku."

Nathan menatap Reynand beberapa detik sebelum akhirnya mundur dengan dengusan marah. "Fine. But this isn't over, Reynand."

Setelah itu, ia keluar dari ruangan dengan keras, meninggalkan suasana yang masih penuh ketegangan.

Alesha masih berdiri di tempatnya, belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Kau baik-baik saja?" suara Reynand membuyarkan lamunannya.

Alesha menelan ludah, lalu mengangguk. "Siapa dia?"

Reynand menghela napas, kembali ke kursinya. "Seseorang yang ingin aku singkirkan."

Alesha bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang lebih dalam di balik konflik ini. Tapi sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, Reynand menatapnya dengan tajam.

"Inilah dunia yang akan kau hadapi, Alesha. Masih ingin bertahan?"

Alesha menatapnya balik, mencoba mengumpulkan keberanian. "Saya bukan tipe yang menyerah begitu saja."

Reynand tersenyum tipis. "Good. Let's see how long you last."

Alesha meneguk ludah. Hari pertamanya saja sudah seintens ini, apa lagi yang menantinya ke depan?

THE BILLIONAIRE'S POSSESSION ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang