抖阴社区

Chapter 12: Dangerous Game

28 0 0
                                        

Kalo ada salah penulisan kata atau typo kasih tau aja yaa gengs🙌🏻💥🔥🤩👾🎮

Happy reading


~~~

A

lesha tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Reynand. Cara pria itu menatapnya begitu intens, seolah-olah sedang menantang batas yang selama ini ia coba pertahankan.

"Saya pikir… kita harus tetap profesional," ucap Alesha, suaranya terdengar lebih goyah dari yang ia harapkan.

Reynand mengangkat satu alis, lalu tersenyum kecil—senyum yang penuh dengan sesuatu yang tidak bisa Alesha artikan sepenuhnya. "Profesional, ya?"

Alesha mengangguk cepat. "Ya, saya hanya asisten Anda. Dan saya ingin tetap seperti itu."

Reynand menghela napas pelan sebelum akhirnya mengambil langkah mundur, memberikan Alesha sedikit ruang untuk bernapas. "Baiklah. Kalau itu yang kamu inginkan."

Tapi Alesha tahu, itu tidak berarti Reynand benar-benar menyerah.

~~~

Malam itu, Alesha tidak bisa tidur. Kata-kata Reynand terus berputar di kepalanya.

"Atau… kamu sebenarnya menginginkannya menjadi kenyataan?"

Kenapa dia harus mengatakan itu? Kenapa dia harus membuat semuanya menjadi lebih rumit?

Alesha menutup wajahnya dengan kedua tangan dan mendesah frustrasi.

Dia harus bisa mengendalikan perasaannya. Reynand adalah bosnya. Tidak boleh ada perasaan lebih dari itu.

~~~

Keesokan paginya, Alesha tiba di kantor lebih awal, berharap bisa fokus pada pekerjaannya tanpa gangguan. Tapi harapannya langsung hancur saat ia melihat seorang wanita duduk santai di kursi tamu di ruangan Reynand.

Wanita itu memiliki rambut panjang bergelombang dan mengenakan dress merah yang sangat menonjolkan tubuhnya. Matanya tajam, dan senyuman di wajahnya terlihat penuh perhitungan.

Saat menyadari kehadiran Alesha, wanita itu tersenyum tipis. "Kamu pasti Alesha."

Alesha mengerutkan kening. "Maaf, Anda siapa?"

Wanita itu berdiri dan berjalan mendekatinya dengan langkah percaya diri. "Aku Stella."

Jantung Alesha berdetak lebih cepat. Wanita ini… mantan tunangan Reynand?

Stella menyilangkan tangan di depan dada dan menatapnya dari ujung kepala sampai kaki. "Jadi, kamu yang sekarang ada di dekat Reynand?"

Alesha menjaga ekspresinya tetap netral. "Saya hanya asistennya."

Stella tertawa kecil, seolah Alesha baru saja mengatakan sesuatu yang sangat lucu. "Oh, sayang… Kalau aku belajar sesuatu dari Reynand, dia tidak pernah menganggap seorang wanita sebagai 'hanya' sesuatu."

Alesha menegang, tapi sebelum ia bisa menjawab, pintu ruangan Reynand terbuka.

Reynand melangkah masuk dengan ekspresi datar, lalu tatapannya langsung jatuh pada Stella. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Stella tersenyum manis. "Aku hanya ingin berbicara, sayang."

Reynand mendesah, lalu menatap Alesha. "Alesha, beri kami waktu sebentar."

Alesha menelan ludah, lalu mengangguk. "Baik, saya akan kembali nanti."

Namun, saat ia melangkah keluar, ia bisa mendengar suara Stella yang penuh dengan nada menggoda.

"Kau benar-benar mengganti aku dengan sesuatu yang… sederhana?"

Alesha menutup pintu tanpa mendengar jawaban Reynand. Tapi hatinya mencelos.

Dia tidak seharusnya peduli. Tapi kenapa kata-kata Stella terasa begitu menusuk?

~~~


Alesha berjalan kembali ke mejanya, mencoba mengusir perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba muncul. Ini bukan urusannya. Reynand boleh saja berhubungan dengan siapa pun yang ia inginkan, termasuk Stella.

Tapi mengapa hatinya terasa begitu berat?

Ia mencoba fokus pada pekerjaannya, tetapi pikirannya terus memikirkan percakapan di dalam ruangan itu. Ia ingin tahu, tetapi pada saat yang sama, ia takut mendengar jawabannya.

Beberapa menit kemudian, suara pintu terbuka dan langkah kaki mendekat.

"Alesha."

Alesha mendongak, mendapati Reynand berdiri di depannya dengan ekspresi sulit ditebak.

"Saya harus masuk?" tanyanya, mencoba terdengar profesional.

Reynand menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Ikut aku."

Alesha ragu sejenak, tetapi akhirnya bangkit dan mengikuti langkah pria itu menuju ruangannya. Begitu pintu tertutup, Reynand bersandar pada mejanya dan menatapnya dengan intens.

"Ada yang ingin kau tanyakan?"

Alesha mengerutkan kening. "Kenapa saya harus bertanya?"

Reynand menyeringai kecil. "Karena sejak aku keluar dari ruangan, kamu terlihat seperti ingin bertanya sesuatu."

Alesha menggigit bibirnya. Dia tidak ingin terlihat terlalu penasaran, tetapi Reynand benar—ada sesuatu yang mengganggunya.

"Kalau saya bertanya… apakah Anda akan menjawabnya dengan jujur?"

Reynand terdiam beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Tanya saja dulu."

Alesha menarik napas dalam sebelum akhirnya berkata, "Apa hubungan Anda dengan Stella sekarang?"

Reynand menatapnya tajam, seolah sedang menilai reaksinya. "Aku tidak punya hubungan apa pun dengannya."

"Tapi dia tadi tampak—"

"Stella selalu seperti itu," potong Reynand. "Dia tidak suka kalah, terutama dariku."

Alesha menatapnya, mencoba mencari kebenaran dalam matanya. "Jadi, Anda tidak ada niat untuk kembali padanya?"

Reynand berjalan mendekat, membuat Alesha otomatis mundur. Namun, Reynand hanya terus maju sampai jarak di antara mereka begitu dekat.

"Kau ingin aku kembali padanya?" tanyanya, suaranya rendah dan berbahaya.

Alesha menelan ludah, merasa terperangkap dalam tatapan pria itu. "Itu bukan urusan saya…"

Reynand mengangkat dagunya dengan satu jari, membuatnya menatap langsung ke dalam matanya.

"Tapi kau peduli," bisiknya.

Alesha tidak bisa menjawab.

Reynand tersenyum kecil, lalu menurunkan tangannya. "Jangan khawatir, Alesha. Aku tidak tertarik pada masa lalu."

Ia berbalik dan berjalan menuju meja kerjanya, seolah percakapan tadi tidak berarti apa-apa.

Sementara Alesha, ia masih berdiri di tempatnya dengan hati berdebar kencang.

Entah mengapa, kata-kata Reynand barusan memberinya kelegaan yang tidak seharusnya ia rasakan.

THE BILLIONAIRE'S POSSESSION ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang