TW!
beberapa adegan mengandung kalimat bl00d, mut!l4s1!
harap kebijakannya bagi para pembaca.
.
happy reading
.
.
Ciel bahkan tidak yakin harus merasa apa saat menerima ucapan itu. Kepalanya sedikit menunduk, alisnya menyatu tipis. Ia menatap produser di hadapannya-pria paruh baya dengan senyum puas dan sorot mata tajam seperti sedang menilai berlian langka."Visualmu sangat menarik perhatian," ucap produser itu, nada suaranya tenang namun penuh penekanan, "Kami sempat menimbang, antara meloloskanmu atau tidak. Tapi setelah kau menunjukkan aktingmu..."
Ia terdiam sejenak. Senyumannya tumbuh lebih lebar, dan untuk sesaat seluruh ruangan terasa sedikit lebih hangat. Ciel hanya menatap balik tanpa berkata apa-apa.
"Ternyata kau sangat berbakat. Kau mungkin akan mendapatkan banyak rekomendasi di bidang ini. Aku menantikan kerja samamu."
Sahutan setuju terdengar dari juri-juri lain. Mereka semua tampak puas. Catherine bahkan memberikan tepukan kecil di meja sebagai tanda persetujuan.
Ciel mengangguk pelan. Ia masih memproses semuanya-apa yang baru saja terjadi? Ia bahkan tak yakin kalau ia peduli saat masuk tadi.
෴෴෴
Satu jam sebelumnya...
Antrian panjang membuat ruangan tunggu terasa pengap. Para peserta duduk gelisah, beberapa menggenggam naskah, beberapa memutar-mutar ponsel sambil menggigit bibir.
Tapi tidak dengan Ciel. Ia duduk tenang, mengenakan kacamata hitam dan masker seperti ingin menyembunyikan seluruh dirinya dari dunia.
"No.120, Ciel Everhart. Silakan masuk."
Ciel berdiri pelan, masuk ke ruangan dengan langkah ringan tapi mantap. Di sana, empat juri menunggu. Ia tahu mereka bukan orang biasa.
Di ujung kiri, Catherine-aktris dan musisi kelas dunia, wajahnya terpampang di hampir setiap media internasional.
Lalu Jeremy, produser legendaris yang hasil karyanya selalu mencetak sejarah. Di sebelahnya, pria tua berambut putih dan sorot mata tajam, Reinhardt-produser luar negeri yang konon sedang mencari bakat langka di negara ini.
Dan yang terakhir, pria muda misterius berusia sekitar dua puluhan, mengenakan kacamata hitam dan masker seperti dirinya, seolah menyembunyikan identitas.
"Apa kau Ciel? Kenapa kau memakai kacamata hitam dan masker?" tanya Jeremy.
"Ah, maafkan aku," ucap Ciel santai. Ia membuka masker dan kacamatanya.
Hening. Semua orang menatapnya, terdiam.
"Wah ... matamu ... sangat unik," gumam seseorang.
Yang lain mengangguk pelan, terpesona.
Catherine, masih terpaku, langsung kembali ke sikap profesional. "Baiklah. Tunjukkan keahlianmu."
Ciel hanya berdiri di tempatnya, tanpa ekspresi. Tidak bergerak.
Salah satu juri mulai bingung. "Kenapa kau diam?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Assassin Turned As Student
RandomBL AREA! (jangan salah lapak!) ciel (uke) Ciel Everhart, pemuda yang dicap bodoh oleh orang sekitarnya bahkan ia dibully oleh teman sekelasnya karena ia tak bisa berbicara dengan benar dan fisik yang terlihat payah. Namun berbeda dengan kenyataann...