抖阴社区

Extra Chapter

567 97 47
                                        

Waktu terus berjalan, tak terasa Chiquita, si gadis kecil penuh tingkah, kini telah menginjak usia dua belas tahun. Asa terkadang masih merasa tak percaya.... anak kecil yang dulu selalu merengek minta susu di dot, kini sudah tumbuh menjadi gadis kecil yang tinggi, lincah, dan tentu saja.... tetap penuh tingkah.

Waktu memang berjalan cepat, dan meskipun ada secuil rasa tak rela di hati Asa karena putrinya tumbuh begitu cepat, ia tetap bersyukur karena satu hal tak pernah berubah.... Chiquita masih menjadi sumber cahaya dalam hidupnya.

Di rumah mewah yang selalu dipenuhi gelak tawa itu, Asa sedang menyiapkan sarapan istimewa untuk akhir pekan. Ia tahu Chiquita begadang semalam bersama Rami, mungkin main game atau hanya ngobrol tak tentu arah seperti biasa. Asa membiarkannya tidur lebih lama pagi ini. Setelah semua siap, ia naik ke lantai atas untuk membangunkan anak semata wayangnya.

Begitu membuka pintu kamar, Asa hanya bisa menggeleng melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya. Chiquita tidur dengan posisi tak karuan, kepala menggantung di pinggir ranjang, kaki naik ke sandaran kepala tempat tidur, dan selimut sudah tersingkir ke ujung kaki. Asa menahan tawa, lalu perlahan membuka tirai jendela agar sinar matahari masuk ke dalam kamar.

Ia duduk di sisi ranjang, membetulkan posisi kepala Chiquita sambil berpikir "Apa ngga sakit tidur begini?" Dengan lembut, ia menyibak rambut yang menutupi wajah anaknya.

"Sayang, bangun. Ayo sarapan dulu" bisiknya, lembut namun cukup jelas.

Chiquita hanya menggeliat, kemudian bergerak sedikit dan menaruh kepalanya di pangkuan Asa, menyembunyikan wajah di perut ibunya. Asa tersenyum, mengusap rambut anaknya dengan penuh kasih.

"Bangun dulu, yuk. Mommy udah masakin makanan kesukaan adek" bujuknya.

"Kepala adek sakit, Mommy...." suara serak khas bangun tidur keluar dari mulut gadis kecil itu.

Asa mengangkat alis "Ya gimana ngga sakit? Tidurnya aja aneh begitu. Kepalanya udah mau terjun aja"

"Ahhh.... Mommy, sakit...." rengeknya lagi, malah menyembunyikan wajah lebih dalam.

Asa mengusap tengkuk anaknya, memijatnya pelan. Tapi saat mencoba menarik kepala Chiquita dari perutnya, ia malah mendapati anaknya sudah tidur lagi.

"Pintar banget bohongin Mommy. Alasannya sakit, padahal lanjut tidur ya" ucap Asa mencium keningnya.

"Beneran sakit, Mommy. Mana ada adek bohong" jawab Chiquita dengan mata masih tertutup, tapi sudut bibirnya terangkat nakal.

Asa pun langsung menggelitik perut Chiquita, membuat gadis itu tertawa keras dan membuka matanya.

"Ayo bangun, sayang" kata Asa terkekeh.

Chiquita duduk, memelototi Asa dengan wajah cemberut lalu bangkit berdiri dan menghentakkan kaki menuju kamar mandi.

Asa hanya tertawa melihat tingkah putrinya "Ngga boleh marah dong. Nanti Mommy ngga beliin action figure yang adek mau"

"Adek bisa minta beliin onty onty tuh!" teriak Chiquita dari dalam kamar mandi.

Usai sarapan, suasana rumah makin riuh. Chiquita kini sedang asik bermain basket di halaman belakang yang Asa ubah menjadi lapangan basket, ruang bebas untuk gadis kecilnya bermain, berlari, dan melepaskan semua energinya yang seolah tak habis.

"Shoot!" Chiquita melempar bola ke arah ring, dan.... masuk! "Yesss!" soraknya.

Namun, ketenangan itu segera pecah.

"Bocil, bukannya mandi, malah main basket" kata Rora, muncul bersama Rami, Ahyeon, Ruka, dan Pharita.

"Yeee suka suka adek dong!" balas Chiquita dengan gaya tengil.

Ahyeon menyeringai "Ya udah, ngga usah ikut. Kita mau pergi"

"Pergi aja sana! Adek ngga mau ikut, tuh!"

"Alah, ujung ujungnya juga nangis karena ditinggal" goda Rami.

Ruka dan Pharita menahan tawa, melihat wajah cemberut Chiquita.

Kesal, Chiquita mengambil bola dan melemparkannya ke arah Rami, Ahyeon, dan Rora.

"Heh! Ngga sopan!" seru Ahyeon.

Ruka turun tangan, seperti biasa menjadi penengah "Ngga boleh gitu, sayang. Harus sopan"

"Mereka nyebelin, onty...." kata Chiquita membela diri.

Begitu melihat Asa keluar dari dapur, Chiquita langsung lari memeluknya.

"Mommy, lihat deh.... mereka nyebelin banget...."

Rora tidak tinggal diam "Enak aja bilang kita nyebelin. Adek tuh yang nyebelin! Lempar bola seenaknya. Kalo kena muka onty yang cantik ini gimana?"

"Ngga peduli" jawab Chiquita datar.

"Husss, ngga boleh gitu. Harus sopan sama onty onty" tegur Asa lembut.

"Ya mereka nyebelin, Mommy" kata Chiquita, matanya melihat ketiga ontynya "Pulang aja sana!"

"Enak aja! Kita ke sini mau ajak main kakak kita, tahu!" seru Rami.

"Ngga boleh!" seru Chiquita cepat.

Ruka dan Pharita tertawa. Ahyeon, Rami, dan Rora juga tak bisa menahan tawa melihat ekspresi ngambek keponakan mereka.

"Onty onty cuma bercanda, sayang" Asa memeluk Chiquita.

"Kak Asa ngga kebauan kah? Adek pasti bau asem tuh" celetuk Rora, iseng seperti biasa.

Chiquita langsung melepaskan pelukan, mengambil bola dan melemparnya ke Rora, Rami, dan Ahyeon. Ketiganya menjerit dan lari.

"Adek! Itu Rora yang ngomong, kenapa kita juga kena?!" protes Rami.

"Ngga peduli!" teriak Chiquita.

Asa, Ruka, dan Pharita hanya menggelengkan kepala melihat kekacauan kecil itu. Hari hari seperti ini selalu menjadi favorit mereka.

"Mereka bener bener ngga berubah" ucap Ruka sambil tersenyum.

Pharita dan Asa mengangguk, senyum merekah di wajah mereka.

Matahari sore mulai naik, halaman rumah itu terlihat lebih terang oleh tawa dan kehangatan yang tak pernah padam. Asa menatap langit, lalu kembali menatap putrinya yang kini sedang tertawa bebas.

Chiquita mungkin sudah besar. Tapi di hati Asa, ia akan selalu jadi gadis kecil yang dulu datang membawa harapan.

Gadis kecil yang mengajarkan bahwa cinta, meski datang dalam bentuk paling mengejutkan, selalu layak dirayakan.














Dengan berakhirnya cerita ini... Adek, Mommy, Onty onty, dan Moma pamit ya... See you guys




🦥🦌🐇🦋🐬🐼🐈⬛



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

? Terakhir diperbarui: May 20 ?

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Little Trouble, A Lot of Love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang