抖阴社区

??29. Dongeng Bedrella

23 16 0
                                        

~•°🕊️°•~

"Dua jiwa yang tak selalu bicara, tapi saling memahami lewat dongeng dan makna. Yang satu mencipta dunia, yang satu menerjemahkannya menjadi rasa.”

~•°🕊️°•~

HAPPY READING

Sinar cahaya yang masuk dari celah-celah jendela kayu, membuat tidur perempuan itu terusik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar cahaya yang masuk dari celah-celah jendela kayu, membuat tidur perempuan itu terusik. Ia perlahan membuka kedua matanya, menetralkan penglihatannya. Pikirannya linglung seketika, sampai akhirnya ia bangkit untuk membersihkan diri. Setelah bersiap-siap, Bedrella memperhatikan pantulan wajahnya di cermin. Sama seperti hari-hari biasanya, tidak ada yang berubah dari dirinya.

"Gue masih jelek," ujar Bedrella lirih.

Kadang, ia merasa heran. Kenapa Svarga bisa jatuh cinta dengannya? Apa yang dilihat Svarga darinya? Ia tidak memiliki wajah sempurna. Bukankah, kebanyakan laki-laki akan memilih perempuan yang cantik untuk menjadi pasangan hidupnya?

"Gue masih nggak nyangka, bisa menjadi pasangan lo, Svarga," gumam Bedrella memperhatikan wajahnya di cermin. "Gue merasa nggak pantas. Lo sempurna, sementara gue?"

Terlalu lama merenungi nasib di depan cermin, akhirnya Bedrella mengambil ransel dan ponselnya yang tergeletak di atas meja. Bedrella membuka layar ponselnya dan membuka pesan dari Svarga.

Svarga
Aku udah di luar. Kita berangkat bareng.

Seketika, Bedrella membulatkan matanya. Ia langsung bergegas keluar rumah. Svarga sudah berada di rumahnya sepagi buta ini? Yang benar saja. Ketika membuka pintu, sosok yang Bedrella lihat adalah Svarga yang sudah rapi dengan seragamnya.

"Kok lo datang sepagi ini?" tanya Bedrella.

"Lo?" tanya Svarga.

Bedrella menepuk pelan mulutnya. Ternyata kebiasannya berbicara dengan gaya lo-gue masih melekat untuk Svarga. Sebetulnya, Svarga tidak mempedulikan panggilan apapun, senyaman Bedrella saja.

"Aku keceplosan," sesal Bedrella.

"Nggak papa, senyaman kamu aja. Aku nggak mempermasalahkan," ucap Svarga sambil tersenyum.

Lagipula, ia tidak ingin membuat Bedrella merasa risih. Ia ingin perempuan itu merasa nyaman dan lebih bahagia. Melihat senyumannya, sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Svarga.

"Kamu baik banget, sih," ujar Bedrella lirih, nyaris tak terdengar.

"Kamu bilang sesuatu?" tanya Svarga. Ia mengulurkan helm miliknya kepada Bedrella.

Bedrella tersadar dan menggelengkan kepala. "Eh, bukan apa-apa," jawabnya. Ia menerima helm dari Svarga dengan sedikit ragu. "Kamu nggak bareng Adek kamu, Ga?"

"Kan, aku mau berangkat bareng kamu," ujar Svarga.

"Terus dia nggak marah kalau kamu berangkatnya bareng aku?" tanya Bedrella lagi.

Rangkaian Dua Atma [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang