✨ Happy Reading ✨
----------
Suasana sore itu mendung. Langit tampak menggantung berat, seolah menyimpan hujan yang siap turun kapan saja.
Javas duduk di sebuah bangku dibelakang taman rumah keluarga Aswangga, menunggu seseorang. Tangan kanan menggenggam gelas kopi yang sudah dingin, sedang pikirannya kacau, campur aduk. Suara langkah mendekat membuatnya menoleh.
Valerio datang dengan wajah datar. Tanpa basa-basi, ia langsung duduk di sebelah Javas.
"Ada apa?" tanya Valerio singkat.
Javas menatap lurus ke depan, menahan napas. “Kita perlu bicara. Cowok ke cowok. Atau... kakak ke adik.”
Valerio mengangkat alis. “Tentang Lysandra?”
Javas mengangguk. “Gue minta tolong, berhenti. Jangan lanjut hubungan lo sama dia.”
Valerio tertawa sinis. “Kamu lucu.”
“Gue serius.”
“Jadi setelah kamu ninggalin dia, nyakitin dia, nyuruh dia gugurin anak kalian—sekarang kamu minta aku mundur?”
Javas menunduk. Kata-kata Valerio menusuk, tapi ia layak menerimanya.
“Gue tahu gue salah, gue bajingan. Tapi sekarang gue udah berubah. Gue mau bertanggung jawab bang. Gue enggak bisa liat Lysandra sama orang lain…”
Valerio menghela napas panjang. Ia berdiri dan menatap Javas tajam.
“Kamu terlambat, Javas. Terlalu terlambat.”
“Tapi gue ayah dari anak itu! Gue punya hak!” suara Javas meninggi, emosinya pecah.
Valerio maju selangkah, menahan amarah yang mulai memuncak.
“Kamu pikir hubungan itu cuma soal hak? Kamu pikir Lysandra cuma objek yang bisa kamu klaim?”
“Bukan gitu maksud gue…”
“Denger ya, aku jatuh cinta sama Lysandra. Aku jatuh cinta bukan karena dia cantik, bukan karena anak itu. Tapi karena aku liat dia berjuang sendiri waktu kamu nggak ada! Aku ada di samping dia, waktu kamu bahkan gak tau dia ngidam apa!”
Javas mengepalkan tangan. Wajahnya merah, namun matanya berkaca.
"Gue tahu gue salah. Tapi gue sayang dia, bang. Dan... Gue gak bisa ngebayangin dia nikah sama siapa pun kecuali sama gue.”
“Kamu pikir aku bisa?” balas Valerio keras. “Setiap malam aku nahan perasaan ini, Javas. Aku tahu dia belum sepenuhnya milik aku. Tapi aku rela nunggu. Aku sabar. Aku rawat dia. Kamu tahu kenapa?”
Valerio menatap Javas tajam.
“Karena aku gak mau jadi kamu. Karena aku gak mau dia ninggalin aku kayak kamu ninggalin dia.”
Javas terdiam. Hatinya terasa ditampar.
“Javas…” suara Theo merendah. “Aku mungkin kakak kamu, Tapi kali ini, aku gak bisa mundur. Karena perasaan aku ke Lysandra bukan main-main.”
“Lysandra ... itu bagian dari hidup gue, bang,” lirih Javas. “Dia dan anak itu, mereka keluarga gue.”
“Tapi keluarga gak ditentukan cuma dari darah,” balas Valerio o tenang. “Tapi dari siapa yang tinggal dan bertahan.”
Mereka saling menatap, diam, dalam udara yang berat dan dingin.
Perasaan keduanya sama-sama dalam, tapi arah langkah mereka bertabrakan. Di satu sisi adalah cinta pertama dan ayah biologis, di sisi lain adalah lelaki yang tak pernah menyerah menjaga.

KAMU SEDANG MEMBACA
| ?ONESHOOT LIZKOOK ?|
Teen FictionKumpulan cerita random, lucu, dan nggak ribet ini siap nemenin kamu di waktu senggang. Satu cerita, satu tawa. Kadang absurd, kadang manis, tapi selalu berhasil bikin mood naik! Yuk, scroll, baca, dan nikmati keseruannya. Siapa tahu, cerita favorit...