抖阴社区

Chapter 5

7K 883 105
                                        





Apartemen Jaehyun sudah lama tidak tercium bau masakan. Biasanya, dia hanya pesan lewat layanan kamar. Waktunya terlalu berharga jika hanya untuk memasak dan mengambil makan sendirian. Namun, pagi ini berbeda. Pagi ini ada aroma yang dipikirnya adalah daging, mungkin juga sup hangat. Siapa? Apakah ada penghuni lain di apartemen ini? Oh iya, dia ingat. Tentu saja ada penghuni lain.

Lee Taeyong.

"Kau bisa memasak rupanya?" Sapanya dengan keadaan setengah sadar. Matanya menyipit karena sinar matahari, rambutnya yang awut-awutan macam sarang burung, dan tubuhnya yang sedikit limbung karena terlalu cepat membangkitkan diri. Ia duduk di kursi tingginya sambil mengendusi masakan Taeyong? Mungkin.

Apa benar dia yang memasaknya? Terlihat meragukan memang, karena Taeyong sedang memotong daun bawang dengan ogah-ogahan.

"Pagi hari seharusnya kita memilih makanan yang ringan bukan? Well, tapi aku sedang ingin makan daging. Kebetulan aku melihat tumpukan daging di dalam lemari pendinginmu."

Jaehyun meneguk segelas air putih yang disodorkan Taeyong, "karena kau sudah bersusah payang bangun pagi dan menyiapkan ini semua. Ya, tak masalah."

Kemudian Taeyong menyajikan semangkuk nasi juga kimchi. Sedikit membingungkan sebenarnya, biasanya lemari pendingin seorang bujangan itu isinya hanya botol air mineral atau alkohol. Namun berbeda milik Jaehyun, isinya lengkap dengan berbagai makanan sehat termasuk jus buah.

"Dulu, aku pernah bermain dalam sebuah drama. Dan aku berperan sebagai kepala koki disana." Menjawab pertanyaan Jaehyun yang pertama, Taeyong tersenyum saat mengingat masa itu.

Jaehyun hampir tersedak air minumnya, masa sih? Kok dia belum pernah melihatnya?

"Ada apa?" Taeyong mengerutkan keningnya, menatap Jaehyun yang balas menatapnya dengan wajah aneh. "Ada yang lucu?"

"Tidak." Jaehyun menggeleng, meraih sumpit yang disodorkan Taeyong. Mencicip jamur neungi dari galbijjimnya.

"Apa tidak sebaiknya kau cuci muka dan sikat gigi dulu?" Taeyong ikut duduk sembari menyesap apple juicenya dengan anggun. Seperti gadis yang sedang menyesap teh sorenya.

"Tidak. Aroma galbijjim mu membuat rasa laparku menjadi brutal."

Taeyong melanjutkan menyesap apple juicenya. Dia tidak bisa makan di pagi hari. Atau berat badannya akan naik lagi, dia tidak mau mengambil resiko dimarahi oleh Sehun hyung.

Sementara Jaehyun sibuk dengan galbijjimnya, ada keheningan selama sekitar dua puluh menit. Taeyong dengan sabar menunggu Jaehyun selesai dengan sarapan besarnya.

Setelah kunyahan terakhir kacang gingko, Taeyong menyodorkan secangkir teh hijau pada Jaehyun. "Aku tau kau mengharapkan kopi. Tapi pagi hari alangkah baiknya kau menyesap green tea"

"Wow, kau menemukan banyak harta karun di dapurku rupanya." Jaehyun mengangguk lalu menyesap tehnya, "apa ada kursus khusus ketika kau akan membintangi sebuah drama." Dia bahkan lupa memiliki stok jus apel atau teh hijau.

Taeyong bergumam sebelum menjawab, matanya mengamati pemandangan kota Seoul dari jendela besar di balik tubuh Jaehyun. "Dulu aku memiliki tutor memasak khusus, dia mengajariku berbagai bahan masakan yang akan muncul dalam drama. Dan itu menyenangkan. Aku ingat namanya, dia manis sekali kalau diingat. Namanya Kim Doyoung. Wajahnya mirip sekali dengan kelinci." Dia tertawa kecil kala mengingatnya.

Jaehyun mengangguk lagi, lalu menyesap tehnya lagi.

"Dulu, aku juga pernah memainkan peran sebagai dokter psikiatri. Dan aku mengunjungi rumah sakit jiwa setiap tiga hari sekali di tengah jadwal padatku. Aku sempat berkenalan dengan seorang pasien disana. Dia gemar menggambar. Dia bilang menyukaiku, lalu memberiku sebuah karyanya yang membuat Sehun hyung marah kala itu. Aku juga ingat namanya, dia tampan dan tinggi. Senyumnya tampan sekali, dia Shim Changmin."

STOCKHOLM SYNDROME | JAEYONG [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang