抖阴社区

Chapter 10

4.9K 713 84
                                        

Jung Jaehyun dianggap sebagai monster oleh seluruh keluarganya. Rusak, dan harus diamankan. Kecuali dua saudarinya, Jung Sooyeon, dan Jung Soojung.

Jung Sooyeon adalah putri sulung keluarga Jung generasi keempat. Cantik, cerdas, dan elegan. Tak ada yang mampu menarik hatinya. Lelaki cenderung rendah diri kala melihat kecerdasannya, sedang perempuan cenderung iri pada kecantikannya. Jung Sooyeon adalah definisi nyata dari femme fatale. Perempuan yang menarik perhatian lewat kecerdasannya. Jung Sooyeon diam-diam sangat menyayangi adik bungsunya. Di belakang orang tuanya, dan seluruh keluarga Jung.

Sooyeon kecil dulu sering mengunjungi Jaehyun kecil di dalam kamar bawah tanahnya. Mencuri kunci cadangan pintu kamar Jaehyun dari penjaga yang tertidur. Kemudian masuk ke dalam selimut Jaehyun dan memeluk adik kecilnya yang manis.

"Jangan khawatir, noona selalu disisimu."

Banyak hal yang dilakukan Sooyeon dulu bersama Jaehyun. Bermain scribble, kesukaan Jaehyun tentunya. Jenga, sampai bermain monopoly. Jaehyun selalu suka bermain, apapun bentuknya agar ia tak merasa kesepian.

"Kau tahu, Jae? Memiliki banyak uang bisa membuatmu menyeramkan." Katanya suatu hari. "Seperti bermain monopoli ini. Kau bisa mengusai segalanya, ketika kau memiliki banyak uang." Sooyeon memandang mata Jaehyun yang melihat papan monopoli dengan tatapan yang tak terbaca. Ketika itu, Jaehyun mengalahkan Sooyeon. Dan ia dapat membeli sebagian besar bangunan milik Sooyeon.

Sooyeon juga seringkali membacakan Jaehyun dongeng. Dan Jaehyun akan memintanya mengulang lagi dan lagi. Sooyeon dengan senang hati menyanggupinya. Berbeda dengan kakak keduanya, Jung Soojung.

Dia sama cantiknya, juga sama pintar. Namun Soojung lebih riang. Dia tipe pemberontak. Dia pernah memarahi penjaga kamar Jaehyun karena melarangnya untuk menjenguk adik kecilnya. Dia juga pernah menuang obat pencuci perut ke dalam minuman milik si penjaga. Hingga ia bisa bermain dengan bebas di kamar Jaehyun.

Soojung sering kali membuat Jaehyun tertawa terbahak-bahak. Memberikan guyonan terbaiknya, agar dapat melihat kedua lesung pipi yang membuatnya rela mati karena gemas. Soojung juga sering kali membawa ice cream, dan kukis. Meski sebenarnya Jaehyun tak terlalu menyukai makanan manis.

"Makanan manis bisa membuatmu bahagia, percaya padaku." Dan sebuah permen loli ia berikan pada Jaehyun yang tersenyum lebar. Meski begitu, Jaehyun selalu menurut. Dan selalu berharap bahwa rasa sesak didadanya akan menghilang perlahan-lahan.

Kenangannya tentang kedua kakaknya itu sebetulnya sangat indah. Namun berubah menjadi begitu menyedihkan kala mengingat saat dia dan kedua kakaknya dijauhkan. Jaehyun dipindahkan pada sebuah pondok di tengah hutan. Jauh dari pusat kota. Bersama beberapa pelayan dan guru untuk menjaganya. Jaehyun menangis setiap kali melihat langit malam. Dia lebih rela dikurung di dalam kamar bawah tanah, agar kedua kakaknya bisa menyelinap masuk ke kamarnya. Saling berbagi pelukan dan saling berbagi tawa. Daripada harus berada di pondok yang sebetulnya indah, namun terasa seperti neraka. Dia, merasa sendirian.

Jaehyun memejamkan matanya, berusaha untuk melupakan hal menyakitkan tersebut. Sampai Taeyong, di belakangnya menggeliat dan mengerang resah dalam tidurnya. Kening berkeringatnya Jaehyun usap lembut, sebelum Taeyong membuka matanya lalu mendudukan dirinya.

"Tiba-tiba duduk saat baru bangun tidur itu tidak baik." Si kecil mengerang, memegangi kepalanya. "Apa kubilang? Hm?" Jaehyun mengelusi rambut keunguan itu lembut.

Taeyong mendekatkan dirinya pada Jaehyun untuk meminta dipeluk, wajahnya ia sembunyikan pada dada Jaehyun.

Suara perut Taeyong terdengar dan membuat Jaehyun tersenyum "Kau lapar? Ingin makan sesuatu?"

STOCKHOLM SYNDROME | JAEYONG [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang