抖阴社区

Chapter 15

3.8K 632 72
                                        

[Aku ngetik ini sambil dengar lagu IU - Ending Scene. Barangkali jadi ngena, coba diplay medianya.]


Ingat tentang lima teori kesedihan? Jaehyun tengah mengalaminya sekarang. Mari kita jabarkan.

Yang pertama adalah, kemarahan.

Ketika perasaan ganjilnya muncul, Jaehyun sangat marah. Dia buru-buru pulang ke Korea hanya untuk memastikan perasaannya yang pasti benar. Hal pertama yang ia ingat adalah manajer pucat itu, Sehun. Jaehyun meminta Lucas untuk menghubungi si manajer pucat itu sebelumnya ketika di perjalanan. Sedikit sulit, karena sepertinya Sehun tengah menghindar. Namun, sore itu Jaehyun dan Sehun bertemu di kafe depan lobi kantor agensi Loey. Ent.

Bola mata cokelatnya menatap tajam pada mata sipit milik Sehun. Sehun sama sekali tidak tertarik untuk khawatir, wajahnya sama datarnya dengan meja di tengah mereka. Sehun duduk bersandar di kursinya, melipat tangannya. Sedang Jaehyun duduk dengan gusar menatap gurat santai di wajah Sehun.

"Apa yang kau sembunyikan?" Tanyanya sebagai kalimat sapaan.

Sehun menghela nafasnya, mengalihkan pandangannya pada jendela di sampingnya kemudian menatap lawan bicaranya kembali. "Aku tidak menyembunyikan apa yang kau maksud."

"Lalu dimana dia?" Nada suaranya terdengar sangat marah. Tetapi tak membuat Sehun tergerak sama sekali untuk terpancing emosinya.

"Kau bisa menculiknya dulu, lalu kenapa kau tidak bisa menculiknya kembali sekarang? Dulu, sekarang. Sama saja. Aku tidak tahu dimana dia, dan jika pun aku tau. Aku takkan memberitahumu. Dengar," Sehun mencodongkan tubuhnya dengan cara yang menyebalkan. "Kau bisa melakukan usaha terbaikmu saat ini. No powers, no intimidating. Kau, dan dirimu sendiri. Jemput Lee Taeyong, dan rebut hatinya. Buktikan kalau kau bukan pengecut, Jung Jaehyun."

Rahang Jaehyun mengeras, ia menggertakkan giginya. Tatapan matanya semakin menajam, namun Sehun segera berdiri dari duduknya. Menatap kasihan kepada Jaehyun, "kuberi tahu satu hal. Kau tak perlu kekuatan matamu untuk merebut hati seseorang, yang kau perlukan adalah percaya diri dan dirimu sendiri."

Jaehyun masih diam, duduk disana dengan kemarahannya. Matanya berkilat-kilat mengikuti Sehun keluar dari kafe. Jaehyun tak menggunakan keistimewaannya untuk membuat Sehun jujur. Tetapi manajer pucat itu membuat Jaehyun bertambah kesal dengan tingkahnya yang menyebalkan.

Dia tidak hilang akal, Jaehyun kemudian menemui Presir Park. Wajah angkuh presdir muda itu langsung menyambut Jaehyun setelah ia duduk di kursi tamu ruangannya.

"Ada apa, special boy?" Sapanya penuh dengan nada menjengkelkan.

"Aku tahu kalian menyembunyikan Taeyong." Katanya masih di tempatnya duduk dengan gusar, tak mau banyak berbasa-basi.

Chanyeol memutar bola matanya. Pria muda di hadapannya ini memang perlu sedikit kata-kata motivasi. Dia terlalu dimanjakan dengan kekuatannya. Jaehyun menurutnya sudah seperti bayi dengan telunjuk kecilnya, apapun yang dia inginkan harus ia dapatkan. Hidup tidak berjalan seperti itu, bung.

"Jika iya, bisa kau mencarinya sendiri?"

Terdengar suara gemelutuk dari rahang Jaehyun, wajahnya sudah memerah menahan amarah yang akhir-akhir ini meletup-letup di kepalanya.

Senyum sinis Chanyeol terbit, "kau tahu Jaehyunie? Ketika Taeyong mengetahui fakta bahwa kau dengan sengaja menahannya di apartemenmu, dia mengatakan bahwa jangan menuntut apapun padamu? Lihat? Betapa murni hati Taeyong, dan kau dengan keserakahanmu itu sengaja menculiknya, memperkosanya hingga hamil. Begitu tindakanmu sebagai pria, hm? Apakah kau tidak bisa mengambil hatinya dengan cara yang baik? Jika kau meminta dengan baik, kisahmu takkan berakhir seperti ini."

STOCKHOLM SYNDROME | JAEYONG [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang