Taeyong berakhir disini, di rumah keluarga Oh. Berbaring menikmati matahari pagi di pekarangan belakang rumah manajernya. Sehun sudah meninggalkan apartemen mereka yang membosankan, ini semua karena si ibu hamil Taeyong yang takkan muat bila tinggal bersama di apartemen kecil mereka. Matanya terpejam, hampir tertidur namun masih memikirkan Jaehyun yang tinggal jauh di Toronto sana.
Jaehyun masih dengan kesibukannya disana, sering kali menghubungi Taeyong melalui panggilan video maupun suara. Taeyong menanggapinya, namun masih sempat berpikir kata-kata yang diucapkan Sehun waktu itu. Itu membuat sebuah pukulan di kepala dan hatinya, membuatnya tersadar. Dirinya itu bagaimana untuk Jaehyun? Sejak itu Taeyong lebih banyak diam untuk berpikir. Meski Ziyu sudah merengek ingin mengajaknya bermain.
Sebuah pergerakan di sampingnya membuatnya terpaksa membuka matanya sejenak. Disana, Ziyu ikut berbaring masih dengan piyama motif bebeknya. Dan botol susu di tangan kanannya. Taeyong tersenyum manis, dan memejamkan matanya kembali. Menepuk sisinya dan memberikan lengannya agar Ziyu ikut berbaring dengannya.
"Ziyu tidak sekolah?" Tanyanya ketika Ziyu sudah menyamankan kepalanya di lengan kurus Taeyong.
Balita yang kini duduk di bangku taman kanak-kanak itu menyedot botol susunya, lalu beringsut untuk lebih mendekat pada Taeyong. "Uncle Tae tidak sekolah?" Tanyanya balik ketika ia mencabut dot dari mulutnya. Taeyong tertawa kecil pada balita gembul itu. Kemudian mengelus pipi gembulnya dengan sayang.
"Uncle yang bertanya duluan, jadi Ziyu harus menjawab terlebih dahulu."
Ziyu mencabut kembali dotnya untuk bicara, "Baba bilang hari ini Ziyu libur, karena akan pergi ke dokter gigi. Uncle tidak pergi ke dokter juga?"
Belum sempat Taeyong menjawab, Luhan, ibu Ziyu sudah datang dengan menyampirkan handuk di bahunya. Dia mengulurkan tangannya pada Taeyong menyuruhnya untuk bangkit, "time for breakfast kids." Taeyong meraih tangan itu kemudian membantu Ziyu untuk berdiri juga mengikuti Luhan yang melangkah duluan untuk kembali ke dalam rumah. Taeyong menyeka rumput yang menempel pada celana Ziyu dengan menepuknya pelan. Ziyu masih dengan mulutnya yang sibuk menyedot botol susunya.
"Ziyu kenapa masih minum dalam dot?" Tangan Taeyong mengelus lembut rambut Ziyu. "Ziyu sudah sekolah, seharusnya minum dengan gelas. Ziyu bukan bayi lagi kan?"
"Aku tetap bayi kata Daddy. So, it's okay."
Tidak ada gunanya memulai perdebatan dengan keturunan Sehun si menyebalkan.
Taeyong berjalan dengan jemari yang terkait dengan telunjuk kecil milik Ziyu. Mereka tidak menemukan Sehun disana, Luhan juga tidak menyiapkan peralatan makan di sisi tempat biasa Sehun akan duduk. Hanya ada tiga mangkuk nasi di atas meja, serta peralatan makan juga segelas susu cokelat khusus untuk Taeyong dan bayi di perutnya. Ziyu naik ke kursinya, meletakkan botolnya di sisi. Dan menanyakan mengapa ayahnya tak terlihat pagi ini. Luhan masih sibuk dengan lauk pauk yang ia bawa ke meja makan, lalu menatanya di atas meja makan.
"Sehun hyung sudah pergi?" Tanyanya ketika Luhan sudah bergabung dengan mereka. Luhan belum menjawab, dia memulai doanya dan Ziyu ikut menyatukan kedua tangannya. Taeyong hanya mengikuti saja, sembari sesekali mengintip apa mereka sudah selesai atau belum. Dan ketika Luhan tengah meraih sumpitnya, ia menatap Taeyong.
"Dia sudah pergi tadi pagi, katanya Chanyeol meneleponnya untuk sebuah pertemuan." Satu buah telur mata sapi ia letakkan di atas nasi milik Ziyu. Ziyu bertepuk tangan dengan senang karenanya.
Taeyong mendengus geli, memang bos besarnya itu selalu tidak ingat waktu. Apapun itu, kalau masalah terkait pekerjaan kapanpun ia akan memanggil manajer Taeyong itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
STOCKHOLM SYNDROME | JAEYONG [?]
FanfictionDEAD DOVE: Do Not Eat DON'T LIKE DON'T READ (gak suka jangan baca) READ AT YOUR OWN RISK (resiko ditanggung pembaca) tw // rape tw // manipulative PERHATIAN Semua tokoh dalam cerita ini adalah milik agensi. Penulis hanya meminjam nama untuk kebutuha...