"Tapi dia adalah Lion King, anak laki-laki cerdas yang pemberani."
Mata bulat Taeyong kini menatap Jaehyun dengan penuh kedipan. "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Aku mendengarnya, seperti suara hati." Bibirnya yang tadinya melengkung, membuat sebuah senyuman yang Taeyong amat sangat rindukan.
"Tidak adil." Bibir tipisnya mencebik, membuat Jaehyun mati-matian menahan diri agar tidak meraupnya. "Kau bisa berbicara dengannya, sedang aku hanya mendapatkan tendangannya." Dia mengelusi perutnya, "adik bayi dengar, aku tidak akan mau berbagi semangka untukmu esok hari."
"Itu sangat kejam."
Bibir Taeyong masih mencebik dengan lucu. Tetapi kedua tangannya ia bawa untuk mengajak Jaehyun kembali duduk di sampingnya. Ia menjadikan bahu Jaehyun sebagai tumpuan untuknya berdiri, "Bibi Yoona sepertinya sudah datang tadi. Kita harus makan, sehabis menangis pasti lapar sekali bukan? Sedangkan adik bayi tidak boleh terlewat waktu makannya, atau ia akan mengamuk dengan memuntahkan isi perutku." Tangannya terulur untuk membantu Jaehyun berdiri, "sekarang aku sedikit kesulitan jadi bantu aku berjalan ke meja makan, okay?"
.
.
.
.Taeyong terus mengelusi perutnya, adik bayi sangat aktif setelah berbicara dengan ayahnya. Jaehyun memandanginya dengan senyum, sangat lucu melihat Taeyong sibuk dengan kedua tangannya. Yang satu untuk mengelusi si bayi aktif, yang satunya untuk menyumpitkan daging di atas nasi milik Jaehyun. Dia juga melihat, pria cantiknya makan dengan baik. Tidak seperti dulu yang hanya suka menyesap teh hijau. Jaehyun balas meletakkan daging di atas nasi milik Taeyong, dia juga mendekatkan piring sayuran untuk Taeyong.
Pria cantiknya dengan senang hati melahapnya, tidak lupa dengan elusan pada perutnya. "Apa kau sangat senang karena daddy disini?" Mata bulatnya menatap perutnya seakan adik bayi berada disini dengan mereka dan nyata. "Ataukah kau sangat senang karena menu malam ini bukan lagi ikan herring? Bukankah kau menyukai udang goreng?"
Jaehyun yang melihatnya jadi terkikik karena gemas, dia berpindah untuk duduk di samping Taeyong. Ikut mengelusi perut bulatnya yang membuat gerakan-gerakan kecil. "Dia senang, karena kau makan dengan baik."
"Ya, dia sangat suka saat jam makan tiba. Apalagi waktu makan kudapan tiba, dia akan memintaku untuk makan semangka sampai kenyang."
"Dia juga senang," Jaehyun terdiam sebentar. Dia sebenarnya merasa sangat tidak tahu diri ketika akan mengatakan ini. Tapi bayinya ini sangat memaksanya untuk berkata jujur, "karena daddynya disini." Suaranya mengecil ketika mengaku dirinya sebagai daddy.
Tangan Taeyong membawa sesendok penuh nasi dan daging, untuk dimasukkan ke dalam mulut Jaehyun. Dia juga menyuapi Jaehyun sayuran dengan porsi banyak, "pipi menggemaskanmu jadi tirus. Aku dan adik bayi tidak suka, kau terlihat tidak tampan." Bibirnya mencebik lagi, Jaehyun lagi-lagi menahan diri untuk tidak menyerangnya. Dia masih tahu diri omong-omong. "Apa kau menyiksa diri sendiri ketika jauh dariku?"
Anggukan lemas diterima Taeyong, wajah sedihnya malah terlihat lucu sekarang. "Dunia seperti telah berakhir ketika presdirmu mengatakan, kau tahu semuanya."
"Tidak ada yang perlu disesali atau disimpan sebagai dendam. Aku tidak mau adik bayi terpengaruh dengan emosiku. Bibi Yoona bilang ibu hamil yang bahagia akan mempengaruhi kesehatan bayi."
"Aku harus banyak berterima kasih kepada Bibi Yoona."
"Iya," Taeyong menyuapi Jaehyun lagi dengan sendok yang penuh. "Kau juga harus berterima kasih kepada Paman Donghae, karena adik bayi sering merepotkannya ketika waktu tidur malam tiba."
Ketika Jaehyun selesai dengan makannya, dan membantu Taeyong untuk mencuci piring. Dia mengambil semangka yang tadi sore Taeyong gendong untuk dipotong. Tetapi Taeyong, dari tempatnya duduk dan bersandar menghentikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
STOCKHOLM SYNDROME | JAEYONG [?]
FanfictionDEAD DOVE: Do Not Eat DON'T LIKE DON'T READ (gak suka jangan baca) READ AT YOUR OWN RISK (resiko ditanggung pembaca) tw // rape tw // manipulative PERHATIAN Semua tokoh dalam cerita ini adalah milik agensi. Penulis hanya meminjam nama untuk kebutuha...
Chapter 16
Mulai dari awal