Keesokan paginya, Sarada dan Mitsuki menyiapkan keperluannya ke dalam tas ransel mereka masing-masing. Bagi Sarada, membujuk seorang Uchiha Sasuke sangatlah mudah karena Sarada memanfaatkan segalanya, seperti chakranya yang sama dengan Sasuke dan Sakura hingga Sasuke merasa nyaman jika ada di dekat Sarada.
Begitulah, Uchiha memanglah sangat licik.
Tapi jika dibandingkan dengan Sakura, Sarada akan kalah jika dalam hal bujuk membujuk karena Sarada akui jika Mama-nya sangat pintar untuk membujuk Papa-nya dalam segala hal.
"Kami sudah siap!" Sarada mendatangi Tim Taka bersama dengan Mitsuki yang seperti biasa menjadi anak kalem, tidak seperti Boruto yang aktif dan lincah. Tapi Sarada sedikit menyukai semangat Boruto dalam mengejar cita-citanya menjadi ninja yang hebat seperti Sasuke.
"Sasuke-kun, kenapa kau harus mengajak dua anak ini?" gerutu Karin kurang suka dengan keberadaan Mitsuki dan Sarada yang membuatnya jauh dari Sasuke.
"Agar mereka aman." Sasuke mendahului Tim Taka dan berjalan terlebih dahulu bersama Sarada dan Mitsuki.
"Menyebalkan!" batin Karin menggerutu.
Mereka pun memulai perjalanannya menuju ke tempat dimana Sasuke akan memghabisi Itachi. Sedari awal Sasuke mngumpulkan segala kebencian yang ia simpan selam belasan tahun dan inilah saatnya untuk membalaskannya.
Sarada menatap punggung lebar Sasuke yang berada di depannya. Di bajunya terdapat lambang Uchiha di sana, ia jadi semakin penasaran dengan sejarah Uchiha yang sampai membuat ayahnya enggan mendengar nama 'Itachi' lagi.
-o0o-
Selama perjalanan berlangsung, Sakura selalu saja memgeluh karena kelelahan yang menyebabkan mereka terpaksa beristirahat di tengah hutan yang memang pada masa itu sangat berbahaya karena banyaknya bandit-bandit yang berkeliaran di sana.
Namun, ego Sakura mengalahkan Naruto dan Sasuke begitu saja. Apalagi Sakura kembali menangis dan merengek ketika permintaannya tidak dituruti membuat Naruto dan Sasuke terpaksa memgikuti kemauan Sakura.
"Sakura-chan, ayo kita lanjutkan perjalanan sebelum mereka terkena masalah," bujuk Naruto.
Sakura menggeleng. "Tunggu sebentar. Aku ingin memakan bento-ku dulu." Sasuke menghela napas pasrah, ia hanya bisa menunggu. Tidak mungkin ia harus melarang Sakura dan membiarkan istri tercintanya menangis hanya karena dirinya.
"Hoekk.. hoek.."
Tiba-tiba Sakura memuntahkan isi perutnya. Saking tak tertahankan akhirnya Naruto yang kena imbas karena muntahan tersebut."Uekk.. Apa ini?" Naruto melepas jaketnya dan membilasnya dengan air bersih dengan jijiknya. Andaikan Hinata ada disini, ia tak perlu seperti ini.
"Hoekk.. hoek..."
Sasuke kini mulai bertindak. Ia kembali memijat-mijat tengkuk Sakura pelan agar semuanya keluar.
Sakura menerima botol minum dari suaminya dan segera meneguknya hingga botol minum tersebut habis tak tersisakan air sedikit pun.
"Sakura, tarik napas. Tenangkan dirimu." Sakura memgikuti instruksi Sasuke dan akhirnya sedikit tenang. Jantungnya sudah berpacu dengan normal sekarang.
"Sakura-chan, apa kau baik-baik saja?" tany Naruto yang khawatir dengan keadaan sahabatnya.
Sakura menatao Naruto kesal. "Bilang saja kau ingin aku pulang. Iya kan?" Naruto terkejut, sedangkan Sasuke mulai memijit pelipisnya. Sebentar lagi hormon aneh Sakura akan muncul.
"Hiks.. hiks.."
Sekarang Naruto dibuat panik oleh Sakura sama halnya seperti Sasuke kemarin malam."Kau sama saja seperti Sasuke-kun. Hiks.. Kalian sudah tidak hiks.. menyayangiku lagi hiks..." isak Sakura.
Sasuke menghapus air mata Sakura. "Dia hanya khawatir padamu." Sakura mulai menatap Sasuke dengan mata berkaca-kaca. "Ayo, kugendong."
Seketika wajah yang semula menangis kini sudah kembali ceria seperti anak-anak yang senang ketika diberi hadiah saat ulang tahun.
Naruto kembali menggeleng tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Perubahan emosi Sakura benar-benar cepat.
"Sakura-chan, kuharap kau tidak mengidap penyakit yang serius," batin Naruto miris.
Sasuke menggendong Sakura ala bridal style dan menyerahkan ransel Sakura yang berisi banyak barang pada Naruto. Sekarang Naruto bukan merasa berjabat sebagai hokage lagi, melainkan menjadi asisten dari budak cinta keluarga Uchiha.
-o0o-
Batu besar yang ada di tepi sungai menjadi tempat Sarada duduk beristirahat. Hawanya benar-benar sejuk dengan kedua kaki yang ia celupkan ke dalam air sungai yanh tidak dangkal.
Sementara itu Suigetsu dan Juugo mencoba menangkap ikan di sungai. Mereka terlihat bersenang-senang walau ekspresi Juugo yang terkesan kalem seperti Mitsuki.
Mitsuki tertidur diatas pohon, Sasuke dan Karin duduk di bawah pohon yang sama. Benar-benar romantis sekali. Tapi tidak bagi Sarada.
Devinisi romantis versi Sarada berbeda dengan orang lain. Romantia versi Sarada adalah seorang pria dan wanita yang tengah berdua mencari waktu untuk mereka saja dan didasari dengan cinta.
Dan antara Karin dan Sasuke tidak begitu. Mungkin Karin mencintai Sasuke tapi tidak dengan Sasuke. Sarada yakin 100% jika Sasuke mencintai Sakura. Buktinya ia lahir dari rahim Sakura yang sebelum itu sudah dibuahi oleh Sasuke.
Sarada mengabaikan gombalan manis tak berguna yang keluar dari mulut Karin guna memancing Sasuke. Jika saja Karin tau, itu tidak akan berguna untuk seorang Uchiha.
Gadis berambut raven itu memilih mengecek tas peralatan ninjanya. Sarada mengernyitkan dahinya disaat tidak mendapati beberapa herbal tumbuhan yang ia perlukan.
Seharusnya tak ninjanya berisikan senjata yang ia perlukan lengkap dengan beberapa tananman obat-obatan yang bisa dijadikan herbal. Itu sangat berguna untuk perjalanan misi. Tapi sekarang Sarada lupa membawanya.
"Bodoh kau Sarada! Kau ini juga termasuk ninja medis tapi kenapa kau tidak membawa satu tanaman herbal untuk persediaanmu?!" batin Sarada merutuki dirinya.
Ia melompat dari batu besar yang ia duduki baru saja dan berjalan menuju kearah Sasuke yang sedari tadi merespon diam terhadap kelakuan Karin yang membuat Sarada menggeleng-geleng kepala.
"Sasuke-kun, aku ingin pergi sebentar."
"Kemana?" Kedua kelopak mata Sasuke terbuka memperlihatkan iris onyx yang bisa memikat banyak wanita.
"Mencari beberapa tanaman berguna, dibanding merayu orang tidak jelas," sindir Sarada membuat Karin makin memggerutu tidak jelas.
"Jangan terlalu lama!" titah Sasuke dan Sarada mengangguki saja karena memang dalam mencari tumbuhan herbal tidak terlalu sulit baginya karena ingatannya sangat tajam untuk mengingat bentuk dan rupa objek yang ia cari.
Sarada nampak sedikit waspada setelah kejadian beberapa hari lalu disaat dirinya dihalangi oleh beberapa bandit. Ia berdoa semoga dirinya tidak dipertemukan dengan bandit yang sama karena ia tidak ingin para bandit itu membocorkan rahasia jika ia memiliki sharingan. Bisa sangat berbahaya jika mereka tau, pasti mereka akan bingung dan terkejut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure In The Past
FanfictionCanon Version. [Ending] - Sehari seusai perayaan ulang tahun Sarada bersama sang ibu dan ayahnya-Uchiha Sasuke yang kebetulan pulang setelah menjalani misi panjangnya, Sarada beserta dua rekannya-Boruto dan Mitsuki menemukan sebuah gulungan di tempa...