Sakura menatap beberapa gaun pernikahan yang terpajang di depannya. Salah satu dari keempat gaun itu akan ia pakai untuk pernikahannya dengan Urashiki yang sebenarnya sangat enggan dan tidak ikhlas ia lakukan karena dirinya sudah memiliki seorang suami yang amat ia cintai.
Merasa bosan, ia lebih memilih memandang kearah luar jendela. Sama seperti kerajaan Toneri ternyata. Banyak awan-awan dan pastinya istana yang ia tempati mengapung.
Jika saja Sakura memikiki mata byakugan atau sharingan setidaknya itu akan membantunya keluar dari sini walau resiko besar akan tertangkap. Otaknya kini terus saja menguras bagaimana caranya dirinya bisa keluar dari sini dan kembali pada suaminya.
"Sakura," panggil Urashiki menghenyakkan Sakura dan menatap Urashiki.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Urashiki penuh curiga.
Sakura memutar bola matanya bosan. "Kukira kau sudah tau jawabannya."
Urashiki tertawa renyah lalu mendudukkan dirinya di hadapan Sakura. Sekarang ini mereka tengah ada di sebuah ruangan penuh dengan banyak gaun pengantin entah apa fungsinya.
"Tentu aku tau. Kau ingin melarikan diri dari sini dan kau tau aku tak akan membiarkan itu terjadi," sahut Urashiki sembari tertawa.
"Pilihlan gaunnya, Sakura. Kau sudah terlalu lama di luar," titah Urashiki berwaspada. Bagaimanapun juga Sakura adalah salah satu kunoichi terkuat di Konoha.
Netra hijaunya menatap keempat gaun yang tersedia. Matanya malas sekali nelihat gaun itu apalagi akan ia pakai saat menikah dengan Urashiki. Jika Sakura memakainya saat menikahi Sasuke itu baru benar.
"Kepalaku pusing untuk memilih. Kau saja yang memilih." Sakura melemparkan tugas gaun pengantin pada Urashiki.
"Sesuai perintahmu, Saki-hime," balas Urashiki penuh sopan.
Urashiki menoleh kearah pelayan yang ada di istana. "Bawa Sakura ke kamarnya dan pastikan calon istriku tidak kabur."
"Percuma aku kabur jika pada akhirnya aku akan ada di sini lagi!" sindir Sakura sarkas.
"Kau tau juga akhirnya. Kalau begitu silakan istirahat. Kau dan kedua bayimu membutuhkan energi yang banyak," sahut Urashiki mempersilakan Sakura untuk pergi ke kamar.
Sakura mengernyitkan dahinya bingung. "Kedua bayiku?"
Urashiki kembali tertawa sembari menepuk kepalanya pelan dengan tangannya yang berwarna putih sepucat mayat. "Aku lupa memberitahumu jika anak yang kau kandung adalah anak kembar."
"Apa? Anak kembar?" Sakura memandang Urashiki tak percaya. Tangannya mengusap perutnya yang datar.
-o0o-
Sementara itu di markas Orochimaru, Tim Taka berserta Tim 7 mulai bersiap untuk menjalankan misi penyelamat Sakura.
Sasuke telah mendapatkan lokasi kerajaan Urashiki berdasarkan dari pengalamannya menjelajahi dunia bertahun-tahun lalu hingga terpaksa meninggalkan anak dan istrinya di desa. Hasilnya tentu tak akan mengecewakan, buktinya sekarang Sasuke sudah pasti dengan lokasi keberadaan istrinya.
Dengan mata rinnegan yang dimiliki oleh Sasuke, akhirnya sebuah portal pun muncul. Sasuke menatap dirinya sendiri dengan tak percaya jika dirinya di masa depan bisa membangkitkan mata rinnegan.
Sedangkan di sisi lain, Karin dengan mata berbinarnya mulai menatap kedua Sasuke bergantian. Suigetsu yang melihat Karin dengan mata memutar malas pun mulai menyenggol lengan Karin.
"Hei, apa yang kau bayangkan?" tanya Suigetsu.
Karin mengerjabkan matanya terhenyak. Dirinya menatap Suigetsu tajam. Baru saja dirinya membayangkan hal yang baik dan membuatnya bahagia tapi dirusak seketika oleh Suigetsu.
"Kau mengangguku saja!" Karin mulai mencebik kesal sembari memukul lengan Suigetsu hingga pemuda berambut biru itu meringis kesakitan.
"Baru saja aku membayangkan sesuatu yang indah," lirih Karin penuh harap.
Sarada melirik kearah Karin dan mulai tersenyum tipis. Langkah kakinya mundur perlahan hingga berada di dekat Karin dan Suigetsu.
"Membayangkan menjadi istri Papa kah?" tebak Sarada dan dengan spontan Karin mengangguk mengiyakan sebelum menutup mulutnya sadar jika orang yang melontarkan pertanyaan bukan Suigetsu melainkan Sarada.
"Nee, Karin-nee, terkadang tidak baik menghayal terlalu tinggi," nasihat Sarada kemudian berjalan hingga bersebelahan dengan Mitsuki dan Boruto.
"Sarada benar. Jangan terlalu berharap atau kau akan jatuh, Karin," timpal Suigetsu mengiyakan ucapan Sarada.
Karin menatap tajam Suigetsu kemudian memukul lengan Suigetsu lebih keras dari sebelumnya.
"Huh! Biarkan saja! Bagaimanapun Sasuke-kun, tetap milikku seorang," sahut Karin sombong membanggakan dirinya.
Suigetsu hanya menggelengkan kepalanya pasrah dengan sahutan dari Karin. Tidak ada gunanya membalas ucapan Karin terus menerus karena akhirnya juga Karin yang akan terus tetap pada pendiriannya. Suigetsu hanya bisa menunggu saja bagaimana respon Karin saat melihat istri masa depan Sasuke nanti.
"Jadi, semuanya sudah siap?" tanya Naruto mengabsen.
Semuanya mengangguk mengiyakan dan satu per satu mulai masuk ke dalam portal mulai dari Sasuke si pemilik mata rinnegan, kemudian disusul dengan yang lain.
"Tunggu aku, Cherry. Aku akan membawamu pulang," batin Sasuke di tengah perjalanan menuju ke kerajaan Urashiki dengan sorot mata tajam membara mengingat Urashiki yang dengan seenak jidatnya membawa istrinya dan berniat menikahinya, ditambah Urashiku berniat menjadikan anaknya sebagai alat balas dendam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure In The Past
FanfictionCanon Version. [Ending] - Sehari seusai perayaan ulang tahun Sarada bersama sang ibu dan ayahnya-Uchiha Sasuke yang kebetulan pulang setelah menjalani misi panjangnya, Sarada beserta dua rekannya-Boruto dan Mitsuki menemukan sebuah gulungan di tempa...