Tim 7 kembali menjalankan perjalanannya menuju ke desa Konoha. Perkiraan mereka akan sampai nanti malam, maka dari itu mereka sepakat akan bermalam di sebuah goa yang ada dihutan. Hanya itu tempat yang aman dan nyaman di hutan.
Malam itu, Sakura tak ada henti-hentinya merengek minta ini dan itu. Awalnya hanya meminta berbagai tumbuhan yang bisa dimakan dan tentu saja Naruto yang akan menjadi korbannya.
Namun, dikemudian waktu, permintaan Sakura semakin aneh. Bahkan terkesan tidak lazim untuk perempuan seperti Sakura meminta sebuah kue yang besar dan tinggi. Ia juga mengatakan ingin memakan kue coklat yang banyak sekali.
Semakin hari, perilaku Sakura semakin aneh. Akhirnya Sasuke dan Naruto memutuskan untuk bertanya pada Sakura tentang ini. Mereka juga berdoa semoga Sakura tidak tersinggung dan berakhir menangis.
"Sakura," panggil Sasuke kemudian duduk di sebelah Sakura. Sementara itu Naruto duduk tak jauh dihadapan Sakura. Jika terlalu dekat, Naruto tidak ingin mengulang dimana ia dipukul saat mencoba duduk didekat Sakura.
Sakura menoleh. "Iya, Sasuke-kun? Ada apa?"
"Sepertinya suasana hatinya baik. Ini kesempatan, dattebayo!" batin Naruto.
"Em, ya. Kami hanya ingin bertanya sesuatu padamu, Sakura-chan." Naruto menunjukkan senyum lebarnya hingga sederet gigi putih pun terlihat.
"Hari-hari ini kau terlihat aneh, Sakura-chan. Terkadang minta ini dan minta itu juga emosimu susah dikendalikan, dattebayo!" keluh Naruto.
"Apa terjadi sesuatu padamu, Sakura?" tanya Sasuke.
Sakura menggeleng dengan ekspresi lucunya. "Sudahlah, aku mengantuk. Selamat tidur!" Ia berbaring di lantai goa yang sudah terlapisi oleh sebuah alas yang ia bawa.
Dalam hitungan detik, Sakura pun tertidur dengan lelapnya. Mungkin karena terlalu lelah berlari dari desa ke desa lain.
Sementara itu Naruto dan Sasuke membiarkan Sakura tidur dengan lelap, sedangkan mereka mulai berjaga-jaga dibawah sinar rembulan yang terang.
"Kau tau Sasuke?" Naruto menoleh kearah Sasuke sementara Sasuke tetap mengawasi sekitar dengan waspada walau telinganya bisa mendengarkan ocehan Naruto.
"Sakura-chan, itu seperti wanita hamil," lanjut Naruto.
Naruto dan Sasuke terdiam memproses apa yang diucapkan oleh Naruro baru saja. Mereka saling bertatapan tak percaya.
"Wah! Aku akan menjadi paman lagi!" pekik Naruto kegirangan.
Bletak!
"Diam!" desis Sasuke takut Sakura terbangun dari tidurnya hanya karena suara merdu, merusak dunia milik Naruto.
"Aku belum yakin soal itu, Dobe."
Naruto menepuk pundak Sasuke kemudian merangkul sahabatnya yang sampai sekarang tetap menjadi rivalnya.
"Aku ini paling senior dari kau soal ini, Sasuke. Aku yakin Sakura tengah mengandung benihmu," ujar Naruto penuh keyakinan.
"Bagaimana kau yakin akan hal itu?" tanya Sasuke yang masih enggan percaya dengan sahabatnya.
Naruto mulai menampakkan wajah sombongnya. "Tentu saja karena aku lebih berpengalaman darimu."
"Sakura-chan sudah mulai tidak bisa mengendalikan emosinya dan sering memuntahkan makanannya tanpa sebab." Sasuke mulai membenarkan apa yang dikatakan oleh Naruto. Saat Sakura tengah mengandung Sarada, ia cenderung tidak seperti yang Naruto katakan.
"Apa kau yakin?" tanya Sasuke lagi-lagi yang ragu akan hal itu sekaligus takut jika nyawa anak keduanya terancam bahaya.
"Aku tau kau mengkhawatirkan mereka. Tapi kita akan melindunginya!" seru Naruto.
Pria berkumis kucing itu berjalan masuk ke dalam goa. "Aku mengantuk! Kau yang berjaga, Sasuke!"
Sasuke tersenyum kecil. "Pecundang."
Keesokan harinya, Sakura menggeliat saat sinar matahari mulai menyinari dan mencuri masuk ke dalam goa. Ia mengerjabkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya yang teduh.
Ia melihat Naruto tertidur dengan posisi bersender pada dinding goa. Sakura menguap dan menoleh mendapati Sasuke yang tidak ada di goa tersebut. Ia mulai mencari-cari suaminya takut bila terjadi sesuatu padanya.
"Hoek.."
Sakura menutup mulutnya menahan gejolak perutnya yang terasa ingin muntah. Suara muntahan Sakura, kini menbangunkan Naruto yang baru saja bermimpi berduaan dengan Hinata.Sakura segera bangkit dan keluar dari goa. Akhirnya ia memuntahkan isi perutnya yang sama sekali tak terisi makanan di belakang semak-semak.
"Sakura-chan, apa kau baik-baik saja?" Naruto terlihat khawatir dengan Sakurs yang tiba-tiba muntah.
Sakura mengangguk. "Aku baik-baik saja."
"Dimana, Sasuke-kun?"
"Dia pergi pagi-pagi untuk membeli beberapa senjata dan persediaan makanan." Sakura mengangguk mengiyakan dan kembali masuk ke dalam goa. Ia mulai mengemasi barang-barangnya ke dalam tas.
"Sakura-chan, apa kau tidak merasa aneh dengan dirimu akhir-akhir ini?" tanya Naruto berhati-hati takut jika Sakura merasa sensitif dengan pertanyaannya.
"Apa maksudmu aku aneh? Kau mau mengejekku!" Nada bicara Sakura sudah mulai meninggi membuat nyali Naruto sedikit menciut.
"B-bukan begitu, Sakura-chan!" elak Naruto dengan gugupnya.
"Lalu apa?!"
"Kukira kau tengah hamil," cicit Naruto.
"Aku?" Sakura mulai menunjuk dirinya sendiri. "Hamil?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure In The Past
FanfictionCanon Version. [Ending] - Sehari seusai perayaan ulang tahun Sarada bersama sang ibu dan ayahnya-Uchiha Sasuke yang kebetulan pulang setelah menjalani misi panjangnya, Sarada beserta dua rekannya-Boruto dan Mitsuki menemukan sebuah gulungan di tempa...