Di markas Orochimaru, Tim Taka terkejut melihat seseorang yang mirip dengan Naruto dan Sasuke. Dan mereka mengetahui sesuatu, mereka bertemu Sasuke dan Naruto di masa depan.
Perasaan bersalah Sasuke terus membuncah pada kakaknya yang telah ia bunuh dengan tangannya sendiri. Andai dirinya tau akan perihal ini, mana mungkin dirinya akan membunuh kakaknya dengan kebencian palsu yang dibuat oleh kakaknya.
Sementara itu, Sarada terus menatap ayahnya yang terduduk dengan sendu. Ia tau rasanya bertemu seseorang yang sudah lama tak jumpa karena ia juga pernah mengalaminya.
"Nee, Papa," panggil Sarada membuat Sasuke menoleh.
"Apa Papa baik-baik saja?" tanya Sarada terlihat cemas.
Sasuke menggeleng berisyarat jika tak terjadi apa-apa dengan dirinya walau dihati sebaliknya. Hatinya hancur kembali melihat sang kakak mati untuk kedua kalinya di matanya, sedangkan di sisi lain ia juga membutuhkan pelukan hangat Sakura saat ini. Namun, istrinya saat ini diculik oleh Urashiki membuat darahnya mendidih seketika.
"Kami akan membawa Sarada kembali," putus Naruto dengan tegas.
Suigetsu menatap Sarada lekat-lekat. "Kau bilang ibumu akan datang. Tapi hanya dua pria dengan seorang bocah tengil yang datang kemari."
Boruto mencebik kesal karena perkataaan Suigetsu yang secara tak sengaja menyindirnya sebagai anak kecil tengil berasal dari desa enrah berantah. Ia memutar bola matanya bosan.
"Aku juga tak tau kenapa Mama tidak bisa ikut dengan Papa," balas Sarada seraya menatap ayahnya yang berada di sebelahnya.
Sasuke melirik putri sematawayangnya kemudian memejamkan mata sembari menghela napas pasrah. Ia harus memberitahukan semuanya jika tidak Naruto akan mengumbar cerita yang panjang dan menguras emosi.
"Dia diculik."
Dua kata yang dilontarkan oleh Sasuke sontak membuat Sarada tersentak kaget. Mamanya diculik? Bagaimana bisa?"Siapa yang menculik Mama!" sentak Sarada tak terima bila Sakura diculik untuk kedua kalinya. Dulunya diculik oleh Uchiha jadi-jadian bernama Shin yang ingin kembali membangun Akatsuki namun tentu saja gagal karena lawannya adalah Uchiha Sasuke dan Uzumaki Naruto.
"Otsutsuki Urashiki," balas Boruto pelan walau masih terdengar oleh Sarada karena pendengarannya yang tajam.
"Otsutsuki Urashiki? Siapa dia?" tanya Juugo.
"Intinya di musuh terbesar kita saat ini," jelas Naruto singkat.
"Untuk apa Urashiki menculik Mama? Bukankah dia menginginkan kyuubi?" tanya Sarada dengan heran.
Baru saja Boruto akan menjawab pertanyaan Sarada, Sasuke sudah terlebih dulu menyelanya. "Terlalu rumit untuk menjelaskannya."
Sasuke menatap anaknya tidak ingin bila Sarada tau tentang kehamilan kedua Sakura, Sarada akan menjadi cemas bahkan bisa saja bertindak nekat.
"Heh? Apa rumitnya mengatakan jika Urashiki ingin menikahi Sakura obaa-san dan menginginkan anaknya menjadi alat balas dendam?" batin Boruto dengan kesal.
"Kita harus cepat bergegas sebelum Urashiki melakukan hal diluar dugaan!" utar Naruto diangguki oleh Sarada dan Boruto bersamaan.
"Tunggu!" cegah Sasuke membuat Karin, Juugo, dan Suigetsu mengernyitkan dahi bingung dengan Sasuke yang tiba-tiba mencegah kepergian Sarada dan keluarga masa depannya.
"Kami akan membantu," lanjutnya membuat para anggota Tim Taka menjadi shock. Jarang-jarang sekali Sasuke membantu orang. Jikapun ia membantu orang pun mereka tak akan pernah melihatnya. Jika menolong kucing yang kelaparan mungkin itu iya.
"Ini bukan misi sembarangan!" peringat Naruto mencoba menyingkirkan Sasuke masa lalu agar tak ikut campur dalam urusan dari masa depan.
"Jika ini menyangkut istri masa depanku, aku akan membantu," sahut Sasuke dengan lantang membuat Karin merasa tersipu malu.
"Sasuke-kun, pasti melakukan ini untukku karena aku adalah istri masa depannya!" batin Karin memekin kegirangan.
"Kau yakin?" tanya Sasuke pada dirinya sendiri saat masih berumur belasan tahun.
Sasuke dari jaman itu mengangguk penuh tekad membuat Karin semakin tersipu. Karin sudah menganggap dirinya adalah istri masa depan dari Sasuke membuat ekspetasinya terlalu tinggi dan mungkin sebentar lagi akan bersiap untuk terjatuh.
"Baiklah, kalian boleh ikut asalkan tidak merepotkan." Sasuke kembali duduk. Sarada juga duduk disebelah ayahnya yang baru saja beranjak untuk duduk di kursi yang tersedia.
"Baiklah, jika begitu. Berarti kita sekarang adalah tim!" tegas Naruto penuh penekanan.
"Kurasa kami sudah tau, Tou-chan!" ledek Boruto membuat perempatan siku-siku menetap di kening Naruto pertanda kesal.
Bletak!
Naruto menjitak anaknya sendiri dengan tak segan karena memang dirinya sering menjitak Boruto begitu pula sebaliknya. Naruto dan Boruto memang seperti gambaran Sasuke dan Naruto yang bertengkar. Berdoa saja agar Naruto dan Boruto tak berciuman.
Uh! Lagipula Boruto sudah muak berciuman dengan sepatu ninja Sarada. Dirinya masih bersyukur mencium sepatu ninja Sarada dibandingkan mencium bibir ranum Sarada yang akan dibayar dengan nyawanya yang akan melayang seketika nantinya.
"Apa Papa sudah tau tempat dimana Mama berada?" tanya Sarada.
"Secepatnya akan ditemukan," balas Sasuke dengan mantap.
"Dan kuharap bajingan itu tidak beruntung karena menikahi Cherry dan memiliki anak bungsuku!" batin Sasuke berharap sembari mengumpat pada Urashiki di dalam lubuk hatinya.
"Dan sebelum itu kita butuh rencana," ujar Juugo yang ada benarnya. Tanpa rencana suatu pekerjaan tak akan pernah selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure In The Past
FanfictionCanon Version. [Ending] - Sehari seusai perayaan ulang tahun Sarada bersama sang ibu dan ayahnya-Uchiha Sasuke yang kebetulan pulang setelah menjalani misi panjangnya, Sarada beserta dua rekannya-Boruto dan Mitsuki menemukan sebuah gulungan di tempa...