抖阴社区

Chapter 29: Pembantaian

Start from the beginning
                                    

Satu persatu anggota RedBlood terjatuh ke dalam retakan tanah yang dibuat oleh Kris dan hanya menyisakan setengah dari jumlah asli mereka. Kris menarik pedang merahnya yang masih menancap di tanah dan seketika retakan itu tertutup dengan sendirinya.

Hanya ada rasa takut yang sekarang mereka rasakan, yang ada didalam pikiran mereka hanyalah cara untuk melarikan diri, namun mereka semua sama sekali tidak memiliki tenaga untuk melakukan hal itu.

"Sekarang kalian terlihat seperti pengecut. Aku tidak mengerti dengan pola pikir kalian."

Josh mengeluarkan keringat dingin, wajahnya pucat, dia sama sekali tidak menyangka bahwa dia membuat masalah dengan orang yang salah.

"Aku mohon ampuni kami!"

"Kami akan melakukan apapun yang kau mau!"

Kris tidak mendengarkan permintaan mereka, dia sama sekali tidak punya niatan untuk mengampuni mereka semua.

Kris tersenyum kecil, "Berani berbuat, maka kalian harus berani bertanggung jawab."

Langit dipenuhi dengan awan gelap, petir menyambar dengan ganas ke ujung pedang biru yang di pegang oleh Kris. Mereka semua menatap Kris dengan pasrah, sudah tidak ada harapan bagi mereka untuk selamat.

"MournBlade BlueSword Lightning Element: ThunderStorm!"

Petir keluar dari langit yang hitam menghujani semua orang yang berkumpul disana, tidak ada celah untuk menghindari skill yang dikeluarkan oleh Kris.

Tidak butuh waktu yang lama, awan hitam menghilang, langit mulai cerah dan hanya menyisakan mayat yang tergeletak dimana-mana. Kondisi mayat itu sendiri menghitam dan mengeluarkan asap karena terkena petir.

Kris menyimpan MournBladenya dan menghampiri Josh yang terduduk lemas melihat anak buahnya tersambar petir. 

"Sudah kubilang, kau tidak akan mati pertama." Kris tersenyum kecil.

Josh menatap Kris dengan rasa takut, badannya gemetar, dan keringat selalu mengucur deras dipunggung belakangnya.

"Mengapa kau melakukan ini?"

Kris menaikkan bahunya, "Kau pikir aku akan memaafkan saat saudaramu itu menculik salah satu keluargaku?" ucap Kris.

"Tapi itu bukan ulahku!"

Kris tertawa, "Bukan itu saja, aku juga belum memaafkanmu saat kau mengejek tunanganku."

Wajah Josh semakin pucat seperti tidak ada darah yang mengalir, "Bukannya tunanganmu sudah memaafkanku?!"

"Aku memang menyuruhmu untuk meminta maaf kepada tunanganku, dan tentu saja dia memaafkanmu." Kris menatap Josh dengan dingin, "Bukan berarti aku akan memaafkanmu."

Josh merasa kesal karena sudah dipermainkan oleh Kris, "Saudaraku tidak akan tinggal diam, dia pasti akan mengalahkanmu karena dia memiliki Rank Platinum!"

Kris tertawa kecil mendengar perkataan Josh, "Apakah benar begitu?"

Beberapa detik kemudian, dinding dari sebuah rumah yang tidak jauh dari mereka berlubang sangat besar. Seorang pria terpental menghancurkan dinding rumah tersebut, diikuti dengan satu pria lainnya.

***

Zay berlari sangat cepat menuju rumah yang diberitahu oleh pria yang ditangkap Nictis, dengan skillnya tidak ada yang menyadari keberadaan Zay.

Tidak butuh waktu yang lama untuk Zay menemukan rumah yang dimaksud oleh pria tadi, rumah yang besar dan terletak di paling belakang. Pintu dari rumah itu tertutup dengan rapat, namun Zay menghancurkannya dengan mudah dan tanpa pikir panjang dia memasuki rumah tersebut untuk mencari keberadaan Yura.

Zay memeriksa semua ruangan namun hasilnya nihil dan hanya menyisakan 1 ruangan yang sekarang berada di depannya. Zay membuka pintu tersebut dan mendapatkan penglihatan yang membuat amarah Zay memuncak.

Yura terbaring dengan penuh luka di sekujur tubuhnya, dan tidak ada sehelai benangpun ditubuhnya. Zay menghampiri Yura dengan perlahan, dia dapat mendengar nafas Yura yang sangat lemah dan terputus-putus.

Zay membuka Inventory dan mengambil kain untuk menutupi tubuh Yura, Zay memandangi wajah Yura yang dipenuhi dengan luka dengan perasaan sedih dicampur dengan amarah.

"Akhirnya Pangeran datang juga."

Zay mengepalkan tangannya dengan sangat keras, "Apa yang sudah kau lakukan kepada Yura?"

"Ahh itu, aku hanya memberikan dia pelajaran karena gadis itu tidak menuruti perintahku."

Zay masih menatap wajah Yura dan mengelusnya, dia sama sekali tidak memandang pria yang sedari tadi dibelakangnya.

"Apakah kau paham dengan apa yang kau lakukan ini?" ucap Zay.

Pria itu tertawa dengan sangat keras, "Tidak dan tidak mau tahu." Pria itu melipat kedua tangannya, "Memangnya apa yang bisa kau lakukan?"

Zay membalikan tubuhnya dan menatap pria didepannya dengan dingin, "Membunuh kalian semua!"

Mendengar perkataan Zay membuat pria itu tertawa semakin keras, "Hahahaha! Kau sendirian ingin membunuh kami semua?! Lebih baik kau sadari posisimu!!"

Zay tersenyum kecil, "Siapa yang bilang kalau aku sendirian?"

Tanah bergetar sangat kuat, cukup untuk membuat pria itu mengubah raut wajahnya. Tidak lama kemudian getaran itu berhenti dan berganti dengan suara petir yang sangat keras.

"Apa yang sedang terjadi diluar sana?!" pria itu terlihat sangat khawatir.

"Sepertinya temanku sudah melakukan tugasnya." Zay tertawa pelan, "Ah iya, kalau tidak salah namamu adalah Flyx, bukan?"

Flyx tersenyum lebar, "Benar sekali, aku adalah seorang petualang yang memiliki Rank Platinum. Menyerahlah sebelum aku menghajarmu!"

"Aku tidak akan menyerah kepada manusia yang sebentar lagi akan menjadi mayat." Ucap Zay dengan dingin.

"Kurang ajar!"

Flyx melesat cepat dan mengarahkan pukulannya ke arah wajah Zay, namun Zay menghindari pukulan itu dengan mudah dan bergerak ke belakang Flyx.

"Sepertinya aku sama sekali tidak membutuhkan LostVayne untuk melawanmu."

Zay menendang punggung Flyx dengan keras cukup untuk membuat pria itu terpental menembus dinding didepannya. Tidak hanya itu, Zay melesat cepat menuju Flyx dan menendangnya ke langit.

Flyx sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya saat Zay menendangnya pertama kali, dan kali ini dia sedang melayang cukup tinggi di langit. Seketika Zay sudah berada di atas Flyx dan melepaskan satu lagi tendangan yang sangat keras kebawah.

Flyx mendarat ketanah dengan sangat keras, dia merasakan bahwa beberapa tulangnya patah dan mulutnya mengeluarkan darah. Zay mendarat dengan sempurna di dekat Flyx, dia menatap Flyx dengan dingin. Zay bahkan tidak menggunakan skillnya untuk menghajar Flyx.

"Apakah kau mempunyai ucapan terakhir?" ucap Zay.

Flyx menatap Zay dengan tatapan memelas, "Aku mohon ampuni aku."

Zay menghela nafasnya, "Aku heran, mengapa ketika kalian sudah kalah dengan mudahnya kalian langsung meminta maaf?"

Zay meluncurkan pukulan keras tepat di kepala Flyx cukup untuk membuat kepala itu hancur lebur.

***

"Jadi, siapa yang akan menolongmu?"

Keringat mengalir deras dari tubuh Josh, dia tidak menyangka saudaranya yang memiliki Rank Platinum dapat dikalahkan dengan begitu mudahnya.

"Bisakah kita berdamai? Atau aku akan memberimu banyak sekali uang, kami RedBlood memiliki kekayaan yang tak ternilai tentu saja aku akan memberikan semu-" ucapan Josh terhenti ketika kepalanya hancur tak tersisa.

"Aku tidak membutuhkan uang kalian."

Two Friends Who are Trapped in a Parallel WorldWhere stories live. Discover now