抖阴社区

01. ?

142K 6K 375
                                    

Kata orang, Kean Aldevano itu kejam.
Kata orang, Kean Aldevano itu tak membiarkan seorang pun menatap mata kelam nan tajam miliknya.
Kata orang, Kean Aldevano itu laki-laki paling tampan di SMA Garuda dan juga tajir melintir.

Kata orang dan kata orang. Lova sudah muak mendengarnya. Konsentrasi belajarnya jadi berkurang karena para temannya sibuk membicarakan Kean dan Kean.

Dari Kean yang datang kesiangan, dihukum, masuk kelas, makan di kantin, berkelahi, semua mereka bicarakan, bahkan peluh yang menetes dari dahi laki-laki itu pun ikut menjadi perbincangan kaum hawa hari ini.

Lova benar-benar muak, ia juga tak percaya akan hal itu dan ia juga tak perduli.

Ia pindah di pojok ruang. Berusaha memahami pelajaran kimia yang akan di-UH kan hari ini.

"Fokus bener ngapalnya, orang pada nggak ngapal, Va."

"Tau tuh, yang kompak lah, nggak usah belajar."

"Remedi sama-sama kita nanti, tenang aja."

"Belajar juga nggak tentu dapat, mending ngomongin Kean."

Para cewek-cewek itu terus sambung menyambung kalimatnya tanpa memberi jeda. IPA jurusan mereka, kimia fisika kelemahan mereka. Entah setan apa yang membuat mereka masuk ke dalam jurusan IPA. Katanya, mereka malas mengingat masa lalu, jadilah mereka tak masuk IPS.

Bahasa Inggris aja udah puyeng, apalagi bahasa Jepang. Itu alasan mereka tak mau masuk kelas bahasa. Padahal jurusan ini yang memiliki peluang kerja lebih besar dari jurusan yang lain tanpa harus kuliah.

"Aku nggak tertarik," balas Lova. Ia pindahan dari kampung, ikut pamannya tinggal di Jakarta. Terlalu kaku untuknya berbicara menggunakan lo gue seperti para teman kelasnya.

"Nggak usah dengerin hasutan setan, Va!" ujar Deon sang ketua kelas yang asik bermain game. "Tapi lebih baik emang nggak usah ngapal, denger-denger, si ibuk dari tadi bolak balik ke toilet, diare kayaknya, jadi kemungkinan si ibuk nggak masuk kelas."

"Sembarangan, orang gua lihat buk Fat sehat bugar." Kali ini, cowok berambut ikal menyangkal perkataan Deon.

"Perkataan sebagian dari do'a, Kal. Mana tau Tuhan kabulin," sahut Deon terkekeh.

Ini yang tak enaknya menjadi guru, selalu mendapat do'a tak baik dari para murid saat ulangan akan tiba. Mereka akan berdo'a semoga si guru tak datang, sakit, mendapat musibah, atau apalah, yang jelas, ulangan tak terjadi hari itu.

Tak jarang, musibah yang di dapat guru pun menjadi sumber bahagia bagi mereka. Contohnya hari Rabu kemarin, saat ulangan PKN akan berlangsung, secara tak terduga, si guru mendapat kabar bahwa saudaranya tengah mendapat musibah kecelakaan. Para murid diberi tugas ganti, dan si guru pun izin pergi. Para siswa kelewat senang, mana satu kelas kompak tak ada yang menghapal.

Entah bagaimana ceritanya, Lova kini sudah duduk di bangku koridor kelas sebelah. Di sini aman dan damai. Di dalam, para siswa tengah belajar. Keadaannya berbanding terbalik dengan kelasnya, di sini para siswa anteng tak banyak polah, tidak seperti kelasnya.

Lova Arenka Salsabila. Gadis cantik yang baru empat hari menginjakkan kaki di SMA Garuda, ia tak terlalu tahu tentang seluk beluk sekolah ini, termasuk alasan sesungguhnya kenapa semua orang menunduk saat sosok Kean berlalu di hadapan mereka.

Ia tak ingin mencari masalah di sekolah barunya ini, maka, saat mendengar suara langkah kaki dan juga bau parfum yang pekat menusuk hidungnya, Lova menunduk, itu Kean--Kean Aldevano. Dari bau parfumnya, semua orang akan tahu itu.

Cowok itu tak melirik, ia terus berjalan lurus tanpa perduli akan Lova yang menunduk, baginya, itu sudah biasa.

Memang, semua orang harus tunduk padanya, atau itu akan membuat dirinya mencap orang itu berbuat kesalahan. Di mata seorang Kean, semuanya pun dianggap salah, hanya bernapas pun salah di matanya. Ia berasa tak rela berbagi oksigen dengan manusia lain. Ia terlalu malas menghirup oksigen yang sama dengan orang lain.

Prince of Devil [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang