抖阴社区

Our School Story [END]

By SelayOlay4

297K 33.4K 6.6K

Mereka, kelompok para uke yang suka gelud sama kelompok para seme. Natan, Yin, Granger, dan Ling adalah seke... More

Bagian I
Bagian II
Bagian III
Bagian IV
Bagian V
Bagian VI
Bagian VII
Bagian VIII
Bagian IX
Bagian X
Bagian XI
Bagian XII
Bagian XIII
Bagian XIV
Bagian XV
Bagian XVI
Bagian XVII
Bagian XVIII
Bagian XIX
Bagian XXI
Bagian XXII
Bagian XXIII
Bagian XXIV
Bagian XXV
Bagian XXVI
Bagian XXVII
Bagian XXVIII
Bagian XXIX
Bagian XXX
Bagian XXXI
Bagian XXXII
Bagian XXXIII
Bagian XXXIV
Bagian XXXV
Bagian XXXVI
Bagian XXXVII
Bagian XXXVIII
Bagian XXXIX
Bagian XXXX
Bagian XXXXI
Bagian XXXXII
Bagian XXXXIII
Bagian XXXXIV
Bagian XXXXV
Bagian XXXXVI
Bagian XXXXVII
Bagian XXXXVIII
Bagian XXXXIX
Bagian L
Bagian LI
Bagian LII
Bagian LIII
Bagian LIV
Bagian LV
Bagian LVI
Bagian LVII
Bagian LVIII
Bagian LIX
Bagian LX
Bagian LXI
Bagian LXII
Bagian LXIII
Bagian LXIV
Bagian LXV
Bagian LXVI
Bagian LXVII
Bagian LXVIII
Bagian LXIX
Bagian LXX
Bagian LXXI
Bagian LXXII
Bagian LXXIII
Bagian LXXIV
Bagian LXXV
Bagian LXXVI
Bagian LXXVII
Bagian LXXVIII
Bagian LXXIX
Bagian LXXX
Bagian LXXXI
Bagian LXXXII
Bagian LXXXIII
Bagian LXXXIV
Bagian LXXXV
Bagian LXXXVI
Bagian LXXXVII
Bagian LXXXVIII
Bagian LXXXIX
Pengumuman!
Epilog - The True Ending
Pengumuman - The Squel Has Been Published
Just a Bonus

Bagian XX

4.1K 504 91
By SelayOlay4

Hari keempat Natan sama Yin diskors. Tapi Ling ama Granger sih masih masuk kayak biasa ya. Agak kurang rasanya kalo cuma berdua, kurang rusuh.

"Btw kelas 12 udah balik kemaren kan?" Tanya Ling pada Granger.

Granger mengangguk. Kok bisa tau?

Soalnya Alucard setia ngasih kabar tiap hari ke Granger, walopun sama Granger cuma dibales 'ga nanya.' doang.

"Berarti besok udah masuk dong?"

Granger mengangguk lagi. Khusyuk menikmati bakso di depannya.

"Bahaya gasi?!"

Ling mengebrak meja, mengabaikan bakso Granger yang udah loncat dari mangkok gegara dia.

"Bakso gue yang berharga!" Granger melotot melihat sebutir pentol miliknya mengelinding di lantai. "Santai anjir! Ga usah pake gebrak meja napa!" Granger mengalihkan pelototannya pada Ling yang malah nyengir dengan watadosnya.

"Hehe maaf." Ucapnya sambil menggaruk kepala belakangnya yang ga gatel.

Granger melirik sinis pada Ling, hingga akhirnya dia menghela napas pasrah.

"Tapi emang bahaya gasih?!" Ling kembali bersuara.

"Apanya yang bahaya?" Tanya Granger tidak mengerti.

"Ya bahaya. Secara kan besok Natan sama Yin masih di skors, ga masuk sekolah. Terus kalo sampe si ketos sama sekertarisnya tau gimana?" Jelas Ling. Senyumnya terbit, membuat Granger ikut melengkungkan garis bibirnya.

"Beraksi nih kita."

Kedua tinju mereka bertemu, tos dulu.

"Mati aja gasih tuh kakel?"

"Harus sih, kita panas-panasin aja."

Mereka saling tatap, ekspresinya bikin orang satu kantin bergidik ngeri. Tengil bet sumpah.

o0o

Hari kelima Natan dan Yin diskors. Kelas 12 juga udah masuk.

"Ini orang-orang pada kemana?" Heran Granger. Soalnya udah jamkos satu sekolah, kelas-kelas pada sepi pula.

"Tau, pada ilang kemana sih?" Ling sama Granger udah mondar-mandir dari tadi padahal.

Mereka sekali lagi muter sekolah, ngecek tempat-tempat yang belom mereka kunjungin. Hingga akhirnya...

...

...

...

...

...

"DOR!"

"Ebuset!" Latah Ling ketika tiba-tiba Melissa dan Kagura tiba-tiba menampakkan diri dari balik tembok.

"Hehe"

"Lo berdua ngapa bisa disini anjir?!" Granger udah ngelus dada saking kagetnya, eh malah nih dua makhluk yang ga dianggep idup sama Granger muncul sambil cengar-cengir.

"Ya harusnya kita yang tanya, kalian ngapain disini?" Ujar Melissa bertanya balik.

"Yang lain mah pada di lapangan, menikmati pemandangan menyejukkan mata dimana keringet cogan pada netes." Tambah Kagura.

"Ha?"

Ling dan Granger berkedip beberapa kali. Ga ngerti maksudnya.

"Hh..." Dua gadis itu menghela napas. "Kasih paham Mel!" Tunjuk Kagura pada dua pemuda di depannya.

"Daripada ribet jelasin mending kalian ikut kita aja!" Melissa berjalan duluan disusul oleh Kagura.

Ling dan Granger saling melempar tatapan. Namun akhirnya mereka tetap mengikuti duo rusuh kelasnya itu.

Beberapa menit berjalan hingga sampai di lapangan yang ramenya minta ampun.

"Loh ada acara?" Mereka berdua ga tau kalo bakal ada acara, jadi ya ngiranya hari-hari kayak biasa.

"Pantesan tas anak-anak lain pada kempes." Ujar Granger. Parah sih, padahal mereka udah berat-berat bawa buku pelajaran lengkap.

"Lah kalian kenapa bisa ga tau?" Kalo Ling ama Granger bingung karena ga tau kalo ada acara, Melissa sama Kagura lebih bingung karena masih ada yang ga tau, padahal nih acaranya udah rame dibicarain dari kemaren-kemaren.

"Sparing, bentar lagi ada lomba antar sekolah. Lomba terakhir buat kelas 12 yang ikut sih. Jadi sekarang ada sparing sama sekolah sebelah." Jelas Melissa.

"Dan kebetulan sparingnya disini, jadi banyak anak-anak kelas sebelah yang ikut kesini juga. Jadi supporter." Tambah Kagura.

Ling dan Granger mengangguk-angguk. Mereka emang ga dikasih kabar apa-apa soal ini sih.

Dasar nolep. Kerjaannya molor mulu.

Terlihat para pemain di lapangan tengah menggiring bola. Dari keempat kakak kelas mereka itu ada Zilong dan Alucard yang bermain sekarang.

Mereka mengawasi dengan seksama ketika Zilong mengoperkan bola pada teman satu teamnya. Sedikit lagi, ketika bola akan ditendang salah satu lawan menghadang. Bola berhasil direbut.

Pergerakan merek lincah, cepat sekali gerakan kaki mereka hingga membuat team sekolahnya harus melakukan deffend habis-habisan.

Bola kembali ditendang oleh lawan, melambung menuju temannya yang sudah berada pada posisi. Siap mencetak goal.

"Eh! Eh! Anjir deff!!" Heboh Ling saat bola ditendang menuju gawang team sekolahnya.

Deffend berhasil dilakukan, bola kembali ke tangan teamnya.

Eh, tangan? Ya istilah doang lah pokoknya.

Sekarang giliran Alucard yang mendribble bola menuju area lawan. Namun lawannya tentu tidak semudah itu membiarkan pertahanan mereka ditembus.

Salah satu mereka menghadang Alucard, lalu sedetik kemudian menabrakkan kakinya pada kaki Alucard.

Mereka berguling, jatuh berdebam pada lapangan.

"Loh yang kaya gini boleh emang?" Granger melotot melihat itu. Pasalnya lawannya yang terbaring sembali memegang lutut setelah menerjang Alucard. Sedangkan Alucard berdiri seperti biasa.

Kartu kuning dikeluarkan, bukan pada lawan tapi pada Alucard.

"LAH WASITNYA BUTA MAP ANJROT!" Teriak Granger melihat kartu itu malah diberikan pada Alucard.

"-1 MATA!" Ling ikut berteriak.

Yang lain juga berteriak tidak terima, namun supporter lawan malah kembali mengejek mereka. Menuduh yang tidak-tidak pada Alucard.

"MBYOKYO MATANYA DIPASANG DULU OI WASIT!"

"MAIN KEKERASAN GA USAH PROTES!"

"GA NGAJAK NGOMONG YANG GA PUNYA MATA!"

"DUGONG RAMBUT NGEMBANG DIEM LO!"

"BIKIN ANAK ORANG CIDERA KOK GA MERASA BERSALAH SAMA SEKALI!"

"HALAH KALAH FISIK KOK SOK KERAS!" Teriak Melissa dan Kagura serempak. Sukses membuat supporter lawan kicep.

Tapi mau seribut apa pun mereka permainan tetap dilanjutkan. Namanya juga wasit buta, mau gimana lagi.

Permainan berlangsung lagi, mulai berjalan normal diiringi sorakan "huu" dari supporter lawan.

Mau bales juga Aamon yang lagi main basket di lapangan sebelah udah ngangkat tangan buat suruh mereka diem. Ditambah Zilong sama Alucard udah ngasih tanda oke pake tangan.

Okey kembali pada permainan.

Skor sudah 2-1 untuk team lawan di menit-menit ke 70.

Game yang cukup sulit dan menegangkan. Posisi kalah membuat Ling dan Granger semakin berkeringat dingin.

Teman-teman mereka juga sudah berteriak menyerukan semangat.

Namun lagi-lagi kekerasan dilakukan. Kali ini Zilong sasarannya. Dia dijegal dari belakang hingga membuatnya ambruk. Kepalanya membentur lapangan.

Kali ini kartu merah diberikan pada lawan.

Zilong mulai berdiri, namun kepalanya yang terbentur cukup keras membuatnya kehilangan keseimbangan hingga Alucard harus bergegas menopangnya.

Ling menggigit bibir cukup keras.

"BERANINYA MAIN KASAR! ATI-ATI MATI LIDAH LO KETELEN! KAKI LO KESANGKUT AMPE SENDINYA LEPAS!"

Nahkan, Granger, Melissa sama Kagura ampe tutup telinga soalnya teriakan legend Ling udah keluar. Yang lain? Diem, ngeri ama omongan Ling.

Ling berdiri, meninggalkan tempatnya duduk dan berlari menuju tempat Zilong berada.

"Pftt." Zilong sedikit menahan tawa mendengar suara Ling.

"Haha tuh bocah barbar amat." Alucard ikut tertawa.

"Gemes kan." Zilong duduk di bangku yang ada ditepi lapangan. Para petugas PMR segera mengobatinya.

"Gemesan punya gue sih tapi." Jawab Alucard dengan cengirannya lantas segera kembali ke lapangan.

Tak lama, Zilong sudah di obati. Tidak ada luka fatal.

Ling yang telah sampai di depan Zilong dengan wajah cemberut ikut duduk disamping Zilong.

"Kenapa hm?" Tanya Zilong dengan alis terangkat.

"Ngeselin musuhnya!" Ujarnya dengan bibir manyun.

Sekali lagi Zilong tertawa, 'Gemes banget astaga' pikirnya.

Zilong merebahkan kepalanya di paha Ling. Membuat Ling menatap tidak mengerti juga memicu teriakan heboh para warga sekolah yang melihat moment itu.

Mengabaikan tatapan heran Ling, Zilong mulai mencari posisi nyaman. Diraihnya tangan Ling, lalu ia letakkan di kepalanya.

"Pijitin dong, pusing banget nih." Pintanya.

Ling menghela napas. Mulai memijat kepala Zilong pelan-pelan.

Nyaman yang Zilong rasakan membuatnya memejamkan mata. Menikmati bagaimana jari-jari lentik itu memijat kepalanya pelan namun teratur.

***

Sedangkan di sisi lain, para pemain tengah berbaris. Mereka berjabat tangan.

"Gimana kekalahannya?" Bisik salah satu dari mereka pada Alucard.

Senyum meremehkan Alucard lemparkan, "Ucap si curang."

Lawannya melempar tatapan tajam yang dibalas tatapan geli oleh Alucard. "Kenapa? Mau hadang kita lagi?" Alucard menahan tawanya, "Nanti kalah ngadu, bawa ke kantor polisi yang ujungnya sia-sia haha." Tambahnya, sukses membuat lawan di depannya itu menatap kesal padanya.

Alucard melambaikan tangan acuh. Lebih memilih meninggalkan lapangan dan menghampiri Zilong yang sedang bermanja ria.

"Nikmat bener kayaknya." Alucard menatap iri pada Zilong.

"Iri ya?" Zilong menaik turunkan alisnya, mengejek sobatnya.

Baru saja Zilong mengatakan itu, Granger langsung muncul diantara mereka.

Binar dimata Alucard muncul, ia langsung menerjang Granger yang baru sampai hingga membuat Granger sedikit kehilangan keseimbangan.

"Ck bayi!"

Abai dengan kata-kata Granger, Alucard lebih memilih untuk merengkuh pinggang itu. Memamerkannya pada Zilong.

"Haha ga jadi galau dah, ayangnya udah dateng." Tanggap Zilong.

Tak lama kemudian Aamon dan Xavier juga bergabung dengan mereka. Masih dengan seragam basketnya, mereka menatap Granger dan Ling. Seakan menanyakan keberadaan dua makhluk yang biasanya lengket bersama mereka.

Menangkap tatapan itu, Ling dan Granger saling melempar sinyal.

"Lah iya, duo curut kemana?" Alu baru sadar kalo ga ada yang godain dia sama Granger. Ternyata tuh duo ga keliatan batang idungnya.

"Yin mana?" Tanya Xavier setelah celingak-celinguk mencari keberadaan calon masa depannya.

Ling berhenti memijat kepala Zilong dan mulai memainkan telunjuknya, membuat pola abstrak.

Zilong menatap Ling yang cemberut, lagi.

"Ngomong aja."

"Itu...sebenernya... Natan sama Yin diskors. Udah lima hari." Ujar Ling.

Xavier mengerutkan dahi, "Kok bisa?"

Aamon juga melempar tatapan tajam, seakan meminta penjelasan lebih.

Sembari menyembunyikan senyumnya, Granger membalas rengkuhan Alucard.

'Heh kok jadi gini?!' Batin Alucard meronta-ronta ingin segera menerjang Granger yang menatapnya manja.

"Jadi kemaren waktu kalian study tour, Natan dipanggil ke ruang kepsek. Disana ada si kakel biadap yang udah lecehin Natan waktu itu, sama ibunya pula. Mereka ngancem kepala sekolah biar hukum Natan." Jelas Granger.

Ling mengangguk, menambah satu dua kata. "Padahal kan Natan ngelakuin pembelaan diri. Kan sayang kalo ketinggalan pelajaran."

"Terus kenapa Yin ikut dihukum?"

Dua adik kelas itu menatap Xavier.

"Soalnya Yin kesel sama tuh kakel, jadinya ditimpuk pake sepatu sama Yin." Jawab Ling.

"Eh malah Yin-nya ikut dihukum." Tambah Granger.

Aamon memisahkan diri dari teman-temannya disusul oleh Xavier dibelakangnya.

Setelah memastikan mereka menjauh Ling dan Granger bertos ria.

"Oalah, begitu ternyata. Gue kira udah mulai menerima kehadiran gue dihidup lo." Terjawab sudah kenapa tingkah Granger berubah jadi manja tadi.

"Hehe peace." Granger mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, membentuk tanda peace.

"Yaudah sini, ikut gue beli minum." Alucard mengacak-acak rambut Granger dan menariknya menuju kantin.

o0o

Masih dengan seragam basketnya, Aamon dan Xavier masuk ke ruang kepala sekolah.

Membuat si kepala sekolah buru-buru berdiri dari kursinya. Menyambut sang tuan yang datang tiba-tiba.

Xavier duduk di sofa, meraih koran.

Sedangkan Aamon duduk di kursi kepala sekolah. Meraih telpon yang ada dimeja itu dan menyerahkannya pada si kepala sekolah.

"Telpon orang yang udah bikin Natan diskors!" Titahnya.

Pak kepsek itu segera menerima telpon dari Aamon, dan bergegas menekan tombol-tombol angka.

"Apa sih pak?! Ganggu orang shopping aja." Suara terdengar dari telepon.

Aamon merebut telepon itu dari tangan kepala sekolah.

"Shopping hm."

"Ha? Siapa ini?" Tanya orang di sebrang telepon ketika mendapati suara yang tidak ia kenal.

"Ah saya Aamon. Lebih tepatnya Aamon Paxley."

Dapat Aamon dengar suara kaget si ibu setelah mendengar namanya.

"Ke-kenapa menelpon saya?" Suara itu terdengar gagap.

Aamon mendecih pelan.

"Bisa anda kemari. Tanda tangani surat-surat yang saya siapkan dan bawa anak anda keluar, karena donasi anda sudah tidak dibutuhkan." Aamon menutup telpon sepihak. Membiarkan suara kaget disana terputus begitu saja.

Xavier meletakkan koran yang hanya ia lihat tanpa ia baca. Dia berdiri, menghampiri si kepala sekolah. Menepuk jas kepala sekolah itu dua kali dan berbisik.

"Inget! Kalo ada yang berani nyentuh mereka, bakal berhadapan sama kita."

"Baik tuan besar, tuan muda."

"Bagus."

Mereka berdua keluar dari ruang kepala sekolah. Meninggalkan orang yang membungkuk kepada mereka.

TBC

Emosi bener lho! Lampu mati dari siang, jam 7 baru nyala.

Sinyal ilang pula.

Rasa ingin misuh sangat tinggi.

Hhh, dahlah.

Btw besok saya update lagi.

Yaudah, pamit lagi, pay pah( ꈍᴗꈍ)

Continue Reading

You'll Also Like

145K 11.6K 69
Kisah dimulai ketika para murid yang baru saja masuk sekolah malah mendapat hukuman dari para seniornya. 鈺 SHIP UTAMA DI CERITA INI鈺 Alucard x Grang...
2.5M 145K 61
Area BULOL! (Tahap Revisi!) JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WP KU JANGAN LUPA BERI TANDA PARKIR ! JANGAN MENJIPLAK KARYA SAYA! EYD-PEUBI MASIH TIDAK SESUAI...
28.9K 2.7K 22
"Aku suka kamu, Jeff. Tapi malu aja, aku yang bukan siapa-siapa bisa jadi pacar kamu." -Angkasara Taeyong Simanuar ** "Kalau Tuhan sudah berkehendak...
10.8K 617 9
Hai! lagi nyari cerita MLBB ni ye? Nama ku Elvina (bkn nm asli). Ini cerita pertama ku, ku mau menjelaskan tentang isi bukunya dulu. 1.Meskipun sampu...