Kembalinya Chrisben memberi sedikit kelegaan pada para pejuang Gaiatron. Selain kembalinya teman mereka, kepulangan sang ksatria merah sangat menguntungkan mereka. Pagi itu, mereka mengerumuni meja Chrisben....
"Chrisben disini, kita takkan terkalahkan!" ucap Sam'un.
"Korona baru saja kehilangan prajurit terkuatnya" kata Rento, "kita bisa lebih santai...."
"Hei hei hei, aku memang kuat" timpal Chrisben, "tapi aku tidak mahakuasa, jadi jangan terlalu santai!"
"Bagaimanapun Korona tetap lawan yang tangguh" ucap Karen, "jangan lupakan dua pengawal dan Eleanor!"
"Betul itu, jangan cuma mengandalkan suaminya Marina" celetuk Madison.
Marina langsung memeluk Chrisben dari belakang, "pokoknya kamu jangan hilang lagi lho ya...." ucapnya.
"Tenanglah sayang, aku belum mengkritik pem.... ah lupakan saja" balas Chrisben.
Semuanya tertawa mendengar ucapan Chrisben, tiba-tiba Freya dan Freyr muncul sambil membawa sebuah koran. Kedua sistem multi-agen itu terlihat tergesa-gesa....
"Ah iya, hari ini kan praktik membuat bubur kertas" kata Aura, "tapi kenapa kalian buru-buru?"
"Haah haah.... kami menemukan ini" ucap Freya.
Sang putri kapas menunjukkan sebuah artikel di koran yang dibawanya, artikel tersebut membahas tentang hilangnya seorang mahasiswa bernama Raven McAllister.
"Oh ini kasus sudah lama, ada apa memangnya?" tanya Rania.
"Wajahnya, sangat mirip dengan Korona!" sahut Freya.
Semuanya tertegun melihat foto mahasiswa yang hilang itu, wajah dan gaya rambutnya benar-benar mirip 90% dengan musuh mereka itu. Bedanya Raven memakai kacamata dan berambut pirang terang.
"Berkaca dari Chrisben, agaknya Korona tidak seperti peri kembar yang punya tubuh sendiri" kata Karen, "bisa jadi Raven adalah inangnya!"
"Benar juga, Korona beberapa kali seperti tak bisa mengendalikan tubuhnya" ucap Chrisben, "seperti aku dan Brutus dulu!"
"Jadi selama ini wajah imut itu bukan wajahnya Korona ya...." kata Christina, "kita harus menolongnya, pisahkan mereka!"
Chrisben menyengir, "kamu mau menolongnya karena dia cakep doang kan? Dasar!" celetuknya.
Saat mereka tertawa, bu Jenny masuk ke kelas dan memulai pelajaran....
◇○◇
Sementara itu di pabrik, Korona tengah menguraikan program pembentukan tubuh yang dicuri oleh Brutus.
"Harus diakui, rencana Brutus sebenarnya luar biasa...." kata Korona, "tapi dia kurang persiapan, makanya bisa gagal!"
"Tuan, apa kami perlu mengambilkan sampel DNA manusia?" tanya Maelstorm.
"Tidak usah, aku tidak berencana untuk meniru makhluk berdaging!" jawab Korona, "akan kuciptakan tubuhku sendiri...."
"Bagaimana tuan akan melakukannya?" tanya Drakedark.
"Dengan ini!" sahut Korona sambil menunjuk ke layar komputer super.
Korona memperlihatkan program yang ditemukannya, sisa-sisa data dan kekuatan virtual Xana!
"Aku akan menyerap kekuatan Xana, kemudian aku akan berevolusi menjadi sistem multi-agen terkuat dalam sejarah!" teriak Korona.
"Luar biasa, tuan!" sahut Drakedark.
"Tuan bisa melakukan apa yang tak bisa dilakukan Xana!" ucap Maelstorm.
Korona lalu mengambil sebuah kertas, "nah sekarang tugas kalian adalah menculik orang-orang dalam daftar ini!" ucapnya.
Sang penguasa cnidaria memerintahkan Maelstorm dan Drakedark untuk menculik kriminal-kriminal paling berbahaya, untuk kemudian para kriminal itu akan menjadi Bodyguard Agent seperti dua pengawal kegelapan. Nama-nama kriminal dalam daftar itu antara lain:
1. Sheev Pattinson
2. Kuroki Kagehisa
3. Ian Hamilton
4. Edgar Goodman
5. Frances Welker
6. Jacob Whale
7. Sheldon Preston
Maelstorm dan Drakedark sendiri juga merasuki orang sebagai wadah, keduanya merasuki ilmuwan Nightstrike.
"Lalu apa tugasku?" tanya Eleanor, yang dari tadi diam.
"Akan kulepaskan tubuh menjijikkan ini!" kata Korona, "jika dia sadar, tahan dia!"
"Baik tuan...." ucap Eleanor.
"Tunggu sebentar Eleanor, aku mau memberitahumu sesuatu" kata Korona, "kau ingat nama Timothy Landors?"
"Itu Timmy, suami saya..... yang dibunuh oleh Silas!" ucap Eleanor, "kejadian yang membuat saya tak lagi bisa mempercayai manusia!"
"Sebenarnya, dia ada disini....." kata Korona sambil menekan sebuah tombol.
Tombol itu membuka sebuah ruangan, dimana tubuh Timothy berada dalam sebuah tabung kriogenik! Eleanor sangat terkejut melihat itu.
"Tim.... apa dia masih hidup tuan?" tanya Eleanor.
"Iya Eleanor, tapi dia sekarat...." kata Korona, "aku bisa menolongnya sih...."
"Aku mohon tuan, tolonglah Tim, saya akan lakukan apapun!" ucap Eleanor.
"Hehehe, kalau begitu jangan gagal lagi...." kata Korona, "aku mulai mempertanyakan kebecusanmu...."
"Aku setia padamu tuan, takkan mengkhianatimu...." ucap Eleanor lirih.
"Kalau begitu buktikan, aku tak butuh kesetiaan dari benda yang tidak berguna!" kata Korona.
Eleanor hanya bisa mengangguk, dia tahu bahwa sebenarnya Korona sudah membuangnya, tapi dia tak bisa pergi begitu saja karena Timothy dalam bahaya....
◇○◇
Di lapas Thompson-Jared, Maelstorm dan Drakedark menyerang dan mulai menculik para kriminal yang dimaksud! Para penjaga tak bisa berbuat apa-apa, karena yang mereka hadapi adalah sepasang sistem multi-agen berbahaya!
"Cepat, panggil DPF!" sahut salah satu sipir.
Mendapat panggilan darurat itu, Shinrai dan para Aesir Guards bergerak! Jeremie juga mengirim para pejuang!
"Kita berpencar, agar tidak ada yang curiga!" sahut Chrisben.
"Aku ikut denganmu, takkan kubiarkan kau pergi lagi!" ucap Marina.
"Baiklah, ayo!" balas Chrisben.
Chrisben, Marina, Karen, Aura, dan Christina yang akan pergi ke lapas Thompson-Jared bersama kedua peri. Sementara sisanya berjaga di markas rahasia, Silesta bertugas menutupi agar tidak ketahuan, dan Rania bersiap jika ada masalah.
"Baiklah, ini gelang Vanirer, masih ingat?" tanya William.
"Ini waktu kita melawan Terramundus kan? Mantap!" kata Karen.
"Waktu itu aku masih tidur, hehe" celetuk Aura, "nah sekarang aku bisa pakai!"
Odd datang dengan sebuah RV.....
"Baiklah, akan kuantar kalian!" kata Odd.
"Whoa Odd, kau bisa menyetir?" tanya William.
"Lebih baik dari Ulrich" balas Odd, "ayo naik saja!"
Mereka langsung bergerak menuju lapas Thompson-Jared! Sesampainya disana, mereka melihat Shinrai dan paman Hunter yang tengah kewalahan menghadapi Maelstorm dan Drakedark berikut pasukan Chrisben Hitam!
"Ah kalian sudah datang, tolong bantu disini!" sahut Shinrai.
"Baiklah, ayo kawan-kawan!" ucap Chrisben.
Mereka langsung beralih ke wujud virtual mereka dan mulai menghajar pasukan Chrisben Hitam!
"Ya ampun Chris, sampai kapan kami harus menghadapi versi jahatmu?" celetuk Karen.
"Mereka nggak berniat bikin versi jahatku gitu?" ucap Christina.
"Jangan memberi mereka ide, Tina!" balas Aura.
"Mungkin mereka hanya perlu serbuk peri, nyaa!" ucap Freya sambil memainkan liranya.
Petikan lira Freya memunculkan serbuk-serbuk peri yang langsung memperlemah pasukan Chrisben Hitam, mempermudah para pejuang untuk menghabisi mereka.
"Good job Freya!" ucap Marina, "sekarang Power Blossom!"
Marina langsung menjebak para Chrisben Hitam dalam dimensinya, menghancurkan mereka dalam prosesnya.
"Aku tak mau kalah!" sahut Freyr, dia langsung memainkan serulingnya.
Suara seruling itu membuat Maelstorm dan Drakedark kesakitan!
"Ergh, lalat putih keparat!" bentak Maelstorm.
"Biarkan saja, kita sudah dapat para kriminal itu!" sahut Drakedark.
Kedua pengawal itu langsung membuka portal untuk kembali ke markas mereka!
"Takkan kubiarkan, heaaargh!" teriak Christina, dia masuk ke portal itu!
"Tunggu, Tina!" sahut Chrisben.
Christina sudah masuk ke portal itu, tapi dia mengaktifkan suar pelacak agar dia bisa memberitahukan posisi markas Korona!
"Ikuti sinyal suar itu!" sahut Chrisben.
◇○◇
Kedua pengawal tiba di markas pertama Nightstrike yang terletak di sebuah pulau terpencil, mereka tidak menyadari keberadaan Christina yang mengikuti mereka!
"Untung saja Silas hanya meledakkan lab utamanya saja!" ucap Drakedark.
"Dia tak tahu soal bagian yang ini, hehehe!" sambung Maelstorm.
Christina terus memperhatikan mereka, terlihat kedua pengawal itu menekan sebuah tombol yang memunculkan sebuah lift. Mereka langsung turun ke bagian bawah tanah markas itu....
"Aku harus menghubungi yang lain" kata Christina, "halo, apa kalian bisa mendengarku?"
Jeremie menjawab panggilan itu, "iya Tina, tapi agak kurang jelas, kamu dimana?" tanyanya.
"Sepertinya ini markas lama Nightstrike, akan kukirim koordinatnya!" kata Christina.
Jeremie langsung mengenali koordinat yang dikirim Christina....
"Kau ada di Pulau Polaris, itu markas pertama Nightstrike yang sudah dihancurkan Silas sendiri" kata Jeremie, "apa yang Korona lakukan disana?"
"Entahlah, biar kuikuti mereka!" ujar Christina.
"Baiklah, tapi jangan sampai kelihatan" kata Jeremie.
"Kami akan ikut kesana!" kata Chrisben, "apa teleporter masih bisa dipakai?"
Jeremie mengangguk, kemudian William langsung menyiapkan teleporter. Chrisben, Madison, Brittany, Rento, dan Sam'un yang akan pergi kali ini.
"Hati-hati ya, Chrisben...." kata Marina.
"Tenanglah Lie, aku akan membantu saudari iparmu...." kata Chrisben sambil mencium kening Marina.
Mereka langsung berangkat memakai teleporter, sementara Christina terus mengikuti kedua pengawal hingga dia sampai di lab rahasia Korona....
"Woah, mengerikan!" bisik Christina, "kelihatannya Korona punya mainan baru nih...."
Terlihat Korona sedang mengerjakan suatu rancangan, nampaknya itu adalah monster baru.
"Bos, ini kriminal terakhir!" kata Maelstorm.
"Kerja bagus, sekarang bawa subjek itu!" kata Korona.
Drakedark mengambil sebuah subjek yang dimaksud, yakni sesosok monster humanoid berwujud seperti teripang. Monster itu diam saja seperti patung, terlihat belum diaktifkan....
"Baiklah, langsung saja!" sahut Korona.
Drakedark dan Maelstorm masing-masing menarik tuas pada sebuah mesin aneh, muncullah gelombang listrik yang sangat kuat menyetrum monster itu!
"Woah, bahaya nih!" batin Christina.
Monster itu langsung hidup, Korona menyuruh monster itu untuk melakukan beberapa serangan sederhana.
"Bagus, kekuatan Xana memang tak diragukan....." kata Korona, "nah sekarang saatnya aku yang menyerap kekuatan itu!"
"Tapi bos, apa tidak lebih baik kita uji lebih lanjut kekuatan Xana di mesin ini dulu?" tanya Maelstorm.
"Bah, tes tadi sudah cukup! Lakukan saja!" bentak Korona.
Korona langsung melepaskan inangnya, kemudian kedua pengawal mengaktifkan mesin aneh tadi, mengalirkan sisa-sisa kekuatan Xana pada tubuh tuan mereka. Tiba-tiba.....
Bledaaaar!!!!!!
"Gawat, itu para pejuang!" sahut Eleanor.
"Maelstorm, Drakedark! Tahan mereka!" sahut Korona, "Eleanor, jaga si Raven!"
Ternyata benar bahwa inang Korona adalah Raven McAllister! Mendengar itu, Christina langsung melompat dari tempat persembunyiannya!
◇○◇
"
Ergh, itu si Chrisben betina!" dengus Korona, "urus dia, Eleanor!"
"Baik tuan!" jawab Eleanor sambil mengeluarkan cambuknya.
Korona kabur sambil membawa monster teripang itu, sementara para pejuang langsung melawan kedua pengawal dan pasukan Chrisben Hitam! Rento langsung menyasar Drakedark....
"Hey naga hitam, kemari kau!" sahut Rento.
"Kemarilah, perompak!" bentak Drakedark.
Di sisi lain, Sam'un berduel dengan Maelstorm!
"Maju sini kau, dasar mayat lemper!" hardik Maelstorm.
"Baiklah, sekarang biar lemper-lemper ini yang menghajarmu!" ucap Sam'un, "Summon!"
Madison dan Brittany bertarung dengan pasukan Chrisben Hitam!
"Ayo Brit, kita hajar mereka" kata Madison, "heaaargh!"
"Siap M, aku selalu ingin mencoba bunerangmu" kata Madison, "Power Spell!"
Mereka dengan mudah menghancurkan pasukan Chrisben Hitam!
"Dasar peniru!" omel Madison, "tapi itu efektif sih...."
"Yah, kita memang dapat bagian mudahnya...." kata Brittany, "ayo bantu Ren dan Sam!"
Sementara itu Christina berduel dengan Eleanor!
"Makan ini, rambut raspberry!" bentak Eleanor sambil mengayunkan cambuknya!
"Tidak usah, terimakasih!" sahut Christina, "mungkin kau saja yang makan ini!"
Christina melempar kedua kerisnya ke arah Eleanor, namun sang guru gadungan menangkis lemparan dua senjata tradisional itu.
"Baiklah, cukup main-mainnya!" bentak Eleanor.
"Ngalih tekok dulurku, segawon!" sahut Chrisben sambil mengaktifkan zirah Midgarder.
Chrisben langsung menendang Eleanor sampai jatuh!
"Matur nuwun nggih bro...." ucap Christina.
"Sami-sami sist, uwaaargh!" erang Chrisben.
Ternyata Korona kembali dengan wujud Koronazoa, dia langsung menyengat Chrisben dengan Power Sting, mengembalikannya ke markas rahasia Jeremie dalam prosesnya....
"Andai saja Brutus tak mencoba melengserkan aku, kau pasti masih kukendalikan!" ejek Korona, "nah sekarang giliran yang betina...."
"Maaf Korona, aku lebih tertarik pada inangmu! Power Blust!" sahut Christina.
Serangan angin itu tak berpengaruh pada Koronazoa yang sudah sedikit menyerap kekuatan Xana. Monster anemon laut itu langsung memukul Christina dengan salah satu lengannya.
"Aaargh, bajigur...." erang Christina.
"Hehehe, berhubung kamu orang Jawa.... modar kowe su!" ucap Koronazoa sambil bersiap menyengat Christina.
Sebelum Koronazoa sempat menyengat Christina, tiba-tiba dia ditendang oleh Raven yang sudah sadar!
◇○◇
"
Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi cari lawan yang seimbang dong!" teriak Raven.
Korona kembali ke wujud hantunya, kemudian dia menyuruh para bawahannya untuk mundur! Ternyata mereka mau meledakkan lab itu untuk kedua kalinya....
"Gawat, itu detonator, ayo kabur dari sini!" sahut Rento.
"Aduh, kakiku terkilir...." erang Christina.
"Baiklah kamu kubopong saja, ayo!" sahut Raven.
Christina langsung dibopong oleh Raven, sang saudari kabut langsung tak sadarkan diri. Raven dan para pejuang langsung bergegas meninggalkan tempat itu, mereka langsung dijemput oleh Shinrai dengan sebuah helikopter.
"Ayo cepat!" sahut Shinrai.
Untungnya mereka semua berhasil naik ke helikopter itu sebelum pulau itu meledak, kali ini benar-benar menenggelamkan pulau tersebut ke bawah laut....
◇○◇
Sesampainya di markas rahasia, Christina yang sudah sadar menceritakan apa yang dilihatnya saat dia di pulau.
"Tindakanmu ceroboh sekali...." kata Chrisben, "tapi itu memberi kita keuntungan...."
"Aku nggak mau dengar kata ceroboh dari orang yang pernah sengaja terhisap ke lubang hitam" celetuk Christina.
Semuanya tertawa mendengar itu....
"Jadi bagaimana dengan Raven?" tanya Sam'un.
"Kayaknya dia masih sedikit terhubung dengan Korona" kata Jeremie, "mungkin dia bisa berguna!"
"Monster itu mengendalikan aku selama ini, akan aku hajar dia!" kata Raven.
"Baiklah, selamat datang di Dimension Protection Force!" ucap Shinrai.
Christina kemudian memegang tangan Raven....
"Ergh, Christina kan.... kamu ngapain?" tanya Raven.
"Selama ini kukira aku jatuh hati pada musuh terbesar kami...." kata Christina, "tapi aku sadar, inangnya adalah pangeranku...."
Christina langsung mencium Raven di bagian pipi, membuat sang inang tersipu. Semuanya kembali tertawa melihat itu....
Foto Raven: