Playlist : My Happy Ending - Avril Lavigne
••• Happy Reading •••
Sepanjang perjalanan kembali ke Jakarta, Dante terus mengumpati Dylan dalam hati yang pulang begitu saja meninggalkannya setelah apa yang Dylan lakukan semalam pada Alea. Dante terpaksa pulang lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
Dante sudah mengirim chat di group yang beranggotakan ia dan ketiga sahabatnya. Dante bahkan mengancam mereka jika mereka tidak datang ke kantornya, ia akan membuat hidup mereka tidak tenang.
Sementara di sisi lain, di kamar yang Dante tempati Tristan mengerjap-ngerjapkan matanya mengumpulkan kesadarannya. Ia tak mengerti apa yang terjadi dengannya. Seingatnya semalam ia berada di mobil tengah menunggu...
"Alea," gumam Tristan seraya bangkit dari ranjang. "Arghh!" Tristan memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Tristan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia merasa asing dengan kamar yang tengah ia tempati.
Tristan mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya namun seberapa keras dia berusaha mengingatnya, tetap saja ia tidak bisa mengingat dengan baik apa yang semalam terjadi padanya.
***
Perlahan Alea membuka matanya. Alea bangkit dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Alea merasa sekujur tubuhnya sakit luar biasa apalagi inti tubuhnya yang terasa nyeri dan perih.
Alea memijat-mijat kepalanya yang terasa berdenyut sakit. Alea mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya semalam.
"Dante," gumam Alea. Sedikit memorinya masih mengingat dengan baik apa yang ia dan Dante lakukan. Bagaimana panasnya ia dan Dante menghabiskan malam panjang bersama. Tapi dimana pria itu sekarang?
"Dante..." Alea berusaha memanggil nama Dante namun tak ada jawaban.
Alea menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh polosnya. Alea yakin betapa panas percintaan mereka setelah ia melihat dari pantulan cermin di beberapa bagian tubuhnya di penuhi kissmark.
Tanpa sadar Alea menitikkan air matanya. Ia memunguti pakaian miliknya yang berserakan di lantai kemudian mengenakannya kembali.
Alea berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk mencari Dante.
"Dante..." Saat tiba di kamar mandi, Alea tak menemukannya.
Alea melangkahkan kakinya menuju balkon.
"Dante..." Lagi, disana tidak ada siapapun. Apa mungkin Dante meninggalkannya sendirian setelah apa yang mereka lakukan semalam?
TIDAK!
Alea menggelengkan kepalanya menepis pikiran tersebut dari kepalanya. Dante bukan lah pria seperti itu. Dante pasti akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia lakukan. Alea bahkan masih mengingat dengan jelas bahwa Dante juga menikmatinya. Itu membuktikan Dante mencintainya.
Alea meraih ponselnya yang tergeletak di lantai kemudian mengaktifkannya. Alea pun mencoba menghubungi Dante namun hingga berkali-kali Alea meneleponnya, Dante tak kunjung menerima telepon darinya. Apa Dante sangat sibuk? Sungguh! Hati Alea semakin tidak tenang.
Saat Alea akan kembali menelepon Dante lagi, Ghea sudah lebih dulu menghubunginya.
"Mama," ucap Alea dengan bibir bergetar. Ghea menghubunginya seolah Ghea tahu ada sesuatu hal pahit terjadi padanya.
"Sayang kamu kemana saja semalam? Kamu nggak apa-apa kan? Kenapa nggak buru-buru telepon Mama hmm? Mama nungguin kamu telepon sampai Mama ketiduran."

KAMU SEDANG MEMBACA
I WAS MADE FOR LOVING YOU [COMPLETED]
RomanceDante Diangelo Emanuele, pengusaha muda, tampan, mapan dan kaya raya, definisi pria idaman. Namun sangat disayangkan, kesuksesannya di dunia bisnis tidak sejalan dengan kisah percintaannya. Dante sama sekali tak tertarik pada gadis lain selain pada...