Jung Jaehyun berjalan memasuki ruang kerja miliknya dengan menggendong Jisung yang tengah tertidur. Beberapa pegawai sudah menawarkan diri untuk mengambil alih Jisung, namun Jaehyun menolak. Takut malah membuat Jisung terbangun karna adanya perpindahan tempat (?) secara tiba-tiba.
Sesampainya diruang kerja, Jaehyun membaringkan tubuh Jisung dikasur kecil yang memang sengaja ia letakkan disamping meja kerjanya. Untuk jaga-jaga kalau Jisung ketiduran seperti sekarang ini.
Kantor besar miliknya yang kini sudah diubah selayaknya ruang kelas TK dengan satu kasur kecil dan babychair yang diletakkan disamping kanan kiri kursi kebesarannya, jangan lupakan tumpukan mainan yang diletakkan disudut ruangan, mainan yang berceceran disofa, lantai bahkan meja kerjanya, membuat siapapun yang melihatnya akan berfikir jika Jaehyun adalah ayah yang baik.
Jaehyun sedikit merenggangkan tubuhnya. Kecil-kecil begitu, tapi tubuh Jisung cukup bisa membuat Jaehyun merasa pegal karna harus menggendong dari parkiran hingga ruangannya dilantai 14.
'Tok tok tok'
Suara ketukan pintu diikuti dengan suara pintu terbuka membuat Jaehyun menghentikan acara peregangan badannya. Dan beralih menatap seseorang yg baru masuk. Yeri, sekretarisnya berjalan mendekat kearah Jaehyun yang kini sudah duduk di kursi kebesarannya. Menyerahkan beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh Jaehyun.
"Ini beberapa berkas kerjasama dan sponsor yang harus ditandatangani, pak" Ucapnya dengan senyum sopan.
Jaehyun mengangguk mengerti. Yeri berniat kembali ke meja kerjanya sebelum Jaehyun menginterupsi.
"Bagaimana dengan Babysitter yang saya cari? Apa belum ada yang sesuai?" Tanya Jaehyun.
"Sampai saat ini belum, pak. Karna brosur lowongan ditempel ditempat umum, jadi banyak pelamar yang tak sesuai keinginan bapak" Jawab Yeri ragu.
Dalam hati Yeri sedikit menyalahkan atasannya itu, mencari babysitter bukankah lebih baik dari agen penyalur resmi? Pekerja mereka sudah pasti terlatih dan berpengalaman. Tapi hanya karna babysitter sebelumnya yang didapat dari sana ketahuan melakukan kekerasan pada Jisung, membuat Jaehyun benar-benar tak mau mempercayai lagi agen-agen semacam itu. Jaehyun menganggap agen-agen bodoh itu hanya bisa memeras dan membohonginya saja.
"Cari terus sampai ketemu yang tepat" Lanjut Jaehyun lalu mengalihkan pandangannya ke tumpukkan berkas didepannya.
"Baik, pak. Saya permisi" Pamit Yeri dan berlalu meninggalkan Jaehyun.
Sepeninggal Yeri, Jaehyun bukannya segera mengurus pekerjaannya tapi pria berusia 25 tahun itu malah menghela nafas pelan. Melonggarkan dasi dan melepas kancing baju teratas miliknya. Bersandar pada sandaran kursi dan menghadap langit-langit.
Pikirannya menjadi kacau setelah pertemuannya dengan manusia moomin itu. Pandangannya teralih menatap seonggok daging yang kini tengah tertidur lelap dikasur tepat disamping kursi miliknya. Jisung.
"Dia kembali" lirihnya.
***
Renjun POV
Sial. Gara-gara anak kecil itu aku menjadi terlambat untuk datang ke pekerjaanku yang selanjutnya. Tapi sepertinya bukan sepenuhnya salah anak itu. Salahku juga karna meninggalkan tas dan ponselku dimobil Winwin gege, jadi aku tak bisa menghubungi dia untuk meminta bantuan menjemputku. Dan sekarang aku harus berlarian dengan kostum moomin berat ini dengan satu tanganku yang memegang kepala moomin.
Aku malu sekali. Semua orang menatapku dengan tatapan aneh. Tapi aku tak peduli, tujuanku saat ini adalah minimarket yang jaraknya lumayan jauh jika harus berlari seperti ini. Jika saja terlambat aku yakin akan kehilangan pekerjaanku yang satu ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again [JAEREN]
Fanfiction[END] Keputusannya untuk melamar pekerjaan sebagai penjaga anak ternyata membuat semua masa lalunya terungkap! #1 Jaeren [16 Oct 23:05] ? #1 Jisung [27 Oct] BxB Jaehyun Renjun Jaeren.