Maaf kalo feelnya kurang dapet. Masih amatir 🙏
.
.
.
.
.
.
.
.
.Flashback
Bau menyengat khas rumah sakit begitu menusuk indra penciuman pemuda itu. Ruangan dengan sumber pencahayaan dari lampu tidur disebelah kasur membuat ruangan sedikit temaram. Manik serupa rubahnya mengedar, mencari sosok lain diruangan tersebut. Kosong. Hanya ada dirinya.
Lalu tangan lentiknya meraba kearah perut miliknya yang terasa berbeda dengan sebelum dirinya kehilangan kesadaran. "Kemana bayiku?" Lirihnya, saat merasakan perutnya sudah tak membuncit.
Dengan sisa kekuatan yang dimiliki pemuda Huang itu, dirinya memaksa untuk bangkit. Melepas paksa jarum infus ditangan kanannya, lalu segera turun dari ranjang rumah sakit tanpa menghiraukan rasa sakit yang begitu menusuk dibagian perutnya, pemuda itu berjalan tertatih menuju pintu keluar.
Berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang sedikit sepi, menilik setiap ruang yang sekiranya terdapat bayi miliknya. Namun hingga hampir dipenghujung lorong, tak ia temui ruangan NICU yang ia yakini bayinya berada, mengingat waktu kelahiran sang bayi yang lebih cepat dari perkiraan dokter.
Tungkainya terhenti diruangan paling ujung, disana terdapat banyak box bayi berjejer, dengan perlahan Renjun membuka pintu dan memasuki ruangan yang cukup hening. Semua bayi tertidur dan tak ada penjaga yang mengawasi, membuat si manis berani melangkah masuk dan mencari dimana bayinya berada.
Air matanya lolos saat melihat kotak bayi dengan namanya tertera disana, sang malaikat kecilnya tengah tertidur dengan pulasnya. Sedikit meringis saat melihat tubuh sang bayi yang cukup kecil dibanding bayi pada umumnya. Seharusnya pertengkaran dengan dirinya dan Jaehyun tak terjadi, maka ia yakin bayinya akan lahir dengan sehat dan tak harus masuk kedalam ruangan ini.
Dengan perlahan, Renjun membawa tubuh mungil itu kedalam gendongannya. Berniat membawa bayi yang bahkan belum sepenuhnya normal itu pergi.
Renjun segera berjalan menuju lift diujung lorong, sedikit khawatir akan berpapasan dengan seseorang, namun jika harus menaiki tangga darurat, malah akan lebih menyusahkannya mengingat kondisi tubuhnya yang belum sepenuhnya pulih.
Sesampainya di lantai dasar, Renjun segera melangkahkan kakinya berniat meninggalkan area rumah sakit. Namun saat dirinya sudah berada diluar, satu suara menginterupsi pergerakannya.
"Mau kau bawa kemana bayi itu, Renjun-ssi"
Renjun berbalik dan mendapati Taeyong disana. Sial. Kenapa harus ada yang melihatnya kabur? Sedikit lagi sampai ia menemukan taxi, maka hidupnya akan segera terbebas dari belenggu keluarga Jung.
"Aku harus pergi, mereka akan membunuhku dan juga bayiku" Ucap si Huang dan membuat Taeyong mengerutkan kening mendengar jawaban Renjun.
"Mereka siapa?! Tak ada yang ingi membunuhmu! Yang ada kau sendiri akan membunuh bayimu, dia masih membutuhkan perawatan medis!!" Taeyong mencekal tangan Renjun. Namun dengan cepat Renjun tepis dan kembali berlari dengan menahan rasa ngilu diperutnya. Keringat sudah mulai membasahi pelipis pemuda itu. Namun tak menghentikan langkahnya.
Kaki tanpa alas itu terus bergerak, hingga membawa tubuh rapuh Renjun ke sebuah gang yang terdapat tepat dibelakang bangunan Rumah sakit. Taeyong masih mengekor, ingin dia menahan Renjun dan mengambil bayi itu secara paksa, namun ia takut hal itu malah akan membahayakan bayi yang bahkan kulitnya masih berwarna merah.
Hingga sebuah mobil berhasil menghentikan langkah kaki Renjun. Mobil jeep hitam yang identik sebagai mobil penjahat membuat Renjun melangkah mundur. Pikirannya melayang tepat dua hari sebelum kelahiran bayinya, ia mendapat pesan ancaman pembunuhan, tentu saja Renjun ketakutan setengah mati. Tubuhnya bergetar hebat melihat dua orang berperawakan besar keluar dari mobil itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again [JAEREN]
Fanfiction[END] Keputusannya untuk melamar pekerjaan sebagai penjaga anak ternyata membuat semua masa lalunya terungkap! #1 Jaeren [16 Oct 23:05] ? #1 Jisung [27 Oct] BxB Jaehyun Renjun Jaeren.