Once Again [JAEREN]

Setelah kemarin Renjun disibukkan dengan mengurus urusan cuti perkuliahannya dan pengunduran dirinya dibeberapa tempat kerja miliknya, akhirnya disinilah Renjun sekarang. Didepan pagar yang menjulang tinggi sebuah mansion mewah yang terletak dikawasan perumahan elit.

Renjun mematung. Tak pernah terfikirkan sedikitpun olehnya jika ia akan berada disini. Bahkan untuk sekedar melewati jalanan perumahan elit ini saja rasanya tak masuk akal baginya. Kehidupannya hanya cocok dengan jalanan gang-gang sempit yang rawan kejahatan.

Lelaki mungil itu melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya yang kecil, sekarang masih jam setengah enam pagi, dan tanpa sadar Renjun sudah berada disana selama hampir tiga jam, karna sudah dr jam tiga pagi Renjun ditempat itu. Terlalu pagi bahkan untuk ayam jago berkokok sebagai pertanda fajar tiba. Tapi kali ini ia malah sudah berdiri tegap didepan mansion mewah dengan satu tas gendongnya. Barangnya tak terlalu banyak, bahkan hanya ada beberapa lembar baju miliknya yang ia gunakan cuci kering pakai.

Renjun bimbang, haruskah ia menekan bel sekarang atau nanti menunggu jam tujuh pagi. Renjun merutuki kebodohannya, seharusnya semalam setelah ia keluar dari kosan lamanya, ia menginap saja dirumah Haechan dan menunggu pagi untuk kerumah tuan barunya.

Omong-omong kemarin Renjun menemui pemilik kos untuk mengatakan jika ia akan pergi dari kos-kosan yang sudah lama ia tinggali. Dan dengan tega sipemilik kos mengatakan jika Renjun harus sudah mengembalikan kunci sebelum jam sepuluh malam dengan alasan sipemilik kos akan berangkat ke Daegu malam itu juga. Mau tidak mau Renjun harus menurut. Dan untuk tempat bermalamnya, Renjun memutuskan untuk pergi ke sauna. Tapi saat berada di sauna, Renjun malah bertemu dengan Ahjussi-ahjussi gendut yang terus menggodanya, bukan godaan bercanda, namun godaan-godaan nakal yang hampir saja melecehkannya. Maka dari itu, Renjun pergi dari tempat sauna jam dua pagi dini hari dan berakhir disini.

Tanpa Renjun sadari pagar kokoh itu bergerak perlahan untuk terbuka. Renjun gelagapan, bingung bagaimana harus menyapa orang yang membuka pagar untuknya atau untuk orang lain? Renjun mundur beberapa langkah namun tiba-tiba keningnya mengkerut saat pagar itu hampir sepenuhnya terbuka namun tak ada seorangpun dibalik pagar.

Renjun menyadari jika pagar itu terbuka secara otomatis, ya walaupun tentu saja ada orang yang mengendalikan dari dalam. Renjun bingung, haruskah ia masuk? Tapi bisa saja pagar ini terbuka bukan untuknya.

Ditengah kebingungan Renjun, datang satu pelayan yang berlari kecil menuju kearahnya. Menunduk sopan pada Renjun. Renjun membalas dengan membungkukkan badannya 90°, karna bagaimanapun pelayan itu akan menjadi sunbaenya.

"Tuan Jaehyun sudah menunggu anda, mari saya antar tuan" Ucapnya sopan. Renjun sedikit tak enak dengan bahasa yang digunakan pelayan itu padanya, bahkan mata yang selalu menghadap kebawah seolah menganggap Renjun juga adalah tuannya. Padahal derajatnya bahkan bisa dibilang lebih rendah Renjun daripada pelayan itu.

"I-iya.." Jawab Renjun singkat, lalu mengekori pelayan paruh baya itu.

Renjun memasuki mansion mewah itu, ingin menahan diri untuk tidak mengagumi tempat tinggal keluarga Jung, namun gagal karna rumah dengan gaya minimalis modern yang dominan warna gelap pada temboknya itu terlihat begitu waah dimata Renjun.

Renjun dan pelayan paruh baya yang mengantarkannya kini sudah sampai diruang tamu. Pelayan itu membungkuk pada Jaehyun dan Renjun sebelum pamit untuk pergi kebelakang. Renjun tersadar dari acara mengaguminya lalu balas membungkuk sopan.

Dan kini fokusnya teralih pada Jaehyun yang kini tengah duduk di sofa yang terlihat sangat nyaman, dan sepertinya lebih nyaman tidur disofa itu daripada tidur di kasur lama Renjun yang keras. Jaehyun terlihat tengah mengotak-atik Ipad yang dipangku dipahanya, terlihat fokus namun jika diteliti lebih jelas, Jaehyun hanya membuka- tutup halaman menu saja.