抖阴社区

5

5.9K 570 34
                                    

"DEMI TUHAN JAEHYUN!! JIKA DIBERI KESEMPATAN OLEH TUHAN, AKU INGIN MENGHAPUSMU DARI INGATANKU!! AARRGHHH...!!!"

"Tidak.. jangan pergi.. kumohon! Jangan.."

"AKU MEMBENCIMU, JUNG!!"

"Maafkan aku.. maaf.."

"ARRGHH.." Jaehyun terbangun dengan keringat yang sudah membasahi kening dan juga rambutnya. Nafasnya memburu, seolah ia baru saja berlari ratusan kilometer. Degup jantungnya berdetak melebihi batas normal.

Ruangan gelap itu menjadi saksi betapa Jaehyun sangat menyesali kehidupannya yang dulu. Mimpi buruk yang selalu menghantuinya, penyesalan yang tak kunjung hilang. Hidupnya selalu dibayangi oleh rasa bersalah. Rasa bersalah yang tak pantas untuk mendapatkan kata maaf.

"Maafkan aku" Lirih Jaehyun seraya mengusap wajahnya kasar.

Pandangan matanya teralih kesamping tempat tidurnya. Kosong. Tak ada Jisung yang menemaninya malam ini. Karna anak itu lebih memilih Renjun yang menemaninya tidur.

Jaehyun memutuskan untuk kembali tidur, setelah meminum beberapa pil tidur yang sengaja disimpannya dilaci nakas sebelah tempat tidurnya. Entah berapa lama Jaehyun sudah mulai ketergantungan dengan obat tidur. Namun hanya itu cara untuk membuatnya tertidur nyenyak.

***

Sudah dua minggu lamanya Renjun bekerja ah tidak sepertinya lebih tepat menemani Jisung bermain karna memang Renjun sama sekali tak merasa jika ia sedang bekerja dirumah itu.

Oh ayolah, kamar tidur mewah, makan tiga kali sehari ditanggung oleh Jaehyun, bahkan ketika Renjun ingin membantu pekerjaan rumah diwaktu luangnya, para pelayan disana selalu melarangnya dengan alasan pekerjaan Renjun hanya fokus mengurus Jisung.

Terkadang bahkan Renjun merasa seperti ia adalah Nyonya rumah dikediaman mewah itu. Konyol memang, tapi jika difikir kembali memang tugasnya lebih seperti ibu pengganti untuk Jisung.

Pagi ini Jaehyun memutuskan untuk mengambil libur. Karna ia dan Jisung harus pergi kesuatu tempat. Sepertinya keacara formal, melihat pakaian yang dikenakan Jisung dan Jaehyun. Sama-sama mengenakan setelan rapih dengan jas berwarna hitam.

"Kau tak perlu ikut, aku bisa mengurus Jisung sendiri" Ucap Jaehyun disela-sela acara sarapan mereka.

Renjun melirik Jaehyun setelah mengelap mulut Jisung yang belepotan karna selai coklat. Entah mengapa, Renjun merasa jika Jaehyun sedikit lebih diam pagi ini. Ya walaupun memang biasanya pria itu selalu irit bicara, namun kali ini terasa berbeda.

"Bagaimana jika nanti Jisung rewel?" Renjun memberanikan diri bertanya.

"Aku bisa mengurusnya sendiri" Jawab Jaehyun dingin. Meletakkan pisau dan garpu hingga menimbulkan suara 'Taakk'.

Jaehyun sudah selesai sarapan. Menyisakan potongan besar roti yang hanya dimakan sedikit pada bagian sudutnya. Sepertinya pria itu benar-benar dalam suasana hati yang buruk hingga tak memiliki selera makan.

Melihat itu, rasanya Renjun ingin sekali meminta maaf, walaupun sepertinya Renjun tak memiliki kesalahan apapun. Atau malah banyak? Entahlah.

Renjun kembali fokus pada Jisung, dengan sesekali ia juga memasukkan roti panggang dengan selai coklat diatasnya kedalam mulutnya. Ini salah satu yang membuat Renjun merasa seperti Nyonya Rumah, karna bisa sarapan bersama dimeja yang sama dengan Jaehyun dan Jisung. Terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia bukan?

"Ayo Jisungie~ kita berangkat" Jaehyun segera menggendong Jisung setelah anak itu menyelesaikan makannya.

"Icung mau gendong lonjun hyung, appa" Ucap Jisung digendongan sang ayah. Berusaha meraih Renjun yang kini sudah berdiri dihadapan Jaehyun.

Once Again [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang