Renjun terus berjalan mundur hingga tubuhnya menabrak tubuh Taeyong dibelakang. Sementara si pemuda Lee juga sedikit merasa takut dengan dua orang yang tak dikenal itu berjalan mendekat. Apa ini ketakutan yang dimaksud Renjun tentang seseorang yang ingin membunuhnya?
"Bisakah kau berjanji menjaga bayiku?" Ucap Renjun saat sudah berbalik menghadap Taeyong. Menatap penuh harap pada seseorang yang pasti bisa dipercayai untuk menjaga bayinya.
"Tentu, ayo kita kembali ke rumah sakit" Jawab Taeyong, dan segera meraih tangan Renjun. Berniat membawa mereka kembali ke Rumah sakit dan tentu saja pergi dari dua orang yang menyeringai berjalan begitu angkuh kearah mereka.
"Tidak, mereka datang ingin membuhku. Bawa bayiku pergi. Tolong selamatkan anakku." Ucap Renjun dan menyerahkan bayinya kepada Taeyong. Dengan penuh kehati-hatian, Taeyong menerima bayi itu yang kini menggeliat tak nyaman.
"Kita akan pergi bersama, ayo cepat ikut aku" Tak menyerah, Taeyong masih berusaha menarik Renjun pergi. Tak banyak waktu karna kini dua orang asing itu hanya berjarak beberapa meter saja dari ketiganya. Renjun menggeleng dengan raut wajah tak karuan. Sungguh Taeyong sangat ingin membawa Renjun pergi bersamanya, walau saat ini kondisinya tak berbeda jauh dari Renjun. Cukup lemah akibat efek kemoterapi yang beberapa saat lalu dilakukannya.
"Akan berbahaya jika aku pergi bersama bayiku. Bawa bayiku dan aku akan mengalihkan perhatian mereka!" Ucap Renjun lalu berjalan kearah samping dimana ada satu lorong gelap disana. Taeyong bergeming. Tak mungkin ia membiarkan Renjun terbunuh, namun disisi lain akan membahayakan bayi yang ada digendongannya jika ia nekad mengejar Renjun.
"Renjun-ssi" Lirih Taeyong ditengah kebimbangannya, menatap nanar kearah Renjun yang sudah mempercepat langkah kakinya dengan dua orang asing itu berlari mengejar si pemuda mungil.
"CEPAT PERGI!! SELAMATKAN ANAKKU!" Teriaknya sebelum tubuh rapuhnya hilang digelapnya lorong bersama dengan dua orang asing itu.
Taeyong dengan ragu berlari kembali menuju ke Rumah sakit dengan tangisan bayi digendongannya. Seolah si bayi ikut merasakan ketakutan yang tengah dirasakan sang ibu di gelapnya lorong itu. Taeyong hanya perlu kembali ke Rumah sakit untuk meminta pertolongan dan tentu saja agar si bayi dapat segera kembali mendapatkan perawatan.
"Taeyong-ah!" Satu suara yang begitu dikenalnya membuat Taeyong dapat sedikit bernafas lega. Jaehyun berlari kearahnya dengan raut wajah khawatir. Bagaimana tidak, setelah menurunkan Taeyong dipintu lobby rumah sakit, Jaehyun pergi untuk membawa mobilnya ke area parkir. Namun saat ingin menemui Taeyong, ia tak menemukan istrinya ditempat ia meninggalkannya. Tak berfikir lama, Jaehyun segera naik untuk menuju kamar Renjun karna ia fikir Taeyong sudah lebih dulu menemui Renjun.
Namun saat memasuki kamar, tak ada siapapun disana. Membuatnya khawatir mengingat kondisi Taeyong dan Renjun yang sama-sama belum sepenuhnya pulih.
"Renjun.. Jae.. Renjun" Racaunya dengan suara bergetar. Tangisnya pecah mengingat kejadian beberapa waktu lalu dan bagaimana Renjun nekad mempertaruhkan nyawanya demi bayi yang ada dalam gendongannya. Kedua alis Jaehyun menukik, melihat Taeyong dengan bayinya kini. Bayi itu masih harus dirawat secara intensif, namun kenapa malah berada diluar dengan dinginnya udara mengingat saat ini sudah memasuki musim gugur.
"Renjun kenapa? Dan kenapa kau membawa bayi ini keluar?" Tanya Jaehyun. Panik melihat raut wajah Taeyong yang ketakutan dan beberapa kali menyebut nama Renjun.
"Renjun..." Lirihnya sebelum tubuhnya luruh. Beruntung pria februari itu memiliki intuisi yang sigap, Jaehyun mampu meraih bayinya hingga si mungil tak sampai jatuh menyentuh tanah. Lelaki Jung itu berlutut dan meraih tengkuk Taeyong yang sudah kehilangan kesadaran menggunakan tangannya yang terbebas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again [JAEREN]
Fanfiction[END] Keputusannya untuk melamar pekerjaan sebagai penjaga anak ternyata membuat semua masa lalunya terungkap! #1 Jaeren [16 Oct 23:05] ? #1 Jisung [27 Oct] BxB Jaehyun Renjun Jaeren.