抖阴社区

                                    

"Taeyong-ah.." Panggilnya namun tak mendapat balasan dari istri keduanya itu.

Dengan cepat Jaehyun berjalan kearah lobby rumah sakit dan meminta bantuan kepada siapapun yang berada disana, satu security langsung ditariknya kearah dimana Taeyong pingsan dan meminta agar security itu segera membawa Taeyong untuk masuk kedalam rumah sakit. Diikuti dirinya dan sang bayi yang kini semakin keras menangis.

***

Gelapnya gang kecil serupa lorong itu tak membuat si mungil takut untuk menerobos masuk. Ia tak ingin menghentikan langkah kakinya dan berakhir dengan dirinya yang akan tertangkap oleh dua orang asing yang kini masih tengah mengejarnya. Dengan terseok, Renjun membawa kakinya terus berlari. Sementara dua orang asing yang mengejarnya hanya berjalan pelan, seolah meledek kearah Renjun. Seberapa jauh Renjun berlari, akan tetap tertangkap oleh keduanya.

"Berhentilah.. kau akan mati jika memaksa untuk tetap berlari sayang" Ucap salah satu dari mereka dengan perawakan gemuk. Walau dengan pencahayaan yang kurang, namun mereka masih bisa melihat pergerakan Renjun dengan jelas.

"KATAKAN APA MAU KALIAN?!" Teriak Renjun. Perut bagian bawahnya terasa begitu ngilu, membuatnya harus berdiri dengan tangannya menopang pada dinding bangunan yang mengapit lorong itu. Pusing juga sudah menderanya, ia tak bisa lagi jika harus memaksa diri terus berlari. Benar apa kata orang dihadapannya kini, cepat atau lambat ia akan mati jika memaksa untuk berlari dengan jahitan diperut yang belum sepenuhnya kering.

"Kau ikut dengan kami, dan biarkan kami membunuhmu. Jadi kau tak perlu repot-repot menyiksa diri untuk mati. Hahaha" Tawa keduanya menguar. Melihat wajah ketakutan Renjun menjadi kepuasan tersendiri bagi keduanya yang memang memiliki jiwa psikopat.

"KENAPA KALIAN MELAKUKAN INI PADAKU?! Arghh" Renjun menggeram kesakitan saat merasakan perutnya seperti tertohok benda tajam. Dan bisa dirasakan dari tangan mungilnya rasa hangat yang mengalir dari perut bekas sang bayi lahir. Digelapnya malam, ia yakin jika jahitannya kini terbuka hingga darah tak henti-hentinya mengalir. Pandangan matanya mulai mengabur dan sebelum benar-benar kehilangan kesadaran, bisa ia rasakan dua orang asing itu menangkap tubuhnya dan menyeretnya.

Si pemuda Huang tersenyum miris sebelum menutup matanya. Dan dalam hatinya berharap jika Tuhan masih mau memberinya kesempatan untuk bertahan dan bisa menemui malaikat kecilnya.

***

Lelaki Jung itu terus berjalan mondar-mandir di koridor rumah sakit yang sunyi, tangannya sibuk dengan benda pipih ditangannya. Menghubungi banyak pihak yang menurutnya mengetahui keberadaan Renjun saat ini. Rasa khawatir tentu saja menghinggapinya saat tak menemukan Renjun diruangannya, ditambah Taeyong yang pasti mengetahui sesuatu tentang Renjun belum juga tersadar, dan saat ini dalam keadaan kritis. Penyakitnya sudah berada dipuncaknya, kemoterapi yang rutin dijalaninya hanya memperlambat penyebaran sel kanker dalam tubuhnya.

Sudah mencoba mengecek CCTV rumah sakit, namun yang ditemuinya hanya saat lelaki manis itu keluar membawa bayinya dengan Taeyong yang memergoki dan setelah itu tak terlihat lagi keberadaan Renjun. Dan masalah bayi, beruntung si kecil masih bisa bertahan walau dokter yang menangani bayi itu merasa kesal dengan tindakan gila orang tuanya.

Dirinya juga tidak habis pikir dengan apa yang Renjun lakukan dengan membawa bayi yang jelas-jelas masih dalam keadaan rentan. Jika saja Taeyong tak membawa kembali bayi itu, mungkin saja bayi Jung sudah tak terselamatkan.

Walau kecewa pada tindakan egois Renjun, tapi masih terselip rasa khawatir pada yang lebih muda. Dan ia juga ingin tahu alasan dibalik Renjun nekad melakukan hal itu, jika hanya karena takut bayi itu akan diambil olehnya, maka sungguh ia tak akan pernah memaafkan Renjun untuk hal itu.

Once Again [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang