抖阴社区

                                    

"Bagaimana keadaan Taeyong, Jae?" Pasangan paruh baya datang dengan wajah panik saat mendapat kabar dari Jaehyun. Kedua orang tuanya segera memasuki ruangan dimana Taeyong dirawat diikuti Jaehyun dibelakang.

"Dia belum juga tersadar" Jawab Jaehyun seadanya.

"Si jalang itu benar-benar.." Umpat Nyonya Jung. Jaehyun yang mendengar sedikit terheran kenapa tiba-tiba sang ibu menyebut 'jalang', siapa yang dimaksud sang ibu?

"Ibu sudah mendengar semuanya, Jae. Taeyong menjadi seperti ini setelah berusaha menyelamatkan bayimu dari jalang itu" Jelasnya.

Jaehyun mendelik tak suka, walau sedikit benar Renjun hampir mencelakai bayinya, tapi tak pantas istri pertamanya itu mendapat sebutan jalang.

"Kita belum tahu alasan Renjun melakukan itu, eomma" Seakan tak terima dengan kesalahan yang sepenuhnya dilimpahkan pada Renjun, Jaehyun ingin berusaha membela, pasti ada alasan Renjun melakukan hal bodoh itu.

"Tak ada yang bisa dibenarkan dari segala tindakannya, Jae. Selain hampir membunuh bayimu, dia juga hampir membunuh Taeyong!"

Jaehyun terdiam. Seakan buntu karna jika ditelisik kembali, tak ada yang bisa dibenarkan dari tindakan istri pertamanya itu. Namun sungguh Jaehyun akan memaafkan Renjun, jika lelaki itu mau datang kepadanya dan mengatakan alasannya melakukan hal seberbahaya tadi.

"Kita bicarakan setelah Taeyong sadar" Pungkas Jaehyun, tak ingin memerpanjang perdebatannya dengan kedua orang tua.

"Kita bahkan tidak tahu Taeyong akan tersadar atau tidak" Jaehyun menghela nafas kasar, kenapa orang tuanya selalu mengatakan hal buruk? Tak sadarkah jika ucapan yang mereka lontarkan bisa saja menjadi doa dan Tuhan yang sedang berbaik hati akan mengabulkannya?

Lelaki Jung itu menatap nanar kearah ranjang dengan Taeyong diatasnya. Wajahnya begitu pucat, tubuh yang semakin kurus, dan kupluk yang selalu menutupi kepalanya, menyembunyikan rambut indahnya yang kini sudah menipis efek dari kemoterapi yang dijalaninya.

Mungkin terlihat jahat jika dilihat dari sudut pandang Renjun, karena dirinya lebih memilih merawat Taeyong daripada merawat kehamilan sang istri, tapi sungguh ini bukan sepenuhnya keinginannya. Ingin membagi waktu yang dimilikinya, namun banyak pihak yang seolah ingin mengambil seluruh waktunya. Pekerjaan, Taeyong bahkan kedua orang tuanya yang selalu mencari alasan demi kesibukan Jaehyun.

Suara memekakan telinga yang berasal dari alat pendeteksi kehidupan itu membuat kelima orang yang berada diruangan itu terperanjat. Jaehyun segera menghampiri Taeyong tak lupa tangannya memencet tombol agar tenaga medis yang menangani Taeyong segera datang.

Kedua orang tua Taeyong yang baru datang beberapa menit lalu sudah menangis meraung, melihat putra mereka tengah berjuang diantara hidup dan matinya.

Jaehyun menggenggam tangan dingin itu, mulutnya tak henti-hentinya mengucap harap pada sang Tuhan agar tak membawa Taeyong pergi malam ini. Hidupnya akan benar-benar hancur dengan adanya rentetan kejadian tak mengenakkan yang terjadi malam ini. Dua orang tersayangnya pergi dalam sekejap malam. Kenapa Tuhan begitu tega memberikan cobaan yang begitu berat pada dirinya. Apa ini karma yang diberikan Tuhan karna telah menyakiti hati seseorang.

Tubuh kekar itu ditarik paksa dan dengan sigap dokter yang baru datang langsung memeriksa keadaan pasiennya. Tak membutuhkan waktu lama hingga tiba-tiba alat itu melengkingkan suaranya tanda satu kehidupan telah pergi.

Jeritan tangis memenuhi ruangan serba putih itu, Nyonya Lee meraung disamping tubuh tak bernyawa sang putra. Sementara Tuan Lee menangis dalam diam, memeluk sang istri berusaha untuk memberikan sisa kekuatan yang dimilikinya.

Jaehyun beringsut mundur, hingga tubuhnya menabrak tembok bercat putih dibelakangnya, jatuh terduduk dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Menyembunyikan tangisnya disana. Ia memang belum sempat mencintai Taeyong, namun kepergiannya yang begitu cepat tak ayal membuatnya bersedih. Sahabat yang sudah menemaninya lebih dari separuh hidupnya itu kini sudah tiada. Entah kebahagiaan atau kesakitan yang sudah diberikannya, namun Jaehyun berharap Taeyong pergi dengan tenang dan akan menemukan kebahagiaan yang tak pernah didapatkannya di alam sana.

Once Again [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang