抖阴社区

17 : Permintaan Maaf

4K 288 0
                                        

Happy Reading!

••••

Ceklek

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Jauzan. Ia yang semula sedang memainkan ponsel sembari menunggu Harsa sadar menatap kearah pintu yang terbuka.

Disana, berdiri pak Atmaja, salah satu dosen di kampus yang terkenal dengan sifat galaknya. Pak Atmaja merupakan orang yang tadi memberikan hukuman pada Harsa.

Dirinya mendengar tentang kejadian yang terjadi pada Harsa dari mahasiswanya. Saat mendengar itu sontak saja pak Atmaja yang saat itu baru menyelesaikan pekerjaannya langsung mengambil langkah kearah gedung kesehatan kampus.

Tujuannya saat ini ingin mengetahui keadaan salah satu mahasiswanya sekalian ingin meminta maaf juga, karena mau bagaimanapun, Harsa seperti ini karena dirinya, dan ia sangat merasa bersalah saat ini.

Pak Atmaja melangkahkan kakinya mendekati bangsal Harsa. Jauzan berdiri dan menyalami dosennya itu dengan sopan.

"Dia belum sadar juga?" tanyanya pada Jauzan.

"Belum Pak," jawaban Jauzan sopan.

"Bapak minta maaf ya Jauzan, mau bagaimanapun keadaan Harsa menjadi seperti ini karena saya yang menghukumnya di tengah teriknya matahari."

Dapat Jauzan tangkap dalam indera pendengarannya, ada nada bersalah yang sangat besar dalam ucapan dosennya itu.

Jauzan menggelengkan kepala pelan, dirinya tersenyum kecil. "Bapak gak usah merasa bersalah gitu, lagian ini salahnya Harsa yang telat memasuki kelas Bapak, jadi dia harus nerima konsekuensinya. Walaupun harus berakhir seperti ini."

Ditengah obrolan mereka, terdengar lenguhan pelan dari arah Harsa. Jauzan dan pak Atmaja sontak langsung berdiri di sisi kiri dan kanan bangsal yang ditempati Harsa.

Harsa mengerjapkan matanya pelan, menyesuaikan cahaya lampu yang masuk pada rentina matanya.

"Kamu gak papa Harsa? Apa ada yang sakit?" tanya pak Atmaja dengan raut wajah khawatir.

Mendengar pertanyaan dosennya, Harsa menjawab, "Saya gak papa kok Pak, gak ada yang sakit, semuanya aman-aman aja. Saya kan strong!" Sebuah senyuman tengil tersemat di wajahnya.

"Beneran tidak apa-apa?" tanya pak Atmaja memastikan.

"Suer deh Pak, saya gak papa." Harsa masih menampilkan senyumannya, kali ini sebuah senyuman cerah.

Jauzan yang berada di sisi kiri Harsa hanya terdiam. Ia tahu jika saat ini kembarannya sedang berbohong, senyuman cerah itu terlihat dipaksakan.

"Saya ingin meminta maaf kepada kamu. Karena saya, kamu menjadi sakit seperti ini," ucap pak Atmaja.

"Gak perlu minta maaf atuh Pak, ini bukan salah Bapak. Ini salah saya juga yang telat masuk, padahal udah tahu peraturan masuknya jam berapa tapi malah saya langgar. Mungkin ini karma karena saya bikin Bapak kesel."

Pak Atmaja menggelengkan kepala tidak setuju dengan penjelasan Harsa.

"Yang ada, saya yang harusnya minta maaf, karena sudah membuat Bapak kesal tadi, sekarang saya minta maaf ya Pak," lanjut Harsa.

Pak Atmaja membalas senyuman Harsa. "Saya maafkan, lain kali jangan di ulang. Untung kelas saya masih bisa menyusul, jadi tidak perlu mengulang tahun depan. Mau kamu mengulang kelas saya tahun depan?" Alis pak Atmaja naik turun, mencoba menjahili mahasiswanya itu.

Harsa mencoba terbangun dari berbaringnya, dirinya memegang tangan dosennya itu dengan kedua tangan, lalu menciuminya bolak-balik. "Gak mau Pak, sekali aja cukup buat saya."

Our Home [END] ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang